• Home
  • About
  • Hubungi Kami
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Menu

Pejalan Sunyi

iklan banner
  • Home
  • Daftar Isi
  • News
  • Inspirasi
  • Seputar Guru
    • Regulasi Pendidikan
    • Perangkat Pembelajaran
    • Media Pembelajaran
    • Guru Menulis
    • Sertifikasi Guru
    • Pendataan Pendidikan
  • Tips & Trik
  • Budaya
    • Opini
    • Esai
    • Resensi Buku
    • Cerpen
    • Puisi
    • Anekdot
  • Maiyah
    • Tentang Maiyah
    • Kolom Mbah Nun
    • Kolom Jamaah Maiyah
    • Reportase Maiyah
  • Literasi
  • Download
  • Kirim Artikel

Artikel Populer

  • Tak Hanya Isi Beha yang Bikin 'Telan Ludah', Omset Jual Beha juga Mampu Membuat Mata Terpana
  • Maiyahan Harlah NU 2013: Atlas Walisongo
  • DOWNLOAD APLIKASI PENGOLAH NILAI IJAZAH SD
  • Perkiraan Turunnya Lailatul Qadar Berdasar Pengalaman Para Ulama Tashawuf
  • Pendaftaran Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2017 Jalur Prestasi
  • TANTANGAN PENDIDIKAN AGAMA DI SEKOLAH
  • Seperti SIM, Sertifikat Pendidik akan hanya Berlaku 5 Tahun

Inspirasi

  • Pangdam IM Mayjen TNI Moch. Fachrudin Beri Beasiswa Kepada Bocah Penemu Energi Listrik
    Naufal Raziq sedang Berdiskusi dengan Pangdam IM Mayjen...
    Jun 03 2017 | Read more
  • #64TahunCakNun, Imam Bangsa
    “Ndhek dunyo iki alah mek sedhiluk rek, berjuang terus ndak masalah....
    May 27 2017 | Read more
  • Tak Hanya Isi Beha yang Bikin 'Telan Ludah', Omset Jual Beha juga Mampu Membuat Mata Terpana
    NAMA aslinya Agung Prasetyo, lebih dikenal dengan sebutan Agung BH...
    May 25 2017 | Read more
  • Kisah Khamim, Pemuda Asal Pekalongan Yang Naik Haji Dengan Jalan Kaki
    pejalansunyi.id | NAIK haji dengan jalan kaki. Siapapun yang mendengar...
    May 25 2017 | Read more
  • Angkot Pustaka: Upaya Menggiatkan Literasi di sela Mengais Sebutir Nasi
    Pejalansunyi.id | BAGI insan pendidikan, bulan mei tak mungkin...
    May 08 2017 | Read more

Pengunjung

Free counters!
top personal sites
top personal sites
Home / Reportase Maiyah / MAIYAH HONGKONG: Bikin Meja, Bukan Pidato Tentang Gergaji

Tuesday, April 23, 2013

MAIYAH HONGKONG: Bikin Meja, Bukan Pidato Tentang Gergaji

Maiyah Hongkong Cak Nun
MINGGU lalu (21/04/2013), Cak Nun dan Mbak Via diundang oleh TKW di Hongkong untuk melaksanakan acara maiyahan. Jumat sebelumnya (19/04/2013) Cak Nun dan Mbak Via bertolak dari Jogja pukul 06.00 pagi lengkap dengan membawa lima koper besar berisi titipan para TKI di sana; ada kerudung-kerudung dan baju-baju seragam pesanan mereka disana serta pernak-pernik lainnya. Di Jakarta mereka tiba sekitar pukul 7:10 WIB untuk transit yang kemudian melanjutkan penerbangan pukul 10.10, dan sampai di Hongkong pukul 16.10 waktu setempat.

Sesampai di Hongkong International Airport, sudah ada Mbak Hanny dan Mbak Ning – yang telah menjadi TKI di Hongkong selama 14 tahun – datang menjemput, dan langsung untuk dibawa ke sekretariat Lembaga Dakwah Az-Zahra di Causebay. Sekitar pukul 18.00 sampai di Sekretariat Dakwah Az-Zahra, tempat menginap sampai beberapa hari ke depan.

