• Home
  • About
  • Hubungi Kami
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Menu

Pejalan Sunyi

iklan banner
  • Home
  • Daftar Isi
  • News
  • Inspirasi
  • Seputar Guru
    • Regulasi Pendidikan
    • Perangkat Pembelajaran
    • Media Pembelajaran
    • Guru Menulis
    • Sertifikasi Guru
    • Pendataan Pendidikan
  • Tips & Trik
  • Budaya
    • Opini
    • Esai
    • Resensi Buku
    • Cerpen
    • Puisi
    • Anekdot
  • Maiyah
    • Tentang Maiyah
    • Kolom Mbah Nun
    • Kolom Jamaah Maiyah
    • Reportase Maiyah
  • Literasi
  • Download
  • Kirim Artikel

Artikel Populer

  • Daftar Penerima Tunjangan Khusus Daerah Terpencil (Dikdas SD-SMP) Tahun 2013
  • MENELISIK FUNGSI GADGET DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
  • Aku Pingsan disambar Geledek
  • Mengembalikan Akhirat Sebagai Makanan Utama, Dunia sekedar Lauknya

Inspirasi

  • Pangdam IM Mayjen TNI Moch. Fachrudin Beri Beasiswa Kepada Bocah Penemu Energi Listrik
    Naufal Raziq sedang Berdiskusi dengan Pangdam IM Mayjen...
    Jun 03 2017 | Read more
  • #64TahunCakNun, Imam Bangsa
    “Ndhek dunyo iki alah mek sedhiluk rek, berjuang terus ndak masalah....
    May 27 2017 | Read more
  • Tak Hanya Isi Beha yang Bikin 'Telan Ludah', Omset Jual Beha juga Mampu Membuat Mata Terpana
    NAMA aslinya Agung Prasetyo, lebih dikenal dengan sebutan Agung BH...
    May 25 2017 | Read more
  • Kisah Khamim, Pemuda Asal Pekalongan Yang Naik Haji Dengan Jalan Kaki
    pejalansunyi.id | NAIK haji dengan jalan kaki. Siapapun yang mendengar...
    May 25 2017 | Read more
  • Angkot Pustaka: Upaya Menggiatkan Literasi di sela Mengais Sebutir Nasi
    Pejalansunyi.id | BAGI insan pendidikan, bulan mei tak mungkin...
    May 08 2017 | Read more

Pengunjung

Free counters!
top personal sites
top personal sites
Home / Guru Menulis / B-B =O; Belajar - Buku = Omong Kosong

Sunday, January 20, 2013

B-B =O; Belajar - Buku = Omong Kosong

sumber foto: rahimimajinasi.wordpress.com
DI PENGHUJUNG tahun kemarin, saya kembali mendapatkan bingkisan dari penerbit buku ternama, yakni sebuah kalender kerja terbaru. Maklum, sekolah saya adalah satu dari sekian banyak sekolah yang memakai buku-buku penerbit yang memiliki motto Kami Melayani Ilmu Pengetahuan itu. Sebetulnya tak ada yang menarik dari kalender itu. Disamping karena desain cetakannya yang tidak lux, kalender itu pada dasarnya sama dengan kalender lain, yang berfungsi menawarkan informasi tentang hari dan tanggal. Namun yang membuat kalender itu menarik perhatian saya adalah sebuah tulisan yang termuat di dalamnya. Sebuah kalimat matematika tertulis, B – B = 0, yang diterjemahkan kedalam kalimat dengan tulisan kecil dibawahnya, Belajar Tanpa Buku adalah Omong Kosong.

Awalnya saya tidak mengalami peristiwa apa-apa. Namun ketika saya mencoba mencerna sederet kalimat yang dicetak dengan warna merah itu, tiba-tiba ada sesuatu yang mengganjal dibenak saya. Pertanyaan yang kemudian begitu menggelitik, betulkah buku adalah sesuatu yang vital, sehingga keberdaannya mutlak diperlukan dalam proses belajar? Betulkah belajar tanpa buku, akan menyebabkan manusia tak akan memperoleh hasil apa-apa selain hanya omong kosong belaka?

