TAK sedikit yang bilang, kecerdasan laduni sukar dicari. Alih-alih demikian, dalam terminologi klasik ditegaskan bahwa kecerdasan laduni adalah ilmu pemberian Tuhan yang diperoleh tanpa melalui proses belajar. Konsepsi ini lantas menafikan piranti metodologis kecerdasan, sehingga tak jarang mendorong timbulnya perilaku irasional, mistis, atawa klenik.
Sejumlah literatur kontemporer pun acapkali menopang konsepsi tersebut. Taruhlah contoh, Aktivasi Ilmu Laduni (Ilmu Ajaib Cerdas Seketika, Cara Pintar Tanpa Bekerja Keras) yang ditelorkan Rizem Aizid. Karya Rizem tak beranjak dari pembahasan normatif-doktrinal. Ia sekadar merajut serpih-serpih pemikiran tradisionalis hatta susah ditemukan unsur kebaruan.
Berbeda halnya bila menilik buku Laduni Quotient. Buah pena Ilung S. Enha ini hendak membongkar mistisme ilmu laduni. Laduni Quotient (LQ) sesungguhnya merupakan kecerdasan pemikiran yang bersifat ruhaniah. LQ tak datang dengan tiba-tiba. Dan, Ilung dengan trengginas membabar segugus piranti metodologis dalam upaya pencapaian LQ.
Kinerja LQ tak saja memerlukan optimalisasi dari potensi otak, melainkan pula dengan mendayagunakan akal, melipatgandakan potensi hati, hingga merambah ke wilayah ruh-ruhaniah. Itulah sebabnya, kecerdasan laduni tak mungkin tumbuh hanya dengan menggunakan potensi berpikir, namun juga dengan mendayagunakan potensi berzikir. Dengan menggabungkan kedua potensi itu serta dipadukan dengan getaran wirid dan kebeningan doa kecerdasan laduni akan tumbuh pada jiwa seseorang.
Bila dikaitkan dengan konsepsi kecerdasan yang selama ini telah diakrabi semisal Intelligence Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ), Spiritual Quotient (SQ), dan Emotional Spiritual Quotient (ESQ), Laduni Quotient (LQ) yang didedahkan Ilung mengisi celah-celah kekosongan paradigmatik-eksistensial yang ditanggalkan.
Konsepsi kecerdasan itu masih mengabaikan ruang ruhani dengan segala perangkatnya (dzauq, aql, shadr, fu’âd, qalb, bashîrah, dan lubb) yang beroperasi di wilayah hati. Karena itu, takkan sanggup mengungkap kebenaran realitas dengan sebenar-benarnya dan seterang-terangnya. Apalagi arus globalisasi dan teknologi informasi yang terus bergelombang acapkali menciptakan pusaran persoalan yang pelik. Tak jarang manusia tiba-tiba tergeragap. Menyadari betapa akal buntu berpikir dan bebal. Emosi pun liar serupa daun kering yang mudah terbakar. Sampai-sampai terombang-ambing di tengah ketidakpastian.
Fenomena ini sering menghantui masyarakat modern di tengah realitas serba-tak-terduga (hiperrealitas). Potensi kecerdasan IQ, EQ, SQ, dan ESQ tak mampu lagi menjadi sandaran. Untuk itu, dibutuhkan sebuah logika yang lebih luas dan lebih dalam dari itu. Dan, pada ruang inilah karya monumental Ilung S. Enha menemukan signifikansinya. Dengan gemulai, Ilung menabalkan konsep Laduni Quotient (LQ). Sebab, logika laduni merupakan pengejawantahan dari kecerdasan ruhaniah yang merupakan puncak akumulasi dari logika rasional, logika intuitif, dan logika spiritual.
LQ mengusung misi memadukan perangkat kecerdasan otak dan perangkat kecerdasan hati, untuk kemudian dihubungkan ke pusat atmosfir energi ruh. Sebab, untuk dapat memfungsikan LQ dibutuhkan energi yang sangat besar. Sedangkan energi yang berkumpar di dalam hati, masih kurang mencukupi. Apalagi sekadar energi yang terkandung di dalam otak manusia.