Di sekretariat itu Cak Nun dan Mbak Via sudah kedatangan beberapa TKI. Mereka langsung menceritakan uneg-uneg-nya, ngobrol-ngobrol santai seperti sama Bapak sendiri, membicarakan soal-soal yang mereka hadapi selama di negeri orang.

Menurut penuturan para TKW, dari pengalaman selama ini, ustadz-ustadz yang hendak diundang untuk memberikan pengajian di Hongkong maunya dihubungi langsung ke manajernya, sekaligus untuk pembicaraan mengenai “angka”.
“Nuwun sewu. Kita nggak pernah lho ngomongin berapa-berapa. Maka, saya jangan sampai ketemu ustadz-ustadz yang ada di Jakarta dan yang sering muncul di televisi-televisi itu.Nggak apa-apa kalau mereka begitu, tapi nggak usah ketemu sama saya lah. Saya di sini ini bapakmu. Kalau hal-hal seperti ini tidak saya jelaskan, kayak gitu-gitu itu kan saya malu,” kata Cak Nun sambil menunjuk poster yang sudah disebar untuk acara Minggu nanti, “Wis rapopolah.”
 Mbak Ning, TKI asal Kebumen yang bekerja secara freelance di bidang penjualan jasa penjemputan, guide, pindahan barang, dan sebagainya, menjelaskan bahwa di sini memang diperlukan yang seperti itu.

“Iya nggak apa-apalah, asal tahu saja bahwa saya ini bukan ustadz. Apa itu ustadz? Kowe diapusi. Ustadz itu, juga Kiai, nggak ada di Islam. Sekarang yang terjadi adalah podho ngapusi Islam. Ustadz, Kiai dijadikan profesi, pasang tarif, nyusahin orang kerja. Angel-angel nang Hongkong nyambut gawe malah diceramahi.”

“Ini mohon maaf, daripada kita nggak berguna. Mereka semua baik sama saya – ya ustadz-ustadz itu semua, tapi ya ndak usah ketemu saya. Bukan apa-apa, saya kan nggak mau ngomong gini di depan dia. Ya sudahlah kalau kamu mau cari makan di sana. Kan saya nggak mau basa-basi, jadi mending saya menghindar.”

“Kadang ada juga ustadz kalau yang diundang ke Hongkong kita benar-benar nego, kadang kita ngasih oleh-oleh, dia bilang ‘Ya sudah oleh-olehnya mentahan saja’, gitu katanya.” Lanjut Mbak Ning.

“Ini saya ngomong lebih sadis ya, lebih kejam,” jawab Cak Nun, “Sebenarnya kalian butuh apa toh dari pengajian-pengajian itu? Kalian sudah lebih baik kok. Emangnya orang harus pinter Quran? Kan nggak. Kamu berkelakuan baik, kamu jujur, kamu terampil kerja, itu sudah cukup. Sholat ya sudah belajar sholat, gitu thok.”

“Karena kita kan belajar dari Mbak Novi, dari awalnya kan kita begini, eh nggak tahunya terus begini. Oke kalau Sampeyan berdagang, kita beli. Jadi akhirnya kita nego. Kalau urusan lain, itu urusan Njenengan. Dan untuk hotel saya juga menyediakan cuma kebutuhan kita saja. Saya ingin ustadz datang Sabtu, Senin pulang lagi. kalaupun ustadz ingin pulang hari Rabu, Kamis, atau Jumat, itu sudah bukan tanggung jawab panitia. Kita akhirnya jadi begitu karena dari pengalaman,” Mbak Ning menjelaskan lebih lanjut.

“Aku ki wegahe ngurusi pengajian ki yo mergo ngono iku lho Dik.”

“Tahun kemarin, tahun 2012, kami nggak undang, kami stop sama sekali. Kalau kata wong Jowo, wis dikasih ati malah njupuk rempelo. Jadi ya dari pengalaman-pengalaman itu kita ambil yang kita bisa aja.”

“Saya sama Mbak Via itu bukan hanya tidak minta bayaran, tapi juga kita mbayari kalau di Indonesia. Saya bikin pengajian itu kami selenggarakan sendiri, tak bayari dhewe, tak ke’i honor.”

