KALAU Anda pernah ke Padhang Mbulan, Bangbang Wetan, Kenduri Cinta, atau beberapa even pengajian maiyah yang digelar di beberapa kota, baik yang rutin maupun tentatif, Anda tentu tak asing dengan nuansa acara yang diselubungi pengembaraan ilmu yang mengalir dan begitu dinamis. Dalam forum-forum Maiyah, Cak Nun seringkali membeberkan dan mengajak kepada para hadirin menemukan secara empirik empat peran Tuhan dalam kehidupan seperti yang diuraikan dalam Al Qur'an Surat Ath-Thalaq.
Fungsi pertama adalah Tuhan sebagai pemberi solusi atau jalan keluar atas semua problematika hidup umat manusia. Manusia adalah makhluk serba terbatas. Karenanya, apapun yang diupayakan, suatu saat pasti akan terbentur pada pada kendala-kendala, dan kebuntuan-kebuntuan. Maka, sudah menjadi kewajiban manusia untuk menyerahkan segala sesuatunya hanya kepada Allah Swt atas segala problem dan persoalan hidupnya. Manusia tetaplah diwajibkan untuk berusaha, namun Tuhanlah yang menentukan. Bila manusia berupaya dengan sungguh-sungguh, tawadlu', dan tidak cepat putus asa, maka Tuhan akan mengabulkan keinginannya.
Kedua, Tuhan berfungsi sebagai sumber dana atau asal-usul rahasia rezeki yang tak terduga. Rezeki yang min haitsu la yahtasib. Prinsip ini begitu mendasar dan penting, dalam konteks upaya manusia mengejar kebutuhan hidup sehari-hari. Tuhan adalah Maha Pengatur Rezeki. Bila manusia semata-mata mengejar materi, benda, maka ia akan memperolehnya atau bahkan tidak memperolehnya. Dia hanya akan memperoleh benda. Tapi bila manusia bekerja keras dan mengorientasikan aktifitas kerjanya, semata-mata mengharapkan ridha dan perkenan Allah, mengharapkan keberkahan rezeki dari Tuhan, maka ia akan memperoleh materi, sekaligus akan memperoleh keridhaan Tuhan sebagai keberkahan hidup.
"Kalau yang kau cari adalah benda, materi, atau dunia, kemungkinannya hanya ada dua. Engkau mungkin mendapatkan dunia, atau bahkan tidak mendapatkannya. Tetapi yang pasti engkau tidak akan mendapatkan Tuhan dalam berkah-Nya. Lain ceritanya jika yang engkau buru dalam kehidupan ini adalah perkenan Tuhan, ridha Tuhan pasti akan engkau dapatkan. Dan karena dunia seisinya adalah milikNya, engkau memiliki kemungkinan mendapatkan dunia, bahkan dalam jumlah yang sama sekali tidak pernah engkau sangka," demikian yang sering di ungkapkan Cak Nun dalam beberapa pengajian di maiyah.
Sedangkan fungsi Tuhan yang ketiga adalah Tuhan sebagai akuntan, atau manager penghidupan setiap hambaNya. Ini berkaitan dengan Tuhan sebagai pemberi rezeki. Man Yatawakkal ala-Allahi fahuwuwa hasbu. Barangsiapa yang ber-tawakkal kepada Allah. Allah akan mencukupkan rezekinya. Setelah diberi rezeki yang penuh keberkahan, maka seharusnya manusia tidak melupakan kewajibannya. Dalam harta yang kita miliki, ada hak orang lain. Maka semestinya manusia bisa menghitung sendiri, sesuai dengan ketentuan Tuhan, berapa yang merupakan hak orang lain dalam bentuk zakat atau sedekah. Tuhan maha memperhitungkan, maka sudah selayaknya manusia tidak bertindak berlebih-lebihan, melainkan proporsional, wajar, dan seimbang.
Keempat, Tuhan sebagai public relation atau 'humas', atau penyampai maksud, harapan, proposal, dambaan, impian, kepada siapa saja yang diharapkan terkait dengan itu. Tuhan adalah 'harapan terakhir' dari apapun aktifitas yang dilakukan makhluknya. Ia Maha Berkehendak. Maka barang siapa yang berdoa dan berbuat kebaikan, maksud-maksud dan keinginannya akan terkabulkan. Itulah gambaran takwa kepada Allah.
Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan memudahkan jalan dan memberikan rezeki-Nya yang datangnya tak disangka-sangka.
Begitu amat pentingnya peran Tuhan atas makhluk-Nya. Begitu banyak orang yang membutuhkannya, namun meremehkannya.[]
Dinarasikan kembali dari Kitab Ketentraman Emha Ainun Nadjib, kerjasama Republika dan Zaituna, 2001
Empat Peran Tuhan dalam Kehidupan
4/
5
Oleh
Admin
Untuk menyisipkan kode pendek, gunakan <i rel="code"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan kode panjang, gunakan <i rel="pre"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan <i rel="image"> ... URL GAMBAR ... </i>