• Home
  • About
  • Hubungi Kami
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Menu

Pejalan Sunyi

iklan banner
  • Home
  • Daftar Isi
  • News
  • Inspirasi
  • Seputar Guru
    • Regulasi Pendidikan
    • Perangkat Pembelajaran
    • Media Pembelajaran
    • Guru Menulis
    • Sertifikasi Guru
    • Pendataan Pendidikan
  • Tips & Trik
  • Budaya
    • Opini
    • Esai
    • Resensi Buku
    • Cerpen
    • Puisi
    • Anekdot
  • Maiyah
    • Tentang Maiyah
    • Kolom Mbah Nun
    • Kolom Jamaah Maiyah
    • Reportase Maiyah
  • Literasi
  • Download
  • Kirim Artikel

Artikel Populer

  • Tak Hanya Isi Beha yang Bikin 'Telan Ludah', Omset Jual Beha juga Mampu Membuat Mata Terpana
  • Perkiraan Turunnya Lailatul Qadar Berdasar Pengalaman Para Ulama Tashawuf
  • TANTANGAN PENDIDIKAN AGAMA DI SEKOLAH
  • Rasionalitas Sang "Kiai Mbeling"
  • Kesharlindung: Guru Mulia Karena Karya
  • MENELISIK FUNGSI GADGET DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
  • Surat Terbuka untuk Bapak Menteri Pendidikan Tercinta

Inspirasi

  • Pangdam IM Mayjen TNI Moch. Fachrudin Beri Beasiswa Kepada Bocah Penemu Energi Listrik
    Naufal Raziq sedang Berdiskusi dengan Pangdam IM Mayjen...
    Jun 03 2017 | Read more
  • #64TahunCakNun, Imam Bangsa
    “Ndhek dunyo iki alah mek sedhiluk rek, berjuang terus ndak masalah....
    May 27 2017 | Read more
  • Tak Hanya Isi Beha yang Bikin 'Telan Ludah', Omset Jual Beha juga Mampu Membuat Mata Terpana
    NAMA aslinya Agung Prasetyo, lebih dikenal dengan sebutan Agung BH...
    May 25 2017 | Read more
  • Kisah Khamim, Pemuda Asal Pekalongan Yang Naik Haji Dengan Jalan Kaki
    pejalansunyi.id | NAIK haji dengan jalan kaki. Siapapun yang mendengar...
    May 25 2017 | Read more
  • Angkot Pustaka: Upaya Menggiatkan Literasi di sela Mengais Sebutir Nasi
    Pejalansunyi.id | BAGI insan pendidikan, bulan mei tak mungkin...
    May 08 2017 | Read more

Pengunjung

Free counters!
top personal sites
top personal sites
Home / Esai / Kreatifitas Manusia Indonesia

Sunday, January 13, 2013

Kreatifitas Manusia Indonesia

Angkringan Lek Man Yogja: Foto diambil dari YogYes.Com
SYAHDAN, setelah puas berjalan-jalan menikmati sebuah tempat pariwisata, seorang wisatawan mancanegara beristirahat sejenak di warung tegal asli milik Indonesia. Ia memesan makanan dan minuman sekedar untuk mengganjal perut. Tiba-tiba, matanya tertumbuk pada makanan tradisional yang tertata di lapak.
“Ada apa, Tuan?” tanya pemilik warung yang mengetahui keheranan tamunya.
“Ini makanan apa?” wisatawan kita ini balik bertanya, sembari mencomot panganan di piring dan menunjukkannya kepada pemilik warung.
“Itu namanya onde-onde. Memangnya kenapa, Tuan?” kali ini, ganti pemilik warung yang keheranan.
“Kamu yang membuatnya sendiri?” tanya wisatawan itu lagi dengan mimik yang masih dipenuhi tanda tanya.
Pemilik warung tentu saja hanya mengangguk. Sebab, ia sendiri bersama istrinya yang membuat makanan kecil itu tiap pagi sebelum membuka warungnya.
“Berapa waktu yang kau butuhkan untuk membuat makanan ini?”
“Maksudnya?”
“Barang kecil-kecil yang menempel sekian banyak di panganan ini, butuh berapa lama engkau menempelkannya?” tanya sang wisatawan.
Pemilik warung ngeh. Ia mulai memahami kecamuk pikiran yang dialami oleh tamunya itu. Wisatawan kita ini berpikir, wijen yang menempel di onde-onde sedemikian banyaknya, berapa waktu yang dibutuhkan jika biji-biji wijen itu harus ditempelkan satu per satu?
“Saya perlu waktu satu bulan untuk menyelesaikan pekerjaan itu, Tuan!” goda si pemilik warung kemudian.

