• Home
  • About
  • Hubungi Kami
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Menu

Pejalan Sunyi

iklan banner
  • Home
  • Daftar Isi
  • News
  • Inspirasi
  • Seputar Guru
    • Regulasi Pendidikan
    • Perangkat Pembelajaran
    • Media Pembelajaran
    • Guru Menulis
    • Sertifikasi Guru
    • Pendataan Pendidikan
  • Tips & Trik
  • Budaya
    • Opini
    • Esai
    • Resensi Buku
    • Cerpen
    • Puisi
    • Anekdot
  • Maiyah
    • Tentang Maiyah
    • Kolom Mbah Nun
    • Kolom Jamaah Maiyah
    • Reportase Maiyah
  • Literasi
  • Download
  • Kirim Artikel

Artikel Populer

  • DOWNLOAD APLIKASI PENGOLAH NILAI IJAZAH SD
  • Dilaporkan Kepala Sekolah, Pegawai Honorer Dipenjara Akibat UU ITE
  • Tak Hanya Isi Beha yang Bikin 'Telan Ludah', Omset Jual Beha juga Mampu Membuat Mata Terpana
  • “Enam Jalan Revolusi”
  • Maiyahan Harlah NU 2013: Atlas Walisongo
  • Cara Melakukan Cek SKTP di P2TK Dikdas
  • STRUKTUR KURIKULUM SD/MI 2013

Inspirasi

  • Pangdam IM Mayjen TNI Moch. Fachrudin Beri Beasiswa Kepada Bocah Penemu Energi Listrik
    Naufal Raziq sedang Berdiskusi dengan Pangdam IM Mayjen...
    Jun 03 2017 | Read more
  • #64TahunCakNun, Imam Bangsa
    “Ndhek dunyo iki alah mek sedhiluk rek, berjuang terus ndak masalah....
    May 27 2017 | Read more
  • Tak Hanya Isi Beha yang Bikin 'Telan Ludah', Omset Jual Beha juga Mampu Membuat Mata Terpana
    NAMA aslinya Agung Prasetyo, lebih dikenal dengan sebutan Agung BH...
    May 25 2017 | Read more
  • Kisah Khamim, Pemuda Asal Pekalongan Yang Naik Haji Dengan Jalan Kaki
    pejalansunyi.id | NAIK haji dengan jalan kaki. Siapapun yang mendengar...
    May 25 2017 | Read more
  • Angkot Pustaka: Upaya Menggiatkan Literasi di sela Mengais Sebutir Nasi
    Pejalansunyi.id | BAGI insan pendidikan, bulan mei tak mungkin...
    May 08 2017 | Read more

Pengunjung

Free counters!
top personal sites
top personal sites
Home / Kolom Cak Nun / NEGERI ORANG TERTAWA

Wednesday, February 27, 2013

NEGERI ORANG TERTAWA

Berpengalaman Dijajah

Saya berasal dari sebuah negeri yang penuh kehangatan hidup. Bakat utama bangsa saya adalah bergembira dan tertawa. Kaya atau miskin, menang atau kalah, mendapatkan atau kehilangan, kenyang atau lapar, sehat atau sakit – semuanya potensial untuk membuat kami bergembira dan tertawa.

Bangsa saya sangat murah hati. Mengekspor ke berbagai negara bukan hanya barang dan makanan, tetapi manusia. Penduduk negeri saya bertebaran di berbagai negara. Ada yang menjadi kaya, ada yang mati tak ketahuan kuburnya. Ada yang sukses, ada yang diperkosa. Ada yang pulang membawa modal lumayan, ada yang dipukuli, diseterika, dibenturkan kepalanya ke tembok. Dua kali saya membawa pulang wanita muda gegar otak dan badannya luka-luka, dari Cairo dan Riyadh ke Jakarta.

Aliansi Anti Deportasi di Jakarta melaporkan ia telah melaporkan hampir 3 juta kasus penindasan atas tenaga kerja Indonesia di luar negeri, dan tak satupun yang diselesaikan. Para pekerja yang sukses tidak ada yang bersikap egoistik: pulang ke tanah air, di Terrminal-3 Cengkareng Airport, mereka menyediakan diri untuk ditodong oleh banyak yang memang menunggu di sana untuk mencari nafkah. Itu membuat mereka menangis sejenak, tapi kemudian tertawa-tawa lagi. Karena penderitaan adalah memang sahabat yang paling akrab dengan mereka sejak kanak-kanak..

Bangsa saya sangat berpengalaman dijajah. Sebagian mereka menunggu penjajah datang ke kampungnya, sebagian yang lain menyeberang ke luar negeri untuk mencari penjajah.

Tuhan Menyesuaikan Diri pada Aturan Manusia

Bangsa Indonesia tidak memerlukan pemerintahan yang baik untuk tetap bisa bergembira dan tertawa. Kami tidak memerlukan perekonomian yang stabil, politik yang bersih, kebudayaan yang berkualitas – untuk mampu bergembira dan tertawa. Kami bisa menjadi gelandangan, mendirikan rumah liar sangat sederhana di tepi sungai, dan kami hiasi dengan pot-pot bunga serta burung perkutut.

