• Home
  • About
  • Hubungi Kami
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Menu

Pejalan Sunyi

iklan banner
  • Home
  • Daftar Isi
  • News
  • Inspirasi
  • Seputar Guru
    • Regulasi Pendidikan
    • Perangkat Pembelajaran
    • Media Pembelajaran
    • Guru Menulis
    • Sertifikasi Guru
    • Pendataan Pendidikan
  • Tips & Trik
  • Budaya
    • Opini
    • Esai
    • Resensi Buku
    • Cerpen
    • Puisi
    • Anekdot
  • Maiyah
    • Tentang Maiyah
    • Kolom Mbah Nun
    • Kolom Jamaah Maiyah
    • Reportase Maiyah
  • Literasi
  • Download
  • Kirim Artikel

Artikel Populer

  • Maiyahan Harlah NU 2013: Atlas Walisongo
  • Tak Hanya Isi Beha yang Bikin 'Telan Ludah', Omset Jual Beha juga Mampu Membuat Mata Terpana
  • Perkiraan Turunnya Lailatul Qadar Berdasar Pengalaman Para Ulama Tashawuf
  • Pendaftaran Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2017 Jalur Prestasi
  • TANTANGAN PENDIDIKAN AGAMA DI SEKOLAH
  • Rasionalitas Sang "Kiai Mbeling"
  • KENDURI CINTA APRIL 2013: Bergembira Bersama Kiai Kanjeng dan Mbak Via

Inspirasi

  • Pangdam IM Mayjen TNI Moch. Fachrudin Beri Beasiswa Kepada Bocah Penemu Energi Listrik
    Naufal Raziq sedang Berdiskusi dengan Pangdam IM Mayjen...
    Jun 03 2017 | Read more
  • #64TahunCakNun, Imam Bangsa
    “Ndhek dunyo iki alah mek sedhiluk rek, berjuang terus ndak masalah....
    May 27 2017 | Read more
  • Tak Hanya Isi Beha yang Bikin 'Telan Ludah', Omset Jual Beha juga Mampu Membuat Mata Terpana
    NAMA aslinya Agung Prasetyo, lebih dikenal dengan sebutan Agung BH...
    May 25 2017 | Read more
  • Kisah Khamim, Pemuda Asal Pekalongan Yang Naik Haji Dengan Jalan Kaki
    pejalansunyi.id | NAIK haji dengan jalan kaki. Siapapun yang mendengar...
    May 25 2017 | Read more
  • Angkot Pustaka: Upaya Menggiatkan Literasi di sela Mengais Sebutir Nasi
    Pejalansunyi.id | BAGI insan pendidikan, bulan mei tak mungkin...
    May 08 2017 | Read more

Pengunjung

Free counters!
top personal sites
top personal sites
Home / Reportase Maiyah / Pendidikan Karakter atau Pendidikan Moral?

Monday, January 21, 2013

Pendidikan Karakter atau Pendidikan Moral?

SABTU malam, 22 Desember 2012, Cak Nun dan Kiaikanjeng beserta Ibu Novia Kolopaking memenuhi undangan bermaiyahan di SMAN 1 Yogyakarta dalam rangka lustrum ke-11 SMA yang popular dengan sebutan SMA Teladan ini. Dalam sambutannya, Kepala Sekolah menyampaikan bahwa komitmen SMA 1 adalah melakukan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat melalui pendidikan dengan semangat nasionalisme, kedisiplinan, dan tanggung jawab. Karena itulah, dalam Maiyahan Lustrum ini, tak hanya siswa yang datang, melainkan juga masyarakat sekitar diundang.

Menyinggung soal komitmen pelayanan itu, Cak Nun menanggapi bahwa itu berarti sekolah ini telah meletakkan prinsip kesalehan (yaitu pelayanan kepada masyarakat) ke dalam pengembanan amanah menjalankan proses belajar-mengajar di sekolah ini. Cak Nun mengingatkan bahwa dalam bahasa Inggris melayani itu adalah “serve”, lalu beliau menanyakan kalau dalam bahasa Arabnya apa. Sunyi, tak ada yang menyahut. Kemudian Cak Nun menegaskan bahwa pelayanan itu dalam bahasa Arabnya adalah “ibadah. Abid atau abd berarti pelayan. Abdullah adalah pelayan Allah. “Selama ini istilah pelayanan dan abiid atau abd seolah-olah tak ada hubungannya.

Lebih jauh Cak Nun mengajak semua hadirin berpikir. “Kalau kita sudah berjanji akan mengabdi hanya kepada Allah (Iyyaka Na’budu), apakah itu berarti kita tidak boleh mengabdi kepada yang selain Allah, apakah kita boleh mengangkat tangan untuk hormat bendera?” Tanya Cak Nun. Sengaja beliau bertanya demikian karena belakang banyak orang yang dengan mudah menyesatkan atau memusyrikkan penghormatan yang bukan kepada Allah. Beberapa perwakilan siswa yang sudah berada di atas panggung diajak untuk menjawab pertanyaan ini. Di antaranya dijawab ‘boleh’ asal tidak menomorsatukan yang selain Allah. Yang lainnya lagi menjawab ‘boleh’ dan tergantung niatnya pula.

