• Home
  • About
  • Hubungi Kami
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Menu

Pejalan Sunyi

iklan banner
  • Home
  • Daftar Isi
  • News
  • Inspirasi
  • Seputar Guru
    • Regulasi Pendidikan
    • Perangkat Pembelajaran
    • Media Pembelajaran
    • Guru Menulis
    • Sertifikasi Guru
    • Pendataan Pendidikan
  • Tips & Trik
  • Budaya
    • Opini
    • Esai
    • Resensi Buku
    • Cerpen
    • Puisi
    • Anekdot
  • Maiyah
    • Tentang Maiyah
    • Kolom Mbah Nun
    • Kolom Jamaah Maiyah
    • Reportase Maiyah
  • Literasi
  • Download
  • Kirim Artikel

Artikel Populer

  • Kiai Arief Hasan, Cermin Pengilon Dari Beratkulon
  • MENELISIK FUNGSI GADGET DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
  • Tak Hanya Isi Beha yang Bikin 'Telan Ludah', Omset Jual Beha juga Mampu Membuat Mata Terpana
  • Menjelang Idul Fitri
  • Guru Menulis, Antara Mulia dan Karya
  • Seharusnya Berjudul Celana Dalam
  • JALAN PINTAS

Inspirasi

Pengunjung

Free counters!
top personal sites
top personal sites
Home / Archived For June 2017

Sunday, June 25, 2017

Kualitas Manusia Pasca Ramadan

Reportase Maiyah
Padhang Mbulan
SUASANA masih cenderung sepi ketika saya tiba di Menturo. Kira-kira jam delapan lewat seperempat, saya lihat masih belum begitu banyak jamaah yang hadir. Sebagian bersantai di Masjid, sebagian yang lain bergerombol di kios barakahnya Pak Ndut. Hanya beberapa orang duduk di terpal yang telah digelar di teras nDalem kasepuhan, tempat yang dipersiapkan untuk pengajian. Malam hari itu, bersama enam orang teman saya mengendorkan urat syaraf sejenak setelah sebelumnya menempuh jarak kurang lebih satu setengah jam perjalanan menuju Menturo.

MASIH dalam suasana halal bihalal, pengajian yang dilaksanakan hari senin (12/9/2011) itu dibuka oleh Mas Toto Raharjo -akrab dipanggil Mas Totok-,  dengan penampilan khasnya. Jarum jam sudah menunjukkan angka sembilan lebih. Dzikriyah Ma’iyah sebelumnya telah dilaksanakan dipimpin oleh Cak Rudd Blora, Kang Miftachul Huda, dan Kang Munir. Tidak banyak yang disampaikan oleh Mas Totok. Beliau hanya menceritakan pengalamannya selama mudik di kampung halaman ibundanya terkait  fenomena lebaran dua kali tahun ini. Kata Mas Totok, lebaran dua kali itu bukan persoalan sederhana. Sebab, kebijakan pemerintah yang menetapkan 1 syawal mundur satu hari itu memunculkan akibat yang tidak remeh, terutama bagi masyarakat di kampungnya yang tidak memiliki pengalaman berlebaran dua kali.

Beberapa pertanyaan pun dilontarkan, apakah tidak bisa jika penentuan waktu puasa atau lebaran dilaksanakan jauh-jauh hari, sehingga tidak memunculkan masalah sebagaimana yang terjadi tahun ini. Apakah sebenarnya ru’yah atau hisab itu? Mas Totok juga melemparkan wacana kualitas manusia pasca Ramadan. Ketika selesai puasa, mungkinkah manusia bisa lahir kembali sebagaimana bayi yang baru dilahirkan. Apakah mungkin manusia bisa kembali menjadi bayi? Jika dikaitkan dengan idul fitri, apakah sebenarnya fitri itu?  

Hal-hal itulah yang kemudian direspon oleh Cak Fuad – sapaan akrab Ahmad Fuad Effendi –  setelah sebelumnya Mas Zainul Arifin melantunkan shalawat dan puji-pujian bersama jamaah . Menurut Cak Fuad, perbedaan hari raya tahun ini disebabkan cara penentuannya yang memang tidak sama. Jika kaum Nahdliyin melakukan ru’yah untuk menentukan awal Ramadan ataupun Syawal, itu didasarkan pada sebuah hadits: shumu liru’yatihi wa afthiruu liru’yatihi... dst. (berpuasalah jika melihat hilal, dan berbukalah (berhari-rayalah) jika melihat hilal...dst).