Baca Juga

  • Sastra dan Tiga Gelombang
  • Ngaji, Bershalawat, dan Bersyukur Bersama
  • Kualitas Manusia Pasca Ramadan
“Kalau kita sistemnya gini,” tambah Mbak Via, “Ada 4 : infaq, semi infaq, semi profesional, dan profesional. Kalau perusahaan besar wajib mereka profesional.”
Cak Nun melanjutkan penjelasan dari Mbak Via, “Misale bank ngundang aku, itu harus profesional supaya bisa disubsidikan ke yang infaq, sebab yang infaq ini 70%. Kalau infaq itu murni sound system dan semuanya dari kita. Kalau semi infaq, mereka menyediakan sound system. Kalau semi profesional untuk perusahaan tapi bukan perusahaan besar. Ada 4 macam itu, dan angkanya tidak boleh keluar dari kita. Itu harus keluar dari pengundang. Kita nggak boleh mengeluarkan angka. Begitu Anda tanya Cak Nun itu tarifnya berapa, langsung kita tolak. Aku ki ora nggolek duit, iki titipane Gusti Allah, ora arep tak dol. Aku nyambut gawe nduwe coro dhewe, saya nggak akan makan dari situ. Mlarat juga nggak apa-apa, semua Nabi mlarat kok kecuali Nabi Sulaiman dan Nabi Yusuf.”
 “Kalau dari pengalaman,” ujar Mbak Ning, “Sering mereka itu membawa kaset, CD, VCD sekian. Nah, kita harus menguangkan semua. Padahal itu kan nggak laku semua, jadi di sini numpuk-numpuk. Nah, dari situ kita belajar, jadi mau bawa kaset silahkan, tapi yang laku berapa, itu yang kami bayar. Sisanya silahkan bawa pulang.”

“Itu karena bukan permintaan ya. Kalau saya, ini saya bawa CD hanya karena sini yang minta. Ini ada 100-200, semua dari permintaan mereka,” cerita Mbak Via.

“Dan kita juga nggak akan menawarkan barang. Kalau kamu minta, kamu mau minta berapa, tak kasih. Nah mereka kan mintanya Mbak Via, CD-nya Mbak Via. Mereka tidak kenal saya kok.Az-Zahra itu tidak kenal saya nggak apa-apa. Nggak kenal itu, maksud saya, nggak kenal siapa sebenarnya saya, ngapain saja saya di Indonesia. Sebagian besar mereka kan menganggap saya ini ustadz. Aku sak jan-jane nek ora iso ngomong ngene iki yo sedih. Wong tadi waktu dari Jogja, orang-orang selalu manggil ustadz. Kowe nek ngundang ustadz atau kiai, sayanggak mau salaman.”
“Hidup jadi manusia saja susahnya nggak karu-karuan, kok mau ustadz-ustadzan. Sebab tak ada ustadz di dalam Islam, itu hanya karena semua jadi barang dagangan. Wali saja sekarang jadi barang jualan. Kalau saya ke sini ini bukan ke sekretariat ini, mungkin saya nggak akan ke sini. Wis aku tak turu ndhek kene. Kalau gini kan jadinya tidak membebani kalian, karena kalian juga tidurnya kan di tempat kerja masing-masing. Wis aku turu sak anane, aku ini anggap saja paklikmu, pakdhemu, atau mbahmu. Maka saya tidak membatasi diri. Acara pengajian biasanya kan 2 jam, tapi kalau kalian mau 5 jam, 7 jam, saya layani. Di 6 tempat di Indonesia itu kami sampai jam 3 atau 4 pagi.”
 “Ustadz ki ngopo ceramah-ceramah, wong dhe’e ra ngerti kowe kok. Dari Jakarta, entah dia dari mana, dia nggak tahu bagaimana hidupmu, nggak ngerti bagaimana susahmu, nggakpaham problemmu, lalu tiba-tiba datang membawa nasihat. Memangnya dia tahu apa? Psikolog bukan, ahli kejiwaan bukan, ahli ilmu sosial bukan, memahami kebudayaan masyarakat juga tidak. Ngertinya hanya hadits ini ayat itu.”
“Ngaji itu ngaji kehidupan bukan ngaji ayat, dan itu datang dari jamaah. Ayat berguna kalau untuk kehidupan, jadi tidak tiba-tiba datang ngomong ayat. Kalau kehidupan yang sedang kamu bicarakan membutuhkan apa kata Tuhan, baru ayatnya keluar. Nek ustadz kan ora, teko nggowo ayat sik, lah sing kate mbadhog ayat ki sopo?”
 Seperti dalam acara Maiyahan Minggu nanti, diberi judul ‘Tangguh’. Tangguh ini sangat luas pemaknaannya – kerja keras apapun tergantung permasalahannya.

