• Home
  • About
  • Hubungi Kami
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Menu

Pejalan Sunyi

iklan banner
  • Home
  • Daftar Isi
  • News
  • Inspirasi
  • Seputar Guru
    • Regulasi Pendidikan
    • Perangkat Pembelajaran
    • Media Pembelajaran
    • Guru Menulis
    • Sertifikasi Guru
    • Pendataan Pendidikan
  • Tips & Trik
  • Budaya
    • Opini
    • Esai
    • Resensi Buku
    • Cerpen
    • Puisi
    • Anekdot
  • Maiyah
    • Tentang Maiyah
    • Kolom Mbah Nun
    • Kolom Jamaah Maiyah
    • Reportase Maiyah
  • Literasi
  • Download
  • Kirim Artikel

Artikel Populer

  • MENELISIK FUNGSI GADGET DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
  • Penerima Tunjangan Fungsional Jawa Timur Update 20 Mei 2013
  • Catatan Dari Patangpuluhan
  • Fragmen Kaum Fundamentalis
  • Daftar Penerima Tunjangan Khusus Daerah Terpencil (Dikdas SD-SMP) Tahun 2013
  • Rasionalitas Sang "Kiai Mbeling"
  • Sepenggal Jejak Maiyah Untuk Indonesia

Inspirasi

  • Pangdam IM Mayjen TNI Moch. Fachrudin Beri Beasiswa Kepada Bocah Penemu Energi Listrik
    Naufal Raziq sedang Berdiskusi dengan Pangdam IM Mayjen...
    Jun 03 2017 | Read more
  • #64TahunCakNun, Imam Bangsa
    “Ndhek dunyo iki alah mek sedhiluk rek, berjuang terus ndak masalah....
    May 27 2017 | Read more
  • Tak Hanya Isi Beha yang Bikin 'Telan Ludah', Omset Jual Beha juga Mampu Membuat Mata Terpana
    NAMA aslinya Agung Prasetyo, lebih dikenal dengan sebutan Agung BH...
    May 25 2017 | Read more
  • Kisah Khamim, Pemuda Asal Pekalongan Yang Naik Haji Dengan Jalan Kaki
    pejalansunyi.id | NAIK haji dengan jalan kaki. Siapapun yang mendengar...
    May 25 2017 | Read more
  • Angkot Pustaka: Upaya Menggiatkan Literasi di sela Mengais Sebutir Nasi
    Pejalansunyi.id | BAGI insan pendidikan, bulan mei tak mungkin...
    May 08 2017 | Read more

Pengunjung

Free counters!
top personal sites
top personal sites
Home / Kolom Jamaah Maiyah / Guk dan Grup Kentrungnya

Thursday, December 16, 2010

Guk dan Grup Kentrungnya

DALAM sebuah acara mengenang seratus hari wafatnya seorang tokoh ternama negeri ini, seorang Gus diundang untuk memberikan ceramah keagamaan. Disamping Gus, diundang juga seorang Guk lengkap dengan grup kentrungnya. Seperti biasa, Guk kita ini mendapat giliran pertama untuk mengantarkan acara. Maka, diantarkan jama'ah pada situasi bahwa malam hari itu adalah malam yang sangat wingit, karena tokoh yang telah dipanggil keharibaannya adalah bukan sembarang manusia. Ia bukan hanya seorang syech, tapi Maula.Maka, tak ada kemungkinan lain bagi jamaah yang hadir selain harus menyiapkan situasi mental yang prima demi menyambut kehadiran tokoh yang eksistensinya telah tak terikat ruang dan waktu. Bahkan, menurut Guk, kehadiran tokoh yang diperingati malam hari itu diantarkan langsung oleh para malaikat, dan tentu saja diiringi Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Alhasil, acara malam hari itu berlangsung sangat gayeng dan khusyuk. Meski sesekali diselingi gelak tawa akibat joke-joke segar yang dilontarkan Guk, terutama terkait keberadaan wakil kepala daerah sebuah propinsi, yang sebelumnya memberikan kata sambutan. Namun, acara yang berlangsung malam hari itu terasa sangat menembus ruang batin, terlebih ketika serangkaian sholawat dan wirid yang dilantunkan Grup Kentrung yang membuat jamaah yang hadir larut dalam suasana yang sakral.