Berangkat dari kegelisahan itu, saya kemudian mencoba melakukan semacam transendensi. Bahwa Erlangga, jamak diketahui adalah penerbit yang sebagian besar produknya adalah buku-buku sekolahan. Itu artinya, sesungguhnya kalimat yang terpampang di kalender itu lebih ditujukan kepada mereka yang terlibat dalam dunia akademisi, dalam hal ini menyangkut guru, siswa, serta para praktisi dunia pendidikan formal pada umumnya.

Namun satu hal yang patut digarisbawahi, apa yang dipopulerkan oleh Erlangga melalui kalender itu harus dipahami bahwa ia tidak berlaku untuk semua manusia pada umumnya. Bukankah Sang Nabi SAW pernah bersabda, bahwa mencari ilmu ( baca; belajar ) tidak dibatasi usia. Bahwa kewajiban mencari ilmu berlaku untuk setiap makhluk yang bernama manusia, dan tidak hanya didominasi oleh mereka yang kebetulan diperkenankan mengenyam bangku sekolah? Maka, pada tulisan ini saya mencoba memfokuskan lebih jauh kaitan antara belajar dan buku jika dihubungkan dengan kemanusiaan secara utuh.

Baca Juga

  • MENELISIK FUNGSI GADGET DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
  • Tata Cara Mengikuti Lomba Jurnalistik Kemdikbud 2017
  • Guru Menulis, Antara Mulia dan Karya
Tak dapat dipungkiri, bahwa belajar adalah hal yang sangat esensial dalam kehidupan. Manusia sebagai makhluk yang memiliki nalar intelektual, tentu harus belajar untuk mempertahankan harkat kemanusiaannya. Ia harus secara ajeg melakukan aktifitas itu tanpa kenal lelah selagi hayat masih dikandung badan. Permasalahannya kemudian, bagaimana manusia harus belajar? Apakah jalan satu-satunya belajar adalah dengan melalui sebuah lorong yang bernama sekolah, mulai TK hingga Perguruan Tinggi? Dan dengan demikian, manusia tak memiliki kemungkinan untuk memasuki lorong-lorong yang lain?

Dilihat dari ranah kognitif, belajar adalah aktivitas yang dilakukan untuk merubah dari kondisi tidak tahu menjadi tahu. Pada titik ini, ketika seseorang tidak tahu terhadap disiplin ilmu tertentu, ia bisa belajar dengan menggunakan bantuan media, baik yang berupa sekolahan, guru maupun buku-buku secara umum. Namun yang perlu diingat, pengertian belajar dari sudut pandang ini sifatnya parsial. Artinya, ilmu yang diperoleh masihlah ilmu al-madrasah. Ia masih berada dalam tahap pengetahuan, dan tak ada jaminan apakah pengetahuan itu akan diterjemahkan kedalam sikap maupun perilaku, sehingga menjadi akhlak. Ini bisa dibuktikan dengan keadaan riil masyarakat modern seperti sekarang ini, dimana peningkatan jumlah sarjana universitas ternyata tidak berbanding lurus dengan peningkatan moral atau akhlaq. Bukankah tiap hari dapat kita saksikan lewat layar televisi, betapa degradasi moral telah demikian akutnya merambah kebudayaan masyarakat?

Namun ada model belajar yang kedua, ialah belajar dengan pengertian secara utuh. Proses dimana manusia berusaha sedemikian rupa untuk secara terus menerus memahami kemanusiaannya. Belajar dengan pengertian semacam ini sungguh sangat berbeda dengan pengertian yang pertama. Dalam menjalani proses ini, manusia dituntut untuk setia kepada hati nuraninya, dan tentu saja harus menghidupkan sedemikian rupa potensi pada dirinya untuk menghayati, merenungi dan mengapresiasi segala sesuatu yang tersebar di alam semesta. Pada tahap ini, yang diutamakan bukanlah mengetahui, tapi mengalami. Inilah yang dinamakan ilmu al-hayat. Pada tahap ini, keberadaan buku, guru atau bahkan sekolahan menjadi bukan sesuatu hal yang niscaya.