***

SEPENGGAL kisah diatas hanya sekedar ilustrasi, tentu saja tidak pernah ada dalam dunia nyata. Saya tuturkan di awal tulisan ini sekedar ingin menunjukkan kepada Anda bahwa masalah kreatifitas, orang-orang Indonesialah yang paling bisa diandalkan. 

Jika Anda mengamati keadaan di sekitar tempat Anda tinggal, di lingkungan kerja, atau bahkan di tempat-tempat jauh yang dikabarkan media cetak maupun elektronik, dengan gampang Anda bisa menemukan betapa ragam kreatifitas orang-orang Indonesia tak bisa dipandang sebelah mata. Kreatifitas yang saya maksud bukan hanya sekedar kemampuan melakukan rekayasa melahirkan ide-ide kreatif, sehingga bisa menemukan hal-hal baru dalam kehidupan. Bahkan kreatifitas itu telah menyentuh wilayah mengatasi kehidupan itu sendiri pada tingkat yang paling sulit.

Dari soal remeh-temeh hingga hal-hal besar, kreatifitas manusia Indonesia itu nomer satu. Tengoklah misalnya soal makanan. Bagaimana dari satu bahan baku bisa berubah wujud menjadi berbagai macam panganan dengan bentuk dan rasa yang berbeda-beda. Ketela bisa diolah menjadi keripik, getuk, gentelot, jemblem, sawut, rondo royal, dan masih banyak lagi jenis makanan tradisional lainnya berbahan dasar singkong. Dari beras bisa dibuat kerupuk, brubi, lemper, nogosari, dan lain sebagainya. Adakah masyarakat dari negara lain yang mampu melakukannya?

Baca Juga

  • Tantrum
  • Serpih-serpih Kisah Bersama Umbu Landu Paranggi
  • Mimpi Menciptakan Soeharto Baru
Maka tak heran jika makanan ala Indonesia beragam bentuk, nama dan jenisnya. Bahkan dari waktu ke waktu, kreatifitas orang Indonesia soal makanan dan cara pemasarannya mengalami perkembangan begitu rupa. Hari-hari ini, Anda tentu tak asing dengan istilah rawon setan, sambal petir, bakso nuklir, soto dog atau soto gebrak, dan lain sebagainya. Bukankah itu adalah hasil olah kreatifitas yang tak bisa dipandang remeh begitu saja?

Kopi Arang Lek Man Yogja
Kalau suatu hari nanti Anda jalan-jalan ke Yogjakarta, jangan lupa mampir ke sebuah warung kopi dekat Stasiun Tugu. Jangan kaget jika kemudian Anda temui sang pemilik warung dengan santainya menuangkan air yang dipanaskan dengan tungku berbahan-bakar bara membara. Ketika secangkir kopi yang telah diaduk itu siap dihidangkan, diambillah seonggokan bara menganga, lantas dicelupkannya ke air seduhan kopi hingga mengeluarkan bunyi jossss. Itulah Kopi Jos ala Lek Man stasiun tugu Yogjakarta.

Begitulah kreatifitas manusia Indonesia. Tak hanya soal makanan. Hal-hal lain bahkan bisa Anda temui dengan mudah dalam berbagai sektor kehidupan, dengan bentuk dan macam yang berbeda-beda. Dari soal musik, teknologi, budaya, dan lain sebagainya. Misalnya saja, bagaimana seorang mekanik sepeda motor memiliki kreatifitas dan keuletan luar biasa. Kalau ada mobil atau motor yang tak mungkin lagi diperbaiki, serahkan saja pada mekanik orang Indonesia. Dijamin mobil Anda akan langsung hidup. Kalau toh tak bisa hidup, ia akan berubah bentuk menjadi sesuatu yang lain, yang mungkin tak pernah Anda bayangkan sebelumnya. Anda yang tinggal di pedesaan tentu tak asing dengan mesin huller. Dengan adanya mesin itu, masyarakat desa sekarang tak perlu repot menggilingkan padi ke mesin penggilingan. Mereka cukup menantikan mesin itu lewat di depan rumahnya?