Di ruang pusat atmosfir energi ruh terkandung segala bentuk energi yang dibutuhkan bagi keberlangsungan hidup manusia dan guna mempercepat proses kecerdasan. Tak hanya energi kecerdasan yang tersimpan di sana, melainkan juga energi kesadaran, energi kekuatan, energi kecermatan, energi percepatan, energi kesabaran, energi keikhlasan, energi gerak yang tiada kenal putus asa, energi niat dan kesungguhan, energi inovasi, energi hening dan kebeningan, serta sederet energi-energi lain yang bisa diurai sendiri.
Buku ini akan membuka cakrawala baru mengenai kecerdasan laduni. Dengan piawai, Ilung menyusuri kanal-kanal hampa yang dilalui IQ, EQ, SQ, dan ESQ. Wacana kecerdasan laduni tidak sekadar dihamparkan, akan tetapi dikaji dengan kritis untuk direkonstruksi, sehingga kesan kecerdasan laduni yang rumit dan berbelit-belit segera tumbang. Inilah kontribusi Ilung yang laik diapresiasi. Di tangan Ilung, kecerdasan laduni yang dianggap sebagian orang sebagai sesuatu yang berat menjadi ringan dan begitu santai dipahami.
Maka, tepatlah sekira Jalaluddin Rakhmat dalam sepercik sambutan menegaskan bahwa neuroscience selama puluhan tahun melacak asal usul jiwa pada otak – pada materi yang bisa diamati dan karena itu bisa diukur. Semboyan mereka ialah Change your brain, Change your mind. Penelitian mutakhir membawa neuroscience kepada arah baru: Change your mind, change your brain. Dengan mengubah pikiran, Anda dapat mengubah struktur otak Anda, memangkas atau melahirkan neuron-neuron baru. Di balik pikiran ada jiwa. Ilung S. Enha telah mencoba masuk ke arah baru ini. Ia mengajak Anda untuk mengubah jiwa Anda dan akhirnya mengubah hidup Anda. Change your soul, Change your life! []
Judul Buku : Laduni Quotient (Model Kecerdasan Masa Depan)
Penulis : Ilung S. Enha
Penerbit : Kaukaba, Yogyakarta
Cetakan : Pertama, Juni 2011
Tebal : 192 halaman
Peresensi : Saiful Amin Ghofur
Sejumlah literatur kontemporer pun acapkali menopang konsepsi tersebut. Taruhlah contoh, Aktivasi Ilmu Laduni (Ilmu Ajaib Cerdas Seketika, Cara Pintar Tanpa Bekerja Keras) yang ditelorkan Rizem Aizid. Karya Rizem tak beranjak dari pembahasan normatif-doktrinal. Ia sekadar merajut serpih-serpih pemikiran tradisionalis hatta susah ditemukan unsur kebaruan.
Berbeda halnya bila menilik buku Laduni Quotient. Buah pena Ilung S. Enha ini hendak membongkar mistisme ilmu laduni. Laduni Quotient (LQ) sesungguhnya merupakan kecerdasan pemikiran yang bersifat ruhaniah. LQ tak datang dengan tiba-tiba. Dan, Ilung dengan trengginas membabar segugus piranti metodologis dalam upaya pencapaian LQ.
Kinerja LQ tak saja memerlukan optimalisasi dari potensi otak, melainkan pula dengan mendayagunakan akal, melipatgandakan potensi hati, hingga merambah ke wilayah ruh-ruhaniah. Itulah sebabnya, kecerdasan laduni tak mungkin tumbuh hanya dengan menggunakan potensi berpikir, namun juga dengan mendayagunakan potensi berzikir. Dengan menggabungkan kedua potensi itu serta dipadukan dengan getaran wirid dan kebeningan doa kecerdasan laduni akan tumbuh pada jiwa seseorang.
Bila dikaitkan dengan konsepsi kecerdasan yang selama ini telah diakrabi semisal Intelligence Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ), Spiritual Quotient (SQ), dan Emotional Spiritual Quotient (ESQ), Laduni Quotient (LQ) yang didedahkan Ilung mengisi celah-celah kekosongan paradigmatik-eksistensial yang ditanggalkan.