Sebenarnya, Tuhan menciptakan seremeh apapun makhluk dimuka bumi ini tak ada satupun yang sia-sia. Manusia sebagai makrokosmos dapat belajar pada alam semesta yang mikrokosmos. Ketika manusia melihat langit terbentang di cakrawala, dedaunan yang gugur dan meremah, matahari yang demikian gagahnya menyinari bumi, hujan yang turun dari langit, desiran angin, gejolak ombak, burung-burung yang beterbangan di angkasa, itu semua adalah media yang disediakan Tuhan untuk proses pembelajaran manusia. Lebih dari itu, manusia juga bisa belajar kepada dirinya sendiri, kepada kesalahan-kesalahan masa lalu, kepada pengalaman-pengalaman, dan bahkan kepada setan sekalipun. Bukankah setan yang notabene telah menyatakan perlawanan kepada-Nya ternyata masih menyimpan rasa takut kepada Tuhan? Bandingkan dengan perilaku kehidupan kebanyakan manusia modern. Bukankah mereka mengakui Tuhan? Namun apakah segala perilaku dan budaya hidup sehari-harinya telah mencerminkan rasa takut kepada-Nya?

Belajar memang perlu, dan bahkan harus. Tanpa belajar, manusia hanyalah akan menjadi organ yang mati. Ia sama sekali tak berbeda dengan batu, keledai, kambing, atau mungkin kucing. Tapi bagaimanakah belajar yang benar-benar belajar? Apakah cukup hanya dengan mengandalkan ilmu-ilmu sekolahan, dengan mengandalkan buku-buku yang ditulis oleh para pakar? Ataukah berupaya naik setingkat lebih tinggi dari keadaan itu dengan memaksimalkan potensi ruhaniyah untuk memahami realitas kehidupan? Semuanya berpulang kepada diri kita masing-masing, sebab kitalah yang akan menentukan siapa kita, bukan orang lain.(*)
Ditulis oleh:
Em. Syuhada'
Lamongan-Mojokerto

Tweet

Related Posts

  • Tata Cara Mengikuti Lomba Jurnalistik Kemdikbud 2017 pejalansunyi.id | Untuk mengikuti Lomba Jurnalistik Kemdikbud 2017 dengan Tema Penguatan Peran Keluarga dalam Pendid
  • Ayo Menulis, Wahai Para Guru! PERBINCANGAN seputar pendidikan memang selalu menarik. Diskusi tentangnya menawarkan berbagai pintu kemu
  • GURU: ‘Digugu dan Ditiru’ ataukah ‘Nek Minggu Turu’? TAK dimungkiri, kemajuan suatu bangsa tak bisa dilepaskan dari baik buruknya proses pendidikan yang dilaksanakan.
  • Betulkah Belajar bagi Anak Lebih Penting Daripada Bermain? SEORANG Ibu berkata kepada putranya yang sedang asyik bermain mobil-mobilan, “Ariefff, kok masih bermain sih, Mama
  • Guru Menulis, Antara Mulia dan Karya Pejalansunyi.id | GURU mulia karena karya. Tema itulah yang kembali diangkat pada peringatan Hari Guru Nasional (HG
  • Surat Terbuka untuk Bapak Menteri Pendidikan Tercinta SAAT surat ini ditulis, kami berharap pak menteri Anies Baswedan baik-baik saja. Semoga Bapak Menteri Pendidikan dan
B-B =O; Belajar - Buku = Omong Kosong
4/ 5
Oleh Admin
Admin Pada Sunday, January 20, 2013 Komentar
Pejalan Sunyi

Tentang Pejalan Sunyi

Pejalan Sunyi berusaha berbagi apa saja yang bermanfaat. Jika menurut Anda, artikel dalam blog ini bermanfaat, silahkan dibagi, jangan lupa meletakkan link B-B =O; Belajar - Buku = Omong Kosong sebagai sumbernya. Tabik!.