Bangsa kami sangat berpengalaman dijajah, juga saling menjajah di antara kami. Dijajah atau menjajah, kami bergembira dan tertawa. Sayang sekali belum ada ilmuwan yang tertaik meneliti frekwensi tertawa bangsa kami – di rumah, di warung, di lapangan sepakbola, di ruang pertunjukan, di layar televisi, di tengah kerusuhan, di gedung parlemen, di rumah ibadah, di manapun saja. Ada orang terjatuh dari motor, kami menuding-nudingnya sambil tertawa. Orang bodoh ditertawakan. Apalagi orang pandai.

Kehidupan bangsa kami sangat longgar, sangat permisif dan penuh kompromi. Segala sesuatu bisa dan gampang diatur. Hukum sangat fleksibel. Idealisme tergantung keperluan. Ideologi bisa diubah kapan saja, asal menguntungkan. Kebenaran harus tunduk kepada kemauan kita. Bangsa saya bukan masyarakat kuno yang sombong dengan jargon “membela yang benar”. Kami sudah menemukan suatu formula pragmatis untuk kenikmatan hidup, yakni “membela yang bayar”.

Tuhan harus menyesuaikan aturan-aturan-Nya dengan perkembangan dan kemajuan hidup kita. Orang-orang yang memeluk Agama sudah sangat lelah berabad-abad diancam oleh Tuhan yang maha menghukumm, menyiksan, mencampakkan kita ke apir neraka. Tuhan yang boleh masuk ke rumah kita sekarang adalah Tuhan yang penuh kasih sayang, yang suka memaafkan dan memaklumi kesalahan-kesalahan kita. Sebagaimana kata-kata mutiara – “Manusia itu tempat salah dan khilaf”.

10 Kriteria Calon Presiden

Kami adalah bangsa yang sangat memegang prinsip. Di dalam memilih pemimpin atau Presiden kami punya beberapa tingkat kriteria:

Presiden yang baik adalah yang masih punya hubungan darah dengan saya.

Kalau tidak ada hubungan darah langsung ya tak masalah, asalkan Presiden yang bersangkutan masih ada cantolan keluarga, entah dari besan atau sekedar saudara angkat.

Kalau saudara sedarah tidak, saudara dari besan tidak, dan saudara angkat juga bukan, baiklah, asalkan Presiden itu punya hubungan baik dengan tetangga sebelah saya yang selama ini senasib sekemiskinan dengan kami sekeluarga.

Kalau terpaksanya tak ada hubungan dan cantolan darah, saudara angkat atau tetangga, tidak masalah, asal Presiden itu berasal dari kelompok, golongan atau partai politik yang saya ikut di dalamnya.

Kalau terpaksanya tidak sekelompok, tidak segolongan dan tidak separpol, tak jadi soal juga, asalkan ia melibatkan saya untuk turut aktif di dalam kekuasaannya.

Umpamanya terpaksa tidak dilibatkan dalam kekuasaannya, tak soal juga, asalkan ada saudara atau teman saya yang dijadikan pejabat, sehingga saya bisa kecipratan sedikit-sedikit.

Kalau tidak juga ada saudara atau teman saya yang diangkat jadi pejabat, tidak masalah, asalkan saya atau saudara saya atau teman saya diberi proyek usaha ekonomi, boleh perusahaan, boleh modal.

Kalau perusahaan dan modal pun tak disediakan juga, tak apalah, asalkan saya dikasih pekerjaan yang memadai demi penghidupan anak istri saya.

Kalau pekerjaan yang memadai tak disediakan juga, ya sudahlah asal pekerjaan saja cukuplah. Kalau tidak jadi Mandor,  jadi kuli pun tak apa-apa, asalkan keluarga saya tidak kelaparan.

Kalaupun sembilan syarat itu tak dipenuhi sama sekali, ya sudahlah, tetap saya akui dia sebagai Presiden bangsa saya.

Muhammad Ainun Nadjib

Baca Juga

  • Puasa, Menuju Makan Sejati
  • Cak Nun: Reformasi 1998 Bukan Hanya Gagal, Tapi Juga Palsu
  • Puasa, Setan, dan Gempa
2004

Tweet

Related Posts

  • Nasionalisme Muhammad SESUNGGUHNYA setiap manusia harus bergerak ke tahap penyikapan dan posisi pasca nasionalisme. Siapapun ia, apapun n
  • MADUBRONTO Siapa Madubronto? Adalah R Wedana Madubronto, seorang kerabat Kraton Jogjakarta yang menjadi guru Nyi Tjondrolukito,
  • Konspirasi Semesta ANIS Matta Presiden baru PKS menolong bangsa Indonesia dengan menyatakan bahwa ada konspirasi global yang mengancam n
  • "Valentine Day" Islami JUDUL ini harus dikasih tanda petik di awal dan akhir, karena sesungguhnya itu istilah ngawur dari sudut apapun ke
  • TUHAN TIDAK MURKA SEANDAINYA skala waktu kehidupan ini hanya dunia, seandainya hidup kita ini sekedar sepanjang jatah usia kita, maka y
  • Tarekat Terjun Bebas dan Jamu Air Gamping WAKTU yang diminta oleh Saridin untuk mempersiapkan diri telah dipenuhi. Dan kini ia harus membuktikan diri. Semua san
NEGERI ORANG TERTAWA
4/ 5
Oleh Admin
Admin Pada Wednesday, February 27, 2013 Komentar
Pejalan Sunyi