Ketika beberapa waktu merasa cukup mengantarkan acara, si Guk kemudian mempersilahkan Gus untuk memberikan cipratan ilmu kepada jamaah, terkait dengan keberadaan tokoh yang setelah wafatnya, bahkan mampu menyedot perhatian seluruh manusia di seantero dunia.

Dalam ceramahnya, Gus kita ini memaparkan beberapa hal terkait keberadaan sang tokoh. Menurutnya, si Tokoh yang saat ini telah wafat, terbukti mampu mempraktekkan sebuah hadits dari kanjeng Nabi, bahwa orang islam yang baik adalah yang memberikan makanan bagi orang yang membutuhkan. Dan tokoh kita ini, selama hidup telah melaksanakan ajaran tersebut, disamping juga hal-hal kebaikan lainnya. Ia bukan seorang petinju yang senantiasa menggenggamkan tangannya (idiom bagi orang kikir), tapi pesilat yang telapak tangannya selalu terbuka (simbol bagi orang yang dermawan).

Baca Juga

  • Muhammad Ai(nun) Nadjib, Pengayom Rakyat Tertindas
  • Misteri Angka 7 pada Presiden ke-7, Kebangkitan atau Kehancuran
  • #64TahunCakNun, Imam Bangsa
Maka tak heran, ketika wafat, tokoh kita ini memanen perbuatanya ketika masih hidup. Wafatnya begitu menarik perhatian jutaan orang dari semua kalangan, dari dalam dan luar negeri. Dari kenyataan itulah, Gus kita ini memberikan kesimpulan, bahwa ciri waliyullah, disamping istiqomah dalam iman, tauhid, serta perilaku, juga keramat ketika hidup, keramat tatkala mati, dan keramat sesudah mati. Alhasil, masih menurut Gus, kalau kemudian ada manusia yang keramat ketika hidup, tapi tak keramat ketika mati, maupun sesudah mati, itu adalah sebagian tanda bahwa manusia yang bersangkutan adalah seorang pendusta. Bahkan tanpa tedeng aling-aling, si Gus melontarkan pernyataan,"kari ndeleng wae si Guk kuwi mengko matine piye, apa ya keramat atau tidak."

Menanggapi hal tersebut, Guk kita yang kembali memegang mike ketika ceramah si Gus telah berakhir menanggapi dengan cerdas, tapi juga sangat menohok.

"Gus, tokoh kita ini adalah orang yang sangat besar, bahkan sangat buesar. Jadi jangan dibuat untuk nggedeni saya. Kalau ada seribu satu, tokoh kita ini bukan hanya sejuta satu, bahkan semilyar satu karena saking besarnya. Maka, kebesaran tokoh kita ini, sekali lagi jangan disepadankan dengan diri saya. Tokoh kita ini bom, sedangkan saya semut. Maka, jangan jadikan bom itu untuk menge-bom saya. Nyuwun sewu. Saya ini orang kecil, jangan harapkan memiliki keramat. Keramat itu karamah. Karamah itu hak wali. Kalau Nabi memiliki hak wahyu. Sementara saya, dan juga jamaah yang hadir paling banter hanya mempunyai hak ma'unah, fadhilah, atau bahkan hanya ilham. Bagi saya, karamah itu hanya Kanjeng Nabi Muhammad SAW."