“Jadi, istilahnya yang namanya ustadz itu kita undang, melayani kita?”

“Ya iyalah. Gini lho Dik, siapa yang membayari? Siapa juragannya? Mengapa kok mereka berlagak jadi majikan, wong mereka dibayar kok. Di mana-mana, orang yang dibayar itu yaburuh, yang membayar itu majikan.”

“Mulane aku ra gelem dibayar. Kalaupun ada share di antara kita, itu karena kita punya pemahaman bersama. saya ke sini ini bukan mau jualan. Mbak Via bawa CD itu juga karena diminta dari sini. Besok saya juga tidak membatasi, mau 8 jam juga ayok.”

“Kami memang butuh CD, kalau tidak butuh ya ngapain kita minta kan. Seperti juga seragam, kan kita minta tolong sama Mbak Via untuk mencarikan.”

“Bahkan kita tidak mampu memenuhi permintaan mereka. Misalkan baju, lah bagasine ra cukup. Ini pas 100 kilogram. Sebenarnya ngomong tangguh ini nggak usah susah-susah. Kalian semua itu tangguh Le, Ndhuk, kowe ki tangguh-tangguh. Mahasiswa sudah mulaigamoh, wis mulai getas nek coro Jawa Timur. Kalian itu kayu jati, kalau mereka itu trembesi-trembesi. Semakin tinggi jabatan orang, dia menjadi semakin tidak tangguh.”

“Sebenarnya itu yang harus disadari, kalian itu orang-orang tangguh. Semua orang di sana memang mempahlawankan TKW, tapi hanya dalam soal devisa. Mereka tidak memperhitungkan apakah berani menjadi TKW. Bupati memangnya berani menjadi ke pasar kayak TKW? Mereka tidak punya ketangguhan apa-apa, mereka kan bisanya merampok orang.”

“Juga ustadz, kamu pekerjakan untuk hal-hal yang kamu butuhkan, bukan hanya untuk memberi judul. Kamu ada masalah apa, kamu butuh apa, itu kalian himpun, dan mereka harus menguasai itu. Ibarat tukang kayu, kamu butuh meja, dia harus bikin meja. Bukannya datang untuk pidato tentang gergaji. Yang tangguh itu TKW/TKI. Kalian terhormat, kalian nggakmerepoti negara, nggak minta beasiswa, kalian nembus dhewe, ndaftar dhewe, itu yang namanya tangguh.”[]

sumber: www.kenduricinta.com

Tweet

Related Posts

  • KENDURI CINTA APRIL 2013: Jazz Tujuh Langit ADA yang berbeda dalam tata panggung Kenduri Cinta edisi April 2013 yang jatuh pada tanggal 12. Bonang, saron, re
  • Malam Peringatan Kanjeng Nabi Muhammad SAW Judul acaranya unik: Malam Peringatan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Diselenggarakan oleh Persatuan Muslim Dipowinatan.
  • Pendidikan Karakter atau Pendidikan Moral? SABTU malam, 22 Desember 2012, Cak Nun dan Kiaikanjeng beserta Ibu Novia Kolopaking memenuhi undangan bermaiyahan di
  • Kelas Menengah Islam, Di Mana Kau? (Menyambut Maulidan di Gambang Syafaat 25 Januari 2013) DALAM memperingati Maulid Rasulullah Muhammad SAW di Gambang
  • Legacies of Pluralism, Diversity, and Democracy SELASA, 22 Januari 2013, Consulate General of the United States of America di Surabaya menyelenggarakan acara ATr
  • Peran Sunan Kalijaga Untuk Indonesia Baru Sebagian transkrip rekaman padhangmbulan (23/09)  “SAAT ini, diperlukan tak hanya Sunan Kalijaga, tapi Sunan
MAIYAH HONGKONG: Bikin Meja, Bukan Pidato Tentang Gergaji
4/ 5
Oleh Admin
Admin Pada Tuesday, April 23, 2013 Komentar
Pejalan Sunyi

Tentang Pejalan Sunyi

Pejalan Sunyi berusaha berbagi apa saja yang bermanfaat. Jika menurut Anda, artikel dalam blog ini bermanfaat, silahkan dibagi, jangan lupa meletakkan link MAIYAH HONGKONG: Bikin Meja, Bukan Pidato Tentang Gergaji sebagai sumbernya. Tabik!.