Berlanggangan via Surel

Suka dengan artikel di atas? Silahkan berlangganan melalui email untuk mendapatkan artikel terbaru dari Pejalan Sunyi.

Untuk menyisipkan kode pendek, gunakan <i rel="code"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan kode panjang, gunakan <i rel="pre"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan <i rel="image"> ... URL GAMBAR ... </i>

Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)
  • Artikel Terbaru
  • Arsip Blog

Artikel Terbaru

  • MENELISIK FUNGSI GADGET DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
  • PERKEMBANGAN teknologi informasi dan komunikasi adalah ... read more
    Oct 12 2017
  • Kualitas Manusia Pasca Ramadan
  • SUASANA masih cenderung sepi ketika saya tiba di Menturo. ... read more
    Jun 25 2017
  • Tata Cara Pendaftaran Sertifikasi Guru Jalur Prestasi 2017
  • A. Persyaratan Peserta Sertifikasi Guru Guru di bawah ... read more
    Jun 18 2017
  • Pendaftaran Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2017 Jalur Prestasi
  • pejalasunyi.id - SERTIFIKASI adalah proses pemberian ... read more
    Jun 18 2017
  • Download PP No. 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 Tentang Guru
  • Peraturan Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2008 tentang Guru ... read more
    Jun 12 2017
  • TANYA JAWAB PKB - GURU PEMBELAJAR TAHUN 2017
  • 1. APA YANG DIMAKSUD DENGAN PENGEMBANGAN ... read more
    Jun 08 2017

    Arsip Blog

    • October (1)
    • June (14)
    • May (18)
    • April (2)
    • February (1)
    • January (1)
    • January (1)
    • November (1)
    • August (2)
    • July (2)
    • June (3)
    • May (13)
    • April (26)
    • March (30)
    • February (43)
    • January (50)
    • December (4)

    Resensi Buku

    BH, Emha Yang Gelisah, Emha Yang Bercerita
    Kiai Arief Hasan, Cermin Pengilon Dari Beratkulon
    Menyongsong Era Kecerdasan Baru: Totalitas Inteligensi
    Reformasi PT. Dengkulmu Mlicet
    Sisi Lain Sosok Muhammad SAW
    Tidak, Jibril Tidak Pensiun
    Merenungi Piwulang Kehidupan
    Change Your Soul, Change Your Life!
    MENGOPTIMALKAN KECERDASAN ANAK
    Hidup Sehat ala Saridin, Mati Serius ala Madura
    Guru Profesional Pembina Moral
    Kesadaran Mengambil Jarak

    Kategori

    Anekdot Berita Pendidikan Cerpen Download Esai Guru Menulis Inspirasi Kolom Kolom Cak Nun Kolom Jamaah Maiyah Literasi News Opini Pendataan Pendidikan Puisi Regulasi Reportase Maiyah Resensi Buku Sertifikasi Guru Tentang Maiyah Tips & Trik

    Followers

    Pejalansunyi.id berusaha berbagi informasi yang bermanfaat. Jika ada ide, kritik, atau saran, silahkan hubungi kami dengan kontak berikut. Salam!

    Name Email Address important Content important

    Reportase Maiyah

  • Kualitas Manusia Pasca Ramadan
  • SUASANA masih cenderung sepi ketika saya tiba di Menturo. ... read more
    Jun 25 2017
  • Sastra dan Tiga Gelombang
  • BISAKAH kitab suci disampaikan tanpa sastra? Adakah kalimat ... read more
    Aug 03 2013
  • Ngaji, Bershalawat, dan Bersyukur Bersama
  • TANGGAL 27 Mei 2013 malam Kiaikanjeng, Progress, dan Jamaah ... read more
    Jun 04 2013
  • Mukadimah Kenduri Cinta Mei 2013: “Sumpah Berbisik"
  • Atas nama kemakmuran para penguasa mengklaim keabsahan ... read more
    May 07 2013

    Contact Form

    Name

    Email *

    Message *

    Artikel Random

    Memuat...
    Copyright © 2025 Pejalan Sunyi
    Template by Arlina Design