• Home
  • About
  • Hubungi Kami
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Menu

Pejalan Sunyi

iklan banner
  • Home
  • Daftar Isi
  • News
  • Inspirasi
  • Seputar Guru
    • Regulasi Pendidikan
    • Perangkat Pembelajaran
    • Media Pembelajaran
    • Guru Menulis
    • Sertifikasi Guru
    • Pendataan Pendidikan
  • Tips & Trik
  • Budaya
    • Opini
    • Esai
    • Resensi Buku
    • Cerpen
    • Puisi
    • Anekdot
  • Maiyah
    • Tentang Maiyah
    • Kolom Mbah Nun
    • Kolom Jamaah Maiyah
    • Reportase Maiyah
  • Literasi
  • Download
  • Kirim Artikel

Artikel Populer

  • GURU: ‘Digugu dan Ditiru’ ataukah ‘Nek Minggu Turu’?
  • Cara Unduh Formulir NUPTK
  • Peran Sunan Kalijaga Untuk Indonesia Baru
  • Daftar Penerima Tunjangan Khusus Daerah Terpencil (Dikdas SD-SMP) Tahun 2013
  • Prosedur Melakukan Verifikasi dan Validasi NUPTK 2013
  • Kiai Arief Hasan, Cermin Pengilon Dari Beratkulon
  • Daftar Penerima Tunjangan Kualifikasi S1 Tahun 2013

Inspirasi

Pengunjung

Free counters!
top personal sites
top personal sites
Home / Reportase Maiyah / Cinta dalam Dimensi Ruang dan Waktu

Saturday, February 16, 2013

Cinta dalam Dimensi Ruang dan Waktu

Baca Juga

Reportase Pengajian Padhangmbulan 19/11/2002

Kehadiran kita di Padhangmbulan seratus persen untuk menambah keakraban kita dengan Allah SWT. Yang disebut keakraban dengan Allah, kalau anda berkenan nanti saya sama Cak Fuad ingin menjelaskan secara ilmu bener-bener, beda antara ilmu dengan ma'rifat.

Semakin kita mengenal nilai-nilai semakin langkah-langkah kita lebih punya makna. Semakin kita tidak mengenal nilai-nilai, maka apapun yang kita lakukan, sebesar apapun, menjadi kurang bermakna. Itu nanti akan kita jelaskan dari sudut ilmu bahasa, ilmu laku sampai praktek-praktek dalam sejarah, kemudian kemungkinan-kemungkinan anda semua untuk menemukan pilihan didalam bidang ilmu dan bidang ma'rifat.

Orang-orang modern hanya mengenal ilmu dan bingung apa sebenarnya ma'rifat, meskipun kata ma'rifat itu dalam bahasa Indonesia disebut pengetahuan. Tetapi pada saat orang modern mengalami kebingungan mengenai ma'rifat, orang-orang Islam sendiri juga bertahayyul-tahayyul tentang ma'rifat. Oleh karena itu nanti akan kita coba urai tentang masalah ini... tetapi acara inti pada malam hari ini adalah pesta dengan Allah, pesta dengan Kanjeng Nabi...

Begitu urai Cak Nun dalam membuka Maiyah Padhang mBulan tanggal 19 November 2002 yang bertepatan dengan tanggal 15 Romadhon 1423 H sebelum memulai dengan pembacaan shalawat dan wirid-wirid sebagaimana biasanya. Mungkin karena terbawa “hawa” ramadhan suasana pada malam itu terasa lebih khusu' dan gayeng daripada biasanya.

Wirid Asmaul Husna
"Anda ingat", kata Cak Nun disela-sela wirid Asmaul Khusna Yaa Rohman Yaa Rohiim, "menurut ilmu bahasa, rohman adalah cinta Allah yang meluas, sedang rohiim cinta Allah yang mendalam. Jadi kalau kita membaca Yaa Rohmaan berarti kita sedang mensyukuri rahmat Allah kepada seluruh alam semesta secara universal, rahmat kepada semua umat manusia termasuk yang kafir, yang munafik, termasuk juga kepada binatang, awan, angin, langit, bumi, kepada seluruhnya. Rohman itu cinta Allah dalam dimensi ruang, sedang rohiim adalah cinta yang khususon, kasih sayang Allah kepada orang-orang yang memenuhi kriteria-kriteria untuk mendapatkan kasih sayang Allah secara khusus. Bedanya, cinta yang rohman adalah cinta yang sangat luas tetapi hanya berlaku di dunia sehingga disebut cinta dalam dimensi ruang. Kalau rohim cinta Allah yang khusus tetapi berlaku sangat panjang, maka disebut cinta dalam dimensi waktu, cinta Allah kepada anda berlaku tidak hanya selama anda hidup, tetapi juga berlaku sampai ke akherat, sampai ke sorga".