"Maka nyuwun sewu, jangan tunggu keramat saya. Bahkan, ketika nanti saya mati, semoga yang menziarahi hanya anak istri, dan juga dulur-dulur saya. Bahkan saya berdoa, ketika saya mati, tak ada seorang manusiapun yang mengetahui. Hidup mati saya tidak tergantung dari seberapa banyak manusia yang menziarahi kuburan saya, tapi hidup mati saya ditentukan oleh amal-amal saya di hadapan Allah SWT. Maka nyuwun sewu, Gus. tidak usah menunggu keramat saya. Sebagai manusia, saya tidak berani memiliki apa-apa. Jangankan keramat, bahkan diri saya sendiri saya tak pernah memiliki. Ada tidaknya saya di dunia ini tak ada bedanya. Yang ada hanya Allah dan Rasululullah. Dan saya bersedia tidak ada, asalkan Allah dan Kanjeng Nabi Muhammad tetap ada dalam kandungan batin sedulur-sedulur saya. Jadi ojo nggedeni aku. Mergo aku cilik"
Begitulah, acara malam hari itu menyulutkan ilmu baru dalam diri saya. Bahwa jika tidak hati-hati, bahkan seorang kiai pun dengan sangat mudah terjebak pada kibriya'.
Itulah sebabnya, Guk kita ini pada akhir acara, setelah bersama-sama jamaah melantunkan sholawat indal qiyam, mengajak jamaah yang tersisa agar bersama-sama memohon kepada Allah agar dianugrahi tawadlu'.

Tak rugi kiranya, jika melakukan perjalanan malam-malam dengan bersepeda motor, hanya untuk bertatap muka dengan Guk dan Grup Kentrungnya, demi Allah dan juga Kanjeng Nabi Muhammad SAW.***


Ditulis oleh :
Em. Syuhada'
Jamaah Maiyah Padhang mBulan
Jombang

Tweet

Related Posts

  • #64TahunCakNun, Imam Bangsa “Ndhek dunyo iki alah mek sedhiluk rek, berjuang terus ndak masalah. Aku sampek tuwek ngene ki, gak leren. Bismilla
  • FENOMENA EMHA (I) Oleh : Halim HD. *)FENOMENA Emha, seperti juga kita menyaksikan fenomena Romo Mangunwijaya, Raden Haji Rhoma Irama,
  • Empat Kesalahan Bangsa Indonesia Ada empat kesalahan mendasar dalam perjalanan bangsa Indonesia yakni, naskah proklamasi, lambang-lambang negara, bent
  • Muhammad Ai(nun) Nadjib, Pengayom Rakyat Tertindas Oleh: Doni FebriandoPADA suatu pengajian Cak Nun di Demak, tiba-tiba ada seorang remaja naik ke atas panggung. Den
  • Ideologi, Agama, dan Involusi Religiusitas TERTANGKAPNYA salah satu politisi dari parpol yang mengaku bersih oleh KPK cukup mengejutkan. Bagaimana mungkin orang
  • Kapitalisme, Sosialisme dan Islam KEMATIAN Presiden Venezuela Hugo Chavez yang ditangisi jutaan rakyatnya menunjukkan (barangkali) ada sesuatu yang p
Guk dan Grup Kentrungnya
4/ 5
Oleh Admin
Admin Pada Thursday, December 16, 2010 1 Komentar
Pejalan Sunyi

Tentang Pejalan Sunyi

Pejalan Sunyi berusaha berbagi apa saja yang bermanfaat. Jika menurut Anda, artikel dalam blog ini bermanfaat, silahkan dibagi, jangan lupa meletakkan link Guk dan Grup Kentrungnya sebagai sumbernya. Tabik!.

Berlanggangan via Surel

Suka dengan artikel di atas? Silahkan berlangganan melalui email untuk mendapatkan artikel terbaru dari Pejalan Sunyi.

1 komentar:

Tulis komentar
avatar
cahyaning
December 16, 2010 at 2:41 PM image

Dan saya bersedia tidak ada, asalkan Allah dan Kanjeng Nabi Muhammad tetap ada dalam kandungan batin sedulur-sedulur saya.

Sang Guk yang membuatku terguguk, mencengkeram hati jangan kebablasen...