Tentang Pejalan Sunyi

Pejalan Sunyi berusaha berbagi apa saja yang bermanfaat. Jika menurut Anda, artikel dalam blog ini bermanfaat, silahkan dibagi, jangan lupa meletakkan link NEGERI ORANG TERTAWA sebagai sumbernya. Tabik!.

Berlanggangan via Surel

Suka dengan artikel di atas? Silahkan berlangganan melalui email untuk mendapatkan artikel terbaru dari Pejalan Sunyi.

Untuk menyisipkan kode pendek, gunakan <i rel="code"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan kode panjang, gunakan <i rel="pre"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan <i rel="image"> ... URL GAMBAR ... </i>

Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)
  • Artikel Terbaru
  • Arsip Blog

Artikel Terbaru

  • MENELISIK FUNGSI GADGET DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
  • PERKEMBANGAN teknologi informasi dan komunikasi adalah ... read more
    Oct 12 2017
  • Kualitas Manusia Pasca Ramadan
  • SUASANA masih cenderung sepi ketika saya tiba di Menturo. ... read more
    Jun 25 2017
  • Tata Cara Pendaftaran Sertifikasi Guru Jalur Prestasi 2017
  • A. Persyaratan Peserta Sertifikasi Guru Guru di bawah ... read more
    Jun 18 2017
  • Pendaftaran Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2017 Jalur Prestasi
  • pejalasunyi.id - SERTIFIKASI adalah proses pemberian ... read more
    Jun 18 2017
  • Download PP No. 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 Tentang Guru
  • Peraturan Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2008 tentang Guru ... read more
    Jun 12 2017
  • TANYA JAWAB PKB - GURU PEMBELAJAR TAHUN 2017
  • 1. APA YANG DIMAKSUD DENGAN PENGEMBANGAN ... read more
    Jun 08 2017

    Arsip Blog

    • October (1)
    • June (14)
    • May (18)
    • April (2)
    • February (1)
    • January (1)
    • January (1)
    • November (1)
    • August (2)
    • July (2)
    • June (3)
    • May (13)
    • April (26)
    • March (30)
    • February (43)
    • January (50)
    • December (4)

    Resensi Buku

    BH, Emha Yang Gelisah, Emha Yang Bercerita
    Kiai Arief Hasan, Cermin Pengilon Dari Beratkulon
    Menyongsong Era Kecerdasan Baru: Totalitas Inteligensi
    Reformasi PT. Dengkulmu Mlicet
    Sisi Lain Sosok Muhammad SAW
    Tidak, Jibril Tidak Pensiun
    Merenungi Piwulang Kehidupan
    Change Your Soul, Change Your Life!
    MENGOPTIMALKAN KECERDASAN ANAK
    Hidup Sehat ala Saridin, Mati Serius ala Madura
    Guru Profesional Pembina Moral
    Kesadaran Mengambil Jarak

    Kategori

    Anekdot Berita Pendidikan Cerpen Download Esai Guru Menulis Inspirasi Kolom Kolom Cak Nun Kolom Jamaah Maiyah Literasi News Opini Pendataan Pendidikan Puisi Regulasi Reportase Maiyah Resensi Buku Sertifikasi Guru Tentang Maiyah Tips & Trik

    Followers

    Pejalansunyi.id berusaha berbagi informasi yang bermanfaat. Jika ada ide, kritik, atau saran, silahkan hubungi kami dengan kontak berikut. Salam!

    Name Email Address important Content important

    Reportase Maiyah

  • Kualitas Manusia Pasca Ramadan
  • SUASANA masih cenderung sepi ketika saya tiba di Menturo. ... read more
    Jun 25 2017
  • Sastra dan Tiga Gelombang
  • BISAKAH kitab suci disampaikan tanpa sastra? Adakah kalimat ... read more
    Aug 03 2013
  • Ngaji, Bershalawat, dan Bersyukur Bersama
  • TANGGAL 27 Mei 2013 malam Kiaikanjeng, Progress, dan Jamaah ... read more
    Jun 04 2013
  • Mukadimah Kenduri Cinta Mei 2013: “Sumpah Berbisik"
  • Atas nama kemakmuran para penguasa mengklaim keabsahan ... read more
    May 07 2013

    Contact Form

    Name

    Email *

    Message *

    Artikel Random

    Memuat...
    Copyright © 2025 Pejalan Sunyi
    Template by Arlina Design