Secara lebih skematis Cak Nun memaparkan dan meminta semuanya mengingat mengenai empat hal yang perlu diperhatikan setiap kali kita berbicara tentang segala sesuatu, termasuk dalam kaitannya dengan menentukan bid’ah tidaknya sesuatu, serta baik-tidak baiknya suatu hal. Empat hal itu adalah identififikasi, definisi, lokasi, dan fungsi. “Maka mengenai pelayanan tadi jawabnya jelas: kalau kita melayani Allah maka kita terikat kepada Allah untuk taat kepada orangtua, melayani siswa, melayani masyarakat, dan seterusnya,” tegas Cak Nun.

Baca Juga

  • Kualitas Manusia Pasca Ramadan
  • Sastra dan Tiga Gelombang
  • Ngaji, Bershalawat, dan Bersyukur Bersama
Malam itu KiaiKanjeng tampil dengan busana yang lain dari biasanya, yaitu baju putih dipadu celana jeans biru. Di segmen awal KiaiKanjeng mengajak semua hadirin untuk berdiri dan menyanyikan lagu Padamu Negeri demi meneguhkan semengat nasionalisme dan cinta tanah air. Dua orang guru SMA Teladan juga diajak naik ke panggung untuk bersama-sama KiaiKanjeng menyanyikan beberapa lagu. Beberapa siswa yang turut naik ke panggung ini ketika ditanya minta lagu apa, mereka meminta lagunya Letto “Sebelum Cahaya” dan “Ruang Rindu” dan mereka pun diajak bersama menembangkan kedua lagu yang sangat akrab di telinga kaum remaja ini.

Sebagaimana biasa, Cak Nun mengajak berdialog dengan para siswa ini, dan di tengah dialog itu, beliau menyinggung pendidikan karakter yang belakangan ini diusung oleh Depdiknas sebagai suatu spirit pendidikan nasional. Tetapi sebelum itu Cak Nun menanyakan mengenai apa yang para siswa pahami mengenai pendidikan karakter ini. Salah seorang di antara mereka menjelaskan bahwa kita diberi ilmu, tetapi kalau kita bersikap atau berperilaku yang baik maka tidak akan bermanfaat pula ilmu kita di masyarakat. Cak Nun menanggapi, kalau yang demikian itu maka itu bukan berkaitan dengan pendidikan karakter melainkan pendidikan sosial.

Siswa yang lain menjawab bahwa karakter adalah ciri khusus. Berangkat dari jawaban terakhir ini Cak Nun memaparkan bahwa selama ini kita mengacaukan arti moral dan karakter. Moral itu kaitannya dengan baik atau buruk. Selama ini kita menyebut pendidikan karakter tetapi maksudnya pendidikan moral atau ditujukan agar siswa berperilaku baik. Padahal karakter itu bukan seperti itu. Karakter itu adalah ciri khusus, karakter itu hubungannya dengan kecenderungan spesifikasi. Kalau singa itu berbeda dengan kuda. Pendidikan karakter berurusan dengan pengembangan potensi-potensi khusus atau unik setiap manusia. “Kalau memang maksudnya adalah pendidikan moral ya sebut saja pendidikan moral, tetapi kalau yang dimaksud adalah pendidikan karakter, maka kita harus mengerti betul mengenai apa yang dimaksud dengan karakter,” tegas Cak Nun mengajak seluruh hadirin dan civitas akademika SMA Teladan untuk berpikir mendasar, tetapi juga luas.

Pembenahan konsepsi mengenai pendidikan karakter di atas adalah satu upaya yang oleh Cak Nun disebut sebagai proses detoksifikasi yang harus dilakukan karena selama ini boleh jadi kita telah mengandungi toksin-toksin yang sangat banyak, toksin-toksin pemahaman, pemikiran, makna maupun asosiasi kata yang selama ini mapan dalam pikiran kita. “Maka salah satu usaha untuk melakukan detokfisikasi dapat dimulai dari ‘kata’,” pesan Cak Nun. [Progress/23 Desember 2012]

Ditulis Oleh Helmi Mustofa
dari www.caknun.com


Tweet

Related Posts

  • MAIYAH HONGKONG: Bikin Meja, Bukan Pidato Tentang Gergaji MINGGU lalu (21/04/2013), Cak Nun dan Mbak Via diundang oleh TKW di Hongkong untuk melaksanakan acara maiyahan. Jum
  • KENDURI CINTA APRIL 2013: Menuju Tauhid SEKARANG giliran Syekh Nursamad Kamba angkat suara, “Saya nggak paham musik, tapi dari yang disuguhkan sejak awal j
  • Reportase Kenduri Cinta Februari 2013; "DECODING INDONESIA RAYA" SETELAH bulan sebelumnya ditiadakan, Jumat malam tanggal 8 Februari 2013 Kenduri Cinta kembali hadir di pelatar
  • Sastra dan Tiga Gelombang BISAKAH kitab suci disampaikan tanpa sastra? Adakah kalimat Nabi yang tidak indah? Bagaimana jadinya sembahyang tan
  • Memaknai Revolusi Dalam Maiyah Reportase Mocopat Syafaat 2013 Catatan : Fahmi Agustian HUJAN cukup deras yang mengguyur tanah Jogja pada pertengah
  • Mukaddimah Kenduri Cinta Februari 2013 : "DECODING INDONESIA" IBARATKAN SAJA, negeri ini adalah sebuah perangkat lunak komputer, software. Dibangun oleh tenaga-tenaga terampil
Pendidikan Karakter atau Pendidikan Moral?
4/ 5
Oleh Admin
Admin Pada Monday, January 21, 2013 Komentar
Pejalan Sunyi