Reply

Untuk menyisipkan kode pendek, gunakan <i rel="code"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan kode panjang, gunakan <i rel="pre"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan <i rel="image"> ... URL GAMBAR ... </i>

Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)
  • Artikel Terbaru
  • Arsip Blog

Artikel Terbaru

  • MENELISIK FUNGSI GADGET DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
  • PERKEMBANGAN teknologi informasi dan komunikasi adalah ... read more
    Oct 12 2017
  • Kualitas Manusia Pasca Ramadan
  • SUASANA masih cenderung sepi ketika saya tiba di Menturo. ... read more
    Jun 25 2017
  • Tata Cara Pendaftaran Sertifikasi Guru Jalur Prestasi 2017
  • A. Persyaratan Peserta Sertifikasi Guru Guru di bawah ... read more
    Jun 18 2017
  • Pendaftaran Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2017 Jalur Prestasi
  • pejalasunyi.id - SERTIFIKASI adalah proses pemberian ... read more
    Jun 18 2017
  • Download PP No. 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 Tentang Guru
  • Peraturan Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2008 tentang Guru ... read more
    Jun 12 2017
  • TANYA JAWAB PKB - GURU PEMBELAJAR TAHUN 2017
  • 1. APA YANG DIMAKSUD DENGAN PENGEMBANGAN ... read more
    Jun 08 2017

    Arsip Blog

    • October (1)
    • June (14)
    • May (18)
    • April (2)
    • February (1)
    • January (1)
    • January (1)
    • November (1)
    • August (2)
    • July (2)
    • June (3)
    • May (13)
    • April (26)
    • March (30)
    • February (43)
    • January (50)
    • December (4)

    Resensi Buku

    BH, Emha Yang Gelisah, Emha Yang Bercerita
    Kiai Arief Hasan, Cermin Pengilon Dari Beratkulon
    Menyongsong Era Kecerdasan Baru: Totalitas Inteligensi
    Reformasi PT. Dengkulmu Mlicet
    Sisi Lain Sosok Muhammad SAW
    Tidak, Jibril Tidak Pensiun
    Merenungi Piwulang Kehidupan
    Change Your Soul, Change Your Life!
    MENGOPTIMALKAN KECERDASAN ANAK
    Hidup Sehat ala Saridin, Mati Serius ala Madura
    Guru Profesional Pembina Moral
    Kesadaran Mengambil Jarak

    Kategori

    Anekdot Berita Pendidikan Cerpen Download Esai Guru Menulis Inspirasi Kolom Kolom Cak Nun Kolom Jamaah Maiyah Literasi News Opini Pendataan Pendidikan Puisi Regulasi Reportase Maiyah Resensi Buku Sertifikasi Guru Tentang Maiyah Tips & Trik

    Followers

    Pejalansunyi.id berusaha berbagi informasi yang bermanfaat. Jika ada ide, kritik, atau saran, silahkan hubungi kami dengan kontak berikut. Salam!

    Name Email Address important Content important

    Reportase Maiyah

  • Kualitas Manusia Pasca Ramadan
  • SUASANA masih cenderung sepi ketika saya tiba di Menturo. ... read more
    Jun 25 2017
  • Sastra dan Tiga Gelombang
  • BISAKAH kitab suci disampaikan tanpa sastra? Adakah kalimat ... read more
    Aug 03 2013
  • Ngaji, Bershalawat, dan Bersyukur Bersama
  • TANGGAL 27 Mei 2013 malam Kiaikanjeng, Progress, dan Jamaah ... read more
    Jun 04 2013
  • Mukadimah Kenduri Cinta Mei 2013: “Sumpah Berbisik"
  • Atas nama kemakmuran para penguasa mengklaim keabsahan ... read more
    May 07 2013

    Contact Form

    Name

    Email *

    Message *

    Artikel Random

    Memuat...
    Copyright © 2025 Pejalan Sunyi
    Template by Arlina Design