Kata ru’yah (melihat) itu dipahami oleh teman-teman Nahdliyin secara tekstual melihat bulan baru (hilal) dengan menggunakan mata kepala. Hal tersebut berbeda dengan sebagian golongan yang menggunakan perspektif lain. Bahwa melihat tidak harus menggunakan mata. Melihat bisa dilakukan melalui perhitungan-perhitungan tertentu, atau yang lebih dikenal dengan ilmu hisab. Permasalahannya, jika secara hitungan (hisab) posisi hilal masih sekian derajat diatas ufuk dan kecil kemungkinannya bisa dilihat dengan mata, hal itulah yang kemudian rentan menimbulkan perbedaan.

Selama ini, perbedaan pendapat di kalangan umat islam kerap terjadi dan diyakini sebagai hal-hal yang tidak prinsipil. Pertanyaan balik yang kemudian diajukan oleh Cak Fuad, kalau memang tidak prinsip, mengapa diantara sebagian golongan harus ada yang bertahan dengan pendapatnya dan tidak saling berkompromi satu sama lain? Mengapa tidak ada kesediaan duduk satu meja demi kemaslahatan bersama? Cak Fuad lantas menarik kesimpulan, bahwa permasalahan sebenarnya bukan terletak pada ru’yah atau hisab itu sendiri. Bahwa ru’yah atau hisab, qunut atau tak qunut, taraweh 20 atau 8 rakaat, dan lain-lain sudah dijadikan trade mark atau ciri khusus dari golongan, sehingga yang muncul kemudian adalah sifat ashobiyah (fanatik secara belebihan kepada sebuah golongan keagamaan tertentu). Alhasil, jika diantara umat islam tidak bersedia merenungi kembali bahwa innama al-mu’minuuna ikhwatun, faashlihuu baina akhawaikum, maka perbedaan itu akan terus terjadi sepanjang hayat.

Tentang idul fitri, Cak Fuad menjelaskan bahwa kata fitri memiliki dua pengertian. Yang pertama, artinya berbuka. Idul fitri adalah hari berbuka. Ini sejalan dengan pengetahuan dalam islam, bahwa ketika idul fitri berlangsung memang tidak diperkenankan untuk berpuasa, bahkan haram. Jadi idul fitri adalah hari raya makan-makan. Sedangkan pengertian kedua dihubungkan dengan kata fitrah sebagaimana pernah disampaikan oleh Nabi, bahwa puasa yang dilakukan oleh manusia imanan wa ihtisaban menawarkan kemungkinan diampuni dosanya yang telah lalu, sehingga menyeretnya pada situasi kama waladathu ummuhu, seperti ketika pertama kali dilahirkan oleh ibunya suci tanpa dosa.  Maka, Idul Fitri adalah hari dimana manusia kembali kepada fitrah karena dosa-dosanya sudah diampuni olleh Allah SWT.

“Dengan keadaan itu, apakah kemudian ada manusia yang begitu yakin bahwa sesudah puasa, dosa-dosanya telah diampuni Allah SWT, sehingga ketika 1 Syawal ia telah bersih dan suci dari dosa-dosa? Saya kira tidak ada,” tegas Cak Fuad,”Jadi itu semua lebih bersifat harapan. Bahwa sesudah puasa, kita berharap dosa-dosa kita akan diampuni Allah sehingga kita benar-benar mencapai idul fitri.”

Ungkapan lain tentang fitrah menurut Cak Fuad adalah hadits Nabi kullu mauludin yuladu ala al-fitrah, setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Fitrah yang dimaksud memiliki bermacam-macam penafsiran. Salah-satu penafsiran sesuai dengan al-Qur’an adalah keadaan meyakini bahwa Allah itu Esa. Maka, jika kemudian ada manusia memiliki keyakinan bahwa Allah itu lebih dari satu, maka ia sesungguhnya telah keluar dari fitrah kemanusiaan.