Itu semua adalah contoh kreatifitas masyarakat awam. Kalau mau contoh kreatifitas yang “besar” pun tak kekurangan. Misalnya, anak-anak Politeknik Surabaya yang berhasil memenangkan kejuaraan Kontes Robot di Jepang sekitar beberapa tahun silam. Atau Mahasiswa ITB yang baru-baru ini mendapatkan penghargaan dari Honda atas karyanya membuat alat bantu membaca untuk anak-anak penderita cacat mental. Kalau Anda pernah mendengar berita, tentu Anda akan mengetahui bagaimana ada seseorang yang mengganti bahan bakar bensin dengan gas LPG untuk menggerakkan kendaraan bermotornya. Bahkan, ada seseorang dari kabupaten kecil di wilayah Jawa Timur yang menggerakkan sepeda motornya dengan listrik dari akinya, sehingga membuatnya tak lagi membutuhkan bahan bakar premium.

Hal-hal semacam itulah yang membuat masyarakat Indonesia tetap survive di tengah situasi kehidupan macam apapun. Dan salah-satu bentuk kreatifitas “tingkat tinggi” pada kurun waktu terakhir adalah merebaknya para pedagang kaki lima di sejumlah daerah. Di tengah himpitan ekonomi yang kian menukik akibat negara yang tak kunjung mampu memberikan jaminan kesejahteraan bagi rakyatnya, mereka melakukan kreatifitasnya sendiri untuk bertahan hidup. Meskipun seringkali dianggap mengganggu ketertiban oleh pemegang kebijakan di negeri ini. Diakui atau tidak, keberadaan para pedagang kaki limalah yang membuat detak perekonomian tetap bisa dirasakan, khususnya di kalangan masyarakat menengah ke bawah. Kalau kemudian hingga saat ini, berbagai persoalan kian beranak-pinak dan menjadikan peri kehidupan masyarakat negeri ini tidak kunjung membaik. Pasti ada sesuatu yang salah. Pasti ada sesuatu yang di manage tidak dengan semestinya.

Alhasil, kalau Anda belum sepenuhnya percaya, sesekali adakanlah sayembara. Suruhlah mencari orang-orang di seluruh dunia yang tidak memiliki pekerjaan tetap, tapi berani kredit sepeda motor. Tidak punya uang berlipat-lipat, tapi merokoknya jalan terus. Pekerjaan hanya sebagai tukang tambal ban, tapi memiliki istri lebih dari satu. Anda pasti akan menemukan orang-orang semacam itu hanya di Indonesia. Percaya atau tidak, Anda bisa buktikan sendiri. Yang jelas, hanya orang Indonesialah yang memiliki keberanian untuk melakukan itu.(*)

Ditulis oleh :
Em. Syuhada'
Pengelola Taman Bacaan Alam Suwung
Lamongan

Tweet

Related Posts

  • Bangsa Yang Harus di Ruwat Musibah dan Musibah : Mungkin bangsa Indonesia memang perlu diruwat. Ruwat dalam bahasa Jawa, kurang lebih berarti
  • JALAN PINTAS BAGI Anda yang suka mencari jalan pintas, berhati-hatilah! Sebab, jika jalan yang Anda pilih ternyata terlarang d
  • Tantrum Iwan menangis, menjerit dan berguling-guling di lantai. Ia menuntut ibunya membelikan mainan mobil-mobilan di seb
  • Ulama, Kiai, Mubalig, Artis KONON istilah mula-mula muncul sebagai kesepakatan sesuatu kelompok atau kalangan tertentu. Istilah-istilah hadis,
  • KIAI CERET, KIAI GENTONG, ATAUKAH KIAI CINGKIR ..... DALAM menggambarkan tipikal kiai terkait fungsinya sebagai pembawa lentera, simbolisasi “kiai ceret” memang cocok di
  • SIASAT TUHAN ALKISAH, dahulu kala hiduplah dua orang raja yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda, seorang Raja mukmin dan R
Kreatifitas Manusia Indonesia
4/ 5
Oleh Admin
Admin Pada Sunday, January 13, 2013 Komentar
Pejalan Sunyi

Tentang Pejalan Sunyi

Pejalan Sunyi berusaha berbagi apa saja yang bermanfaat. Jika menurut Anda, artikel dalam blog ini bermanfaat, silahkan dibagi, jangan lupa meletakkan link Kreatifitas Manusia Indonesia sebagai sumbernya. Tabik!.