Berlanggangan via Surel

Suka dengan artikel di atas? Silahkan berlangganan melalui email untuk mendapatkan artikel terbaru dari Pejalan Sunyi.

Untuk menyisipkan kode pendek, gunakan <i rel="code"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan kode panjang, gunakan <i rel="pre"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan <i rel="image"> ... URL GAMBAR ... </i>

Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)
  • Artikel Terbaru
  • Arsip Blog

Artikel Terbaru

  • MENELISIK FUNGSI GADGET DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
  • PERKEMBANGAN teknologi informasi dan komunikasi adalah ... read more
    Oct 12 2017
  • Kualitas Manusia Pasca Ramadan
  • SUASANA masih cenderung sepi ketika saya tiba di Menturo. ... read more
    Jun 25 2017
  • Tata Cara Pendaftaran Sertifikasi Guru Jalur Prestasi 2017
  • A. Persyaratan Peserta Sertifikasi Guru Guru di bawah ... read more
    Jun 18 2017
  • Pendaftaran Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2017 Jalur Prestasi
  • pejalasunyi.id - SERTIFIKASI adalah proses pemberian ... read more
    Jun 18 2017
  • Download PP No. 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 Tentang Guru
  • Peraturan Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2008 tentang Guru ... read more
    Jun 12 2017
  • TANYA JAWAB PKB - GURU PEMBELAJAR TAHUN 2017
  • 1. APA YANG DIMAKSUD DENGAN PENGEMBANGAN ... read more
    Jun 08 2017

    Arsip Blog

    • October (1)
    • June (14)
    • May (18)
    • April (2)
    • February (1)
    • January (1)
    • January (1)
    • November (1)
    • August (2)
    • July (2)
    • June (3)
    • May (13)
    • April (26)
    • March (30)
    • February (43)
    • January (50)
    • December (4)

    Resensi Buku

    BH, Emha Yang Gelisah, Emha Yang Bercerita
    Kiai Arief Hasan, Cermin Pengilon Dari Beratkulon
    Menyongsong Era Kecerdasan Baru: Totalitas Inteligensi
    Reformasi PT. Dengkulmu Mlicet
    Sisi Lain Sosok Muhammad SAW
    Tidak, Jibril Tidak Pensiun
    Merenungi Piwulang Kehidupan
    Change Your Soul, Change Your Life!
    MENGOPTIMALKAN KECERDASAN ANAK
    Hidup Sehat ala Saridin, Mati Serius ala Madura
    Guru Profesional Pembina Moral
    Kesadaran Mengambil Jarak

    Kategori

    Anekdot Berita Pendidikan Cerpen Download Esai Guru Menulis Inspirasi Kolom Kolom Cak Nun Kolom Jamaah Maiyah Literasi News Opini Pendataan Pendidikan Puisi Regulasi Reportase Maiyah Resensi Buku Sertifikasi Guru Tentang Maiyah Tips & Trik

    Followers

    Pejalansunyi.id berusaha berbagi informasi yang bermanfaat. Jika ada ide, kritik, atau saran, silahkan hubungi kami dengan kontak berikut. Salam!

    Name Email Address important Content important

    Reportase Maiyah

  • Kualitas Manusia Pasca Ramadan
  • SUASANA masih cenderung sepi ketika saya tiba di Menturo. ... read more
    Jun 25 2017
  • Sastra dan Tiga Gelombang
  • BISAKAH kitab suci disampaikan tanpa sastra? Adakah kalimat ... read more
    Aug 03 2013
  • Ngaji, Bershalawat, dan Bersyukur Bersama
  • TANGGAL 27 Mei 2013 malam Kiaikanjeng, Progress, dan Jamaah ... read more
    Jun 04 2013
  • Mukadimah Kenduri Cinta Mei 2013: “Sumpah Berbisik"
  • Atas nama kemakmuran para penguasa mengklaim keabsahan ... read more
    May 07 2013

    Contact Form

    Name

    Email *

    Message *

    Artikel Random

    Memuat...
    Copyright © 2025 Pejalan Sunyi
    Template by Arlina Design