Lebih lanjut Cak Fuad menjelaskan kualitas manusia pasca Ramadan. Bahwa puasa yang dilaksanakan sebulan penuh tidak secara otomatis mengubah kualitas kepribadian manusia menjadi bertaqwa. Ini setidaknya ditunjukkan dengan idiom taqwa dalam ayat tentang puasa yang menggunakan fiil mudlori’ (tattaqun). Berbeda dengan fiil madli yang bermakna sudah terjadi (sudah bertaqwa), fiil mudlori memilki arti harus diusahakan terus-menerus. Artinya, posisi taqwa memang harus diperjuangkan sepanjang kehidupan. Bahkan kalaupun toh sesudah puasa manusia berhasil meraih predikat taqwa, jika  sesudah Ramadan ia tidak berhati-hati dalam sikapnya sehingga melakukan tindakan yang merugikan orang lain, predikat taqwa itu akan hilang pada saat itu juga.

Tentang taqwa, maupun puasa yang harus dilaksanakan terus-menerus dalam hidup, Cak Fuad menyitir ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang puasa (QS.Al.Baqarah:183-188). Bukan sebuah kebetulan jika ayat tentang puasa itu diakhiri dengan pernyataan Allah wala takuulu amwalakum bainakum bilbathil...dst (janganlah kamu memakan harta diantaramu dengan cara bathil...dst). Itu menunjukkan, bahwa yang halal saja diharamkan oleh Allah pada waktu tertentu (apalagi yang haram), maka pasca Ramadan manusia ditegaskan agar tidak memakan sesuatu yang haram (termasuk didalamnya memakan harta orang lain secara tidak sah). Ini berlangsung sepanjang kehidupan.

Artinya, keberhasilan puasa Ramadan sesungguhnya lebih ditunjukkan oleh apakah sesudah 1 Syawal, manusia tetap berpuasa dari hal-hal yang dimurkai oleh Allah SWT atau tidak. Jika dikaitkan dengan pencapaian Idul Fitri, maka upaya mencapai situasi fitri tidak hanya sekedar melakukan puasa selama sebulan penuh kemudian selesai. Kondisi fitri maupun derajat taqwa memang harus diperjuangkan secara terus-menerus sepanjang kehidupan. (*)
Admin Pada Sunday, June 25, 2017 Komentar