Berlanggangan via Surel

Suka dengan artikel di atas? Silahkan berlangganan melalui email untuk mendapatkan artikel terbaru dari Pejalan Sunyi.

Untuk menyisipkan kode pendek, gunakan <i rel="code"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan kode panjang, gunakan <i rel="pre"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan <i rel="image"> ... URL GAMBAR ... </i>

Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)
  • Artikel Terbaru
  • Arsip Blog

Artikel Terbaru

  • MENELISIK FUNGSI GADGET DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
  • PERKEMBANGAN teknologi informasi dan komunikasi adalah ... read more
    Oct 12 2017
  • Kualitas Manusia Pasca Ramadan
  • SUASANA masih cenderung sepi ketika saya tiba di Menturo. ... read more
    Jun 25 2017
  • Tata Cara Pendaftaran Sertifikasi Guru Jalur Prestasi 2017
  • A. Persyaratan Peserta Sertifikasi Guru Guru di bawah ... read more
    Jun 18 2017
  • Pendaftaran Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2017 Jalur Prestasi
  • pejalasunyi.id - SERTIFIKASI adalah proses pemberian ... read more
    Jun 18 2017
  • Download PP No. 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 Tentang Guru
  • Peraturan Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2008 tentang Guru ... read more
    Jun 12 2017
  • TANYA JAWAB PKB - GURU PEMBELAJAR TAHUN 2017
  • 1. APA YANG DIMAKSUD DENGAN PENGEMBANGAN ... read more
    Jun 08 2017

    Arsip Blog

    • October (1)
    • June (14)
    • May (18)
    • April (2)
    • February (1)
    • January (1)
    • January (1)
    • November (1)
    • August (2)
    • July (2)
    • June (3)
    • May (13)
    • April (26)
    • March (30)
    • February (43)
    • January (50)
    • December (4)

    Resensi Buku

    BH, Emha Yang Gelisah, Emha Yang Bercerita
    Kiai Arief Hasan, Cermin Pengilon Dari Beratkulon
    Menyongsong Era Kecerdasan Baru: Totalitas Inteligensi
    Reformasi PT. Dengkulmu Mlicet
    Sisi Lain Sosok Muhammad SAW
    Tidak, Jibril Tidak Pensiun
    Merenungi Piwulang Kehidupan
    Change Your Soul, Change Your Life!
    MENGOPTIMALKAN KECERDASAN ANAK
    Hidup Sehat ala Saridin, Mati Serius ala Madura
    Guru Profesional Pembina Moral
    Kesadaran Mengambil Jarak

    Kategori

    Anekdot Berita Pendidikan Cerpen Download Esai Guru Menulis Inspirasi Kolom Kolom Cak Nun Kolom Jamaah Maiyah Literasi News Opini Pendataan Pendidikan Puisi Regulasi Reportase Maiyah Resensi Buku Sertifikasi Guru Tentang Maiyah Tips & Trik

    Followers

    Pejalansunyi.id berusaha berbagi informasi yang bermanfaat. Jika ada ide, kritik, atau saran, silahkan hubungi kami dengan kontak berikut. Salam!

    Name Email Address important Content important

    Reportase Maiyah

  • Kualitas Manusia Pasca Ramadan
  • SUASANA masih cenderung sepi ketika saya tiba di Menturo. ... read more
    Jun 25 2017
  • Sastra dan Tiga Gelombang
  • BISAKAH kitab suci disampaikan tanpa sastra? Adakah kalimat ... read more
    Aug 03 2013
  • Ngaji, Bershalawat, dan Bersyukur Bersama
  • TANGGAL 27 Mei 2013 malam Kiaikanjeng, Progress, dan Jamaah ... read more
    Jun 04 2013
  • Mukadimah Kenduri Cinta Mei 2013: “Sumpah Berbisik"
  • Atas nama kemakmuran para penguasa mengklaim keabsahan ... read more
    May 07 2013

    Contact Form

    Name

    Email *

    Message *

    Artikel Random

    Memuat...
    Copyright © 2025 Pejalan Sunyi
    Template by Arlina Design