Tentang Pejalan Sunyi

Pejalan Sunyi berusaha berbagi apa saja yang bermanfaat. Jika menurut Anda, artikel dalam blog ini bermanfaat, silahkan dibagi, jangan lupa meletakkan link Pendidikan Karakter atau Pendidikan Moral? sebagai sumbernya. Tabik!.

Berlanggangan via Surel

Suka dengan artikel di atas? Silahkan berlangganan melalui email untuk mendapatkan artikel terbaru dari Pejalan Sunyi.

Untuk menyisipkan kode pendek, gunakan <i rel="code"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan kode panjang, gunakan <i rel="pre"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan <i rel="image"> ... URL GAMBAR ... </i>

Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)
  • Artikel Terbaru
  • Arsip Blog

Artikel Terbaru

  • MENELISIK FUNGSI GADGET DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
  • PERKEMBANGAN teknologi informasi dan komunikasi adalah ... read more
    Oct 12 2017
  • Kualitas Manusia Pasca Ramadan
  • SUASANA masih cenderung sepi ketika saya tiba di Menturo. ... read more
    Jun 25 2017
  • Tata Cara Pendaftaran Sertifikasi Guru Jalur Prestasi 2017
  • A. Persyaratan Peserta Sertifikasi Guru Guru di bawah ... read more
    Jun 18 2017
  • Pendaftaran Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2017 Jalur Prestasi
  • pejalasunyi.id - SERTIFIKASI adalah proses pemberian ... read more
    Jun 18 2017
  • Download PP No. 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 Tentang Guru
  • Peraturan Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2008 tentang Guru ... read more
    Jun 12 2017
  • TANYA JAWAB PKB - GURU PEMBELAJAR TAHUN 2017
  • 1. APA YANG DIMAKSUD DENGAN PENGEMBANGAN ... read more
    Jun 08 2017

    Arsip Blog

    • October (1)
    • June (14)
    • May (18)
    • April (2)
    • February (1)
    • January (1)
    • January (1)
    • November (1)
    • August (2)
    • July (2)
    • June (3)
    • May (13)
    • April (26)
    • March (30)
    • February (43)
    • January (50)
    • December (4)

    Resensi Buku

    BH, Emha Yang Gelisah, Emha Yang Bercerita
    Kiai Arief Hasan, Cermin Pengilon Dari Beratkulon
    Menyongsong Era Kecerdasan Baru: Totalitas Inteligensi
    Reformasi PT. Dengkulmu Mlicet
    Sisi Lain Sosok Muhammad SAW
    Tidak, Jibril Tidak Pensiun
    Merenungi Piwulang Kehidupan
    Change Your Soul, Change Your Life!
    MENGOPTIMALKAN KECERDASAN ANAK
    Hidup Sehat ala Saridin, Mati Serius ala Madura
    Guru Profesional Pembina Moral
    Kesadaran Mengambil Jarak

    Kategori

    Anekdot Berita Pendidikan Cerpen Download Esai Guru Menulis Inspirasi Kolom Kolom Cak Nun Kolom Jamaah Maiyah Literasi News Opini Pendataan Pendidikan Puisi Regulasi Reportase Maiyah Resensi Buku Sertifikasi Guru Tentang Maiyah Tips & Trik

    Followers

    Pejalansunyi.id berusaha berbagi informasi yang bermanfaat. Jika ada ide, kritik, atau saran, silahkan hubungi kami dengan kontak berikut. Salam!

    Name Email Address important Content important

    Reportase Maiyah

  • Kualitas Manusia Pasca Ramadan
  • SUASANA masih cenderung sepi ketika saya tiba di Menturo. ... read more
    Jun 25 2017
  • Sastra dan Tiga Gelombang
  • BISAKAH kitab suci disampaikan tanpa sastra? Adakah kalimat ... read more
    Aug 03 2013
  • Ngaji, Bershalawat, dan Bersyukur Bersama
  • TANGGAL 27 Mei 2013 malam Kiaikanjeng, Progress, dan Jamaah ... read more
    Jun 04 2013
  • Mukadimah Kenduri Cinta Mei 2013: “Sumpah Berbisik"
  • Atas nama kemakmuran para penguasa mengklaim keabsahan ... read more
    May 07 2013

    Contact Form

    Name

    Email *

    Message *

    Artikel Random

    Memuat...
    Copyright © 2025 Pejalan Sunyi
    Template by Arlina Design