"Jadi, jika anda membaca Yaa Rohmaan anda ingat kepada seluruh warga alam semesta, ketika anda membaca Yaa Rohiim anda mengingat nasibmu sendiri di hadapan Allah sampai ke akherat kelak. Ada dialektika atau imbal-imbalan, coba sekarang anda ingat urut-urutan kata Alhamdulillaahi Robbil "aalamiin. Kata alhamdulillah itu segala puji memusat kepada Allah, karena alhamdu hanya lillah. Titik fokusnya hanya Allah, tetapi Allah kemudian melebarkan pusat itu ke al- 'aalamiin. Kalau digambar , alhamdulillah itu memusat, terus ternyata Allah itu bukan hanya Allah di satu titik, tetapi Allah adalah Robbul'aalamiin, pengasuh seluruh alam. Tidak hanya satu alam tetapi al-'aalamiin, bukan al-'alm saja tetapi al-'aalamiin. Ini dialektika namanya, setelah memusat ke satu titik, melebar lagi, setelah itu memusat lagi kemudian melebar lagi. Begitulah kita, kita melihat diri kita terus ingat masyarakat, ingat masyarakat kemudian ingat diri kita. Maka inti ilmunya adalah kalau anda melihat langit, ingatkah engkau kepada Allah? Kalau engkau melihat kambing yang digembalakan sore-sore anda ingat kepada Allah robbanaa maa kholaqta haada batila. Melihat apa saja menemukan Allah padanya".

"Sayyidina Abu Bakar ra. dalam menemukan nilai-nilai, menemukan kebenaran, menemukan Allah beliau membutuhkan proses yang sifatnya kultural, opo anane, alon-alon. Beliau menghayati secara kultural sehingga menemukan Allah didalam perjalanan budayanya. Kalau Sayyidina Umar bin Khattab ra., beliau bukan manusia kultural tetapi manusia radikal. Begitu mau membunuh Rasulullah, di tengah jalan beliau dikasih tahu bahwa adiknya sendiri adalah pengikut Rasulullah maka beliau kembali pulang untuk membunuh adiknya, tetapi begitu sampai di rumah adiknya, mendengar Surat Thoha yang sedang dibaca oleh adiknya, beliau langsung mengambil keputusan untuk masuk Islam. Jadi untuk menemukan Allah beliau mengalami secara radikal. Lain lagi dengan Sayyidina Usman Ibnu Affan ra., metodenya dalam rangka untuk menemukan Allah dengan cara menimbang-nimbang karena beliau adalah seorang pengusaha, seorang konglomerat".

"Puncaknya adalah Sayyidina Ali bin Abi Tholib krw., beliau tidak memakai metode kultural, tidak memakai metode radikal, juga tidak memakai metode keseimbangan, tetapi tanpa metode untuk menemukan Allah. Kalau menemukan daun yang tampak oleh beliau bukan daun tapi yang terasa adalah Allah. Baginya yang ada sesungguhnya hanyalah Allah, daun itu sebenarnya tidak ada tetapi diada-adakan. Engkau tidak ada yang ada hanyalah Allah, engkau hanya semu, hanya sementara, engkau tidak sungguh-sungguh ada, maka Ali menemukan Allah secara langsung tanpa metode".
"Jadi temen-temen sekalian" lanjut Cak Nun, " dalam mewiridkan Yaa Rohman Yaa Rohiim ini mohon dimasuki penghayatan seperti itu supaya hidupmu dikelilingi dan ditaburi oleh kasih sayang Allah, baik yang bersifat rohman maupun yang bersifat rohiim"(*)

Sumber : Catatan Rudd Blora

Tweet

Related Posts

Cinta dalam Dimensi Ruang dan Waktu
4/ 5
Oleh Admin
Admin Pada Saturday, February 16, 2013 Komentar
Pejalan Sunyi

Tentang Pejalan Sunyi

Pejalan Sunyi berusaha berbagi apa saja yang bermanfaat. Jika menurut Anda, artikel dalam blog ini bermanfaat, silahkan dibagi, jangan lupa meletakkan link Cinta dalam Dimensi Ruang dan Waktu sebagai sumbernya. Tabik!.

Berlanggangan via Surel

Suka dengan artikel di atas? Silahkan berlangganan melalui email untuk mendapatkan artikel terbaru dari Pejalan Sunyi.

Untuk menyisipkan kode pendek, gunakan <i rel="code"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan kode panjang, gunakan <i rel="pre"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan <i rel="image"> ... URL GAMBAR ... </i>

Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)
  • Artikel Terbaru
  • Arsip Blog

Artikel Terbaru

Arsip Blog

  • October (1)
  • June (14)
  • May (18)
  • April (2)
  • February (1)
  • January (1)
  • January (1)
  • November (1)
  • August (2)
  • July (2)
  • June (3)
  • May (13)
  • April (26)
  • March (30)
  • February (43)
  • January (50)
  • December (4)

Resensi Buku

Kategori

Anekdot Berita Pendidikan Cerpen Download Esai Guru Menulis Inspirasi Kolom Kolom Cak Nun Kolom Jamaah Maiyah Literasi News Opini Pendataan Pendidikan Puisi Regulasi Reportase Maiyah Resensi Buku Sertifikasi Guru Tentang Maiyah Tips & Trik
Pejalan Sunyi

Followers

Pejalansunyi.id berusaha berbagi informasi yang bermanfaat. Jika ada ide, kritik, atau saran, silahkan hubungi kami dengan kontak berikut. Salam!

Name Email Address important Content important

Reportase Maiyah

Contact Form

Name

Email *

Message *

Artikel Random

Memuat...
Copyright © Pejalan Sunyi
Template by Arlina Design