NAMA aslinya Agung Prasetyo, lebih dikenal dengan sebutan Agung BH (Buste Houder). Ia adalah seorang pengusaha pakaian dalam wanita yang sukses. Seantero Solo, terutama Pasar Klewer, pasti tak asing dengan namanya. Ia memiliki 16 kios dengan jumlah karyawan lebih dari 130 orang. Omsetnya pernah mencapai angka 7 miliar rupiah. Kios Agung saat ini menjadi sasaran utama bagi mereka yang ingin berbelanja BH dan pakaian dalam, skala grosir maupun eceran.
Siapa menyangka jika Agung BH awalnya adalah seorang kondektur Bis?
Unik memang jika melihat kisahnya. Bapak 3 anak
ini awalnya adalah kondektur bus antar kota. Sebelas tahun
menjalani profesi menjadi kondektur dengan PO yang berbeda-beda mulai dari Mulya Indah, Karya Jaya, Sumber Kencono, Mandala, Langsung Jaya, Panorama
Indah, Jaya Utama, dan lain sebagainya. Dia bahkan masih hafal nama-nama bus
beserta jurusannya.
gung Prasetyo sudah
bertransformasi menjadi Agung BH yang hingga saat ini menjadi brand-nya.
13 kios di pasar Klewer, dan di luar Solo ada 3 toko adalah asset kerja
kerasnya saat ini. Dalam sebulan omsetnya pernah mencapai 7 miliar
rupiah. 16 kios menjadi asetnya dan menjadi sasaran utama bagi mereka
yang hendak berbelanja BH dan pakaian dalam sekala eceran maupun grosir.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dhave/agung-bh-transformasi-mantan-kondektur-menjadi-wali-kotang_56526b59377b618919bd144f
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dhave/agung-bh-transformasi-mantan-kondektur-menjadi-wali-kotang_56526b59377b618919bd144f
Lantas, bagaimana ceritanya Agung bisa bertransformasi menjadi seorang pengusaha pakaian dalam wanita?
Menjadi kondektur sebenarnya bukan pilihan hidup seorang Agung Prasetyo, hanya karena memang tidak ada pilihan lain. Tak jarang ketika menjalankan tugas, dia harus berjejal berdesakan untuk sekedar menarik karcis. Saat itulah dia merasakan betapa sesaknya kehidupan yang membuat jengah hidupnya. Menjadi kondektur, istilah Agung "Yen Mangan Kaya Ratu, Yen Turu Kaya Asu (jika makan seperti raja, harus enak dan bergizi. Jika tidur dimanapun tempat laksana anjing)". Ia kemudian bertekad mengubah nasib, sampai kemudian beralih tugas menjabat sebagai Wali Kota(ng).
Cerita dimulai ketika pikiran Agung menerawang memikirkan perjalanan hidupnya. Tiba-tiba saja pandangan matanya tertuju pada jemuran pakaian entah milik siapa. Kebanyakan jemuran itu berupa Beha dan Celana Dalam. Dengan begitu saja ia bertanya pada sang istri, berapa banyak wanita ganti pakaian dalam dalam sehari. Sang istri dengan tentu saja mengernyitkan kening menjawab, "dua".
Inspirasi pun muncul. Jika seorang perempuan berganti pakaian dalam dua kali sehari berupa kutang dan celana dalam, maka dalam seminggu harus memiliki 14 pasang. Jika dalam satu keluarga ada bapak, ibu dan katakanlah dua anak laki-laki dan perempuan, maka 24 pasang kutang dan celana dalam harus dimiliki. Bagaimana jika satu RT, satu kampung, satu kecamatan, kabupaten.....?
Pikiran itulah yang mengubah dan membuatnya berhenti menjadi kondektur bus. Pada tahun 2009, genap 11 tahun menjadi kondektur, dia memilih pensiun. Agung kemudian memutuskan menjual seekor sapinya dan
laku 1,6 juta. Modal awal itu digunakannya untuk dagangan. Dengan tekad membuncah, ia lantas berbelanja pakaian dalam di Pasar Tanah Abang Jakarta, sebelum kemudian kembali ke solo untuk menjajakan barang dagangannya.Awal berjualan BH bukan perkara gampang. Ia harus melalui jalan terjal penuh semak berduri sebelum sukses menjemputnya. Tercatat dia pernah berjualan di pasar
Wonogiri, Sukoharjo, Klewer, dan lain-lain. Ujung-ujungnya nyaris sama, tak satu pun dagangannya ada yang laku. Hingga rasa
frustasi sempat menghampirinya diam-diam.
Namun untunglah, sebelas tahun hidup di jalanan tentu menempa mental Agung menjadi manusia yang tangguh dan tak gampang putus di tengah jalan. Sembari kembali menjadi penarik bus, dia juga fokus pada jualan BHnya. Lambat namun pasti, Agung menemukan ritme bagaimana bisa mencuri hati para pembelinya, sebelum dia menawarkan dagangannya.
Namun untunglah, sebelas tahun hidup di jalanan tentu menempa mental Agung menjadi manusia yang tangguh dan tak gampang putus di tengah jalan. Sembari kembali menjadi penarik bus, dia juga fokus pada jualan BHnya. Lambat namun pasti, Agung menemukan ritme bagaimana bisa mencuri hati para pembelinya, sebelum dia menawarkan dagangannya.
Alhasil, dalam beberapa tahun Agung sudah merajai pasaran pakaian dalam. Ia tak hanya menjual pakaian dalam, tapi juga memiliki tempat produksi dengan Agung BH sebagai brandnya. Agung kini telah memiliki 13 kios di pasar Klewer, dan di luar Solo ada 3 toko. Semua itu adalah hasil kerja kerasnya. 16 kios itu menjadi asetnya dan menjadi sasaran utama bagi mereka yang hendak berbelanja BH dan pakaian dalam sekala eceran maupun grosir.
Dari berjualan BH, Agung BH kini sudah terkenal di seantero Solo Raya dan menjadi ikonnya
pasar terbesar di Surakarta yakni pasar Klewer. Pria yang asli Mantingan
Kabupaten Magetan ini sudah mengecap manisnya kerja keras. Saat
ini hanya ingin menelan kepahitannya agar tidak terlena dengan arti
sebuah kesuksesan. 130 karyawannya digembleng agar menjadi Agung-agung
BH selanjutnya, tentu saja dengan kerja keras dan tak kenal menyerah.
Agung BH menjadi sosok fenomenal di tanah air karena keunikannya saat membanting stir dari kondektur menjadi ahli pakaian dalam. Sebuah kerja keras yang berbuah kesuksesan. Liku-liku jalan terjal penuh semak berduri berhasil dia lewati. Saat ini, tak hanya isi BH saja yang membikin orang terkadang 'telan ludah', kesuksesan finansial dari bisnis jual BH juga membuat mata orang terpana dengan omset yang dihasilkannya. (*)
*)dibahasakan kembali dari tulisan dhave di kompasiana.com
Tak Hanya Isi Beha yang Bikin 'Telan Ludah', Omset Jual Beha juga Mampu Membuat Mata Terpana
4/
5
Oleh
Admin
Untuk menyisipkan kode pendek, gunakan <i rel="code"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan kode panjang, gunakan <i rel="pre"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan <i rel="image"> ... URL GAMBAR ... </i>