Konsepsi kecerdasan itu masih mengabaikan ruang ruhani dengan segala perangkatnya (dzauq, aql, shadr, fu’âd, qalb, bashîrah, dan lubb) yang beroperasi di wilayah hati. Karena itu, takkan sanggup mengungkap kebenaran realitas dengan sebenar-benarnya dan seterang-terangnya. Apalagi arus globalisasi dan teknologi informasi yang terus bergelombang acapkali menciptakan pusaran persoalan yang pelik. Tak jarang manusia tiba-tiba tergeragap. Menyadari betapa akal buntu berpikir dan bebal. Emosi pun liar serupa daun kering yang mudah terbakar. Sampai-sampai terombang-ambing di tengah ketidakpastian.
Fenomena ini sering menghantui masyarakat modern di tengah realitas serba-tak-terduga (hiperrealitas). Potensi kecerdasan IQ, EQ, SQ, dan ESQ tak mampu lagi menjadi sandaran. Untuk itu, dibutuhkan sebuah logika yang lebih luas dan lebih dalam dari itu. Dan, pada ruang inilah karya monumental Ilung S. Enha menemukan signifikansinya. Dengan gemulai, Ilung menabalkan konsep Laduni Quotient (LQ). Sebab, logika laduni merupakan pengejawantahan dari kecerdasan ruhaniah yang merupakan puncak akumulasi dari logika rasional, logika intuitif, dan logika spiritual.
LQ mengusung misi memadukan perangkat kecerdasan otak dan perangkat kecerdasan hati, untuk kemudian dihubungkan ke pusat atmosfir energi ruh. Sebab, untuk dapat memfungsikan LQ dibutuhkan energi yang sangat besar. Sedangkan energi yang berkumpar di dalam hati, masih kurang mencukupi. Apalagi sekadar energi yang terkandung di dalam otak manusia.
Di ruang pusat atmosfir energi ruh terkandung segala bentuk energi yang dibutuhkan bagi keberlangsungan hidup manusia dan guna mempercepat proses kecerdasan. Tak hanya energi kecerdasan yang tersimpan di sana, melainkan juga energi kesadaran, energi kekuatan, energi kecermatan, energi percepatan, energi kesabaran, energi keikhlasan, energi gerak yang tiada kenal putus asa, energi niat dan kesungguhan, energi inovasi, energi hening dan kebeningan, serta sederet energi-energi lain yang bisa diurai sendiri.
Buku ini akan membuka cakrawala baru mengenai kecerdasan laduni. Dengan piawai, Ilung menyusuri kanal-kanal hampa yang dilalui IQ, EQ, SQ, dan ESQ. Wacana kecerdasan laduni tidak sekadar dihamparkan, akan tetapi dikaji dengan kritis untuk direkonstruksi, sehingga kesan kecerdasan laduni yang rumit dan berbelit-belit segera tumbang. Inilah kontribusi Ilung yang laik diapresiasi. Di tangan Ilung, kecerdasan laduni yang dianggap sebagian orang sebagai sesuatu yang berat menjadi ringan dan begitu santai dipahami.
Maka, tepatlah sekira Jalaluddin Rakhmat dalam sepercik sambutan menegaskan bahwa neuroscience selama puluhan tahun melacak asal usul jiwa pada otak – pada materi yang bisa diamati dan karena itu bisa diukur. Semboyan mereka ialah Change your brain, Change your mind. Penelitian mutakhir membawa neuroscience kepada arah baru: Change your mind, change your brain. Dengan mengubah pikiran, Anda dapat mengubah struktur otak Anda, memangkas atau melahirkan neuron-neuron baru. Di balik pikiran ada jiwa. Ilung S. Enha telah mencoba masuk ke arah baru ini. Ia mengajak Anda untuk mengubah jiwa Anda dan akhirnya mengubah hidup Anda. Change your soul, Change your life! []
Judul Buku : Laduni Quotient (Model Kecerdasan Masa Depan)
Penulis : Ilung S. Enha
Penerbit : Kaukaba, Yogyakarta
Cetakan : Pertama, Juni 2011
Tebal : 192 halaman
Peresensi : Saiful Amin Ghofur
Change Your Soul, Change Your Life!
4/
5
Oleh
Admin
Untuk menyisipkan kode pendek, gunakan <i rel="code"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan kode panjang, gunakan <i rel="pre"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan <i rel="image"> ... URL GAMBAR ... </i>