Sunday, June 18, 2017

Tata Cara Pendaftaran Sertifikasi Guru Jalur Prestasi 2017

Sertifikasi Guru
Sertifikasi Guru Jalur Prestasi
A. Persyaratan Peserta Sertifikasi Guru
  1. Guru di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang belum memiliki sertifikat pendidik.
  2. Memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK).
  3. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) dari perguruan tinggi yang memiliki program studi yang terakreditasi atau minimal memiliki ijin penyelenggaraan.
  4. Memiliki status sebagai guru tetap (GT) dibuktikan dengan Surat Keputusan sebagai Guru PNS/Guru Tetap. Bagi GT bukan PNS pada sekolah swasta, SK Pengangkatan dari yayasan minimum 2 tahun terakhir berturut-turut pada yayasan yang sama dan Akte Notaris pendirian Yayasan dari Kementerian Hukum HAM. Sedangkan GT bukan PNS pada sekolah negeri harus memiliki SK pengangkatan sebagai guru honor tetap dengan gaji dari APBD dari pejabat yang berwenang (Bupati/Walikota/Gubernur) minimum 2 tahun terakhir berturut- turut.
  5. Masih aktif mengajar dibuktikan dengan memiliki SK pembagian tugas mengajar dari kepala sekolah 2 tahun terakhir (bagi guru yang linier kualifikasi akademik dengan bidang studi sertifikasi melampirkan SK terakhir).
  6. Pada tanggal 1 Januari 2018 belum memasuki usia 60 tahun.
  7. Telah mengikuti Uji Kompetensi Guru (UKG) Tahun 2015.
  8. Sehat jasmani (jiwa dan raga) dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari dokter pemerintah.
B. Dokumen yang Disiapkan
  1. Formulir Pendaftaran.
  2. Fotokopi ljazah S-1 atau D-IV, serta ljazah S-2 dan atau S-3 (bagi yang memiliki) dan disahkan oleh Perguruan Tinggi yang mengeluarkan.
  3. Fotokopi SK sebagai guru, mulai SK pengangkatan pertama hingga SK terakhir yang dilegalisasi oleh atasan langsung/pejabat terkait.
  4. Fotokopi SK mengajar minimal 2 tahun terakhir dari kepala sekolah yang dilegalisasi oleh atasan.
  5. SK pangkat terakhir (bagi guru PNS) yang dilegalisasi oleh atasan langsung/pejabat terkait.
  6. Fotokopi Sertifikat Prestasi misalnya Sertifikat Pemenang Lomba Guru Berprestasi Tingkat Nasional, Sertifikat Pemenang Lomba Inovasi dan Pembelajaran Tingkat Nasional, Sertifikat sebagai pembicara pada seminar internasional, Sertifikat Penerima Penghargaan Internasional dibidang pendidikan.
C. Proses dan Jadwal Pendaftaran Calon Peserta PLPG Jalur Prestasi
  1. Guru mengirimkan scan dokumen-dokumen asli/bukan fotokopi yang tertera pada poin B melalui email ke alamat pkpkkdikmen@gmail.com paling lambat hari Jumat tanggal 9 Juli 2017
  2. Tim Pusat melakukan verifikasi dokumen dan mengumuman hasil verifikasi melalui alamat email masing-masing.
  3. Guru yang lolos verifikasi mengumpulkan dokumen persyaratan ke LPMP setempat untuk dilakukan verifikasi ulang.
  4. LPMP melakukan verifikasi sesuai prosedur pada Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru (Buku 1) dan mengirimkan Format Al bagi yang lolos verifikasi dokumen ke Dinas Pendidikan sesuai kewenangannya.
  5. Format Al ditandatangani oleh Dinas Pendidikan kemudian dikirim ke LPMP untuk digabung dengan dokumen persyaratan untuk dikirim ke LPTK.
D. Jadwal Pendaftaran Sertifikasi Guru Jalur Prestasi
  1. Pengiriman scan dokumen melalui email ke pusat paling lambat 7 Juli 2017
  2. Verifikasi dokumen oleh pusat 4-8 Juli 2017
  3. Pengumuman calon peserta lolos verifikasi oleh pusat 10 Juli 2017
  4. Pengiriman dokumen ke LPMP 10-17 Juli 2017
  5. Verifikasi dokumen oleh LPMP 12-19 Juli 2017
  6. Pengumuman peserta PLPG Jalur Prestasi 20 Juli 2017
  7. Pengiriman Format Al oleh LPMPke Dinas Pendidikan : 20-22 Juli 2017
  8. Pengiriman dokumen LPTKyang ditunjuk 25-29 Juli 2017
Admin Pada Sunday, June 18, 2017 Komentar

Pendaftaran Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2017 Jalur Prestasi

Sertifikasi Guru
Sertifikasi Guru Jalur Prestasi 2017
pejalasunyi.id - SERTIFIKASI adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pemberian sertifikatnya seperti yang sudah terlaksana adalah melalui jalur portofolio, PLPG, dan PPG tergantung dari pengangkatan guru yang bersangkutan berkaitan dengan ditetapkannya UU. Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Beberapa waktu lalu, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Ditjen GTK mengirimkan surat kepada Kepala Dinas Pendidikan Propinsi dan Kabupaten/Kota tentang Pendaftaran Sertifikasi Guru tahun 2017 dari Jalur Prestasi. 

Surat tertanggal 15 Juni 2017 itu menjelaskan, bahwa dalam rangka memberikan apresiasi kepada guru yang memiliki prestasi di bidang pendidikan baik dalam negeri maupun luar negeri, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan memberikan kesempatan bagi guru berprestasi untuk mengikuti sertifikasi guru tahun 2017.

Sasaran peserta sertifikasi guru jalur prestasi adalah guru pada semua jenjang dan jenis pendidikan dengan jumlah kuota disiapkan sejumlah 100 orang. Tata cara pendaftarannya adalah dengan mendaftarkan diri ke Sekretariat Sertifikasi Guru Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan dengan mengirimkan berkas ke alamat email pkpkkdikmen@gmail.com. 

Pengiriman berkas via email dibatasi sebelum hari Jumat tanggal 7 Juli 2017.

Adapun guru berprestasi yang dapat mendaftar mengikuti sertifikasi guru jalur prestasi adalah apabila memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut.
  1. Guru Berprestasi Tingkat Nasional dengan peringkat 1 (satu) s.d 3 (tiga).
  2. Guru pemenang Lomba lnovasi dan Pembelajaran peringkat 1 (satu) s.d 3 (tiga).
  3. Guru pemenang Olimpiade Guru Tingkat Nasional peringkat 1 (satu) s.d 3 (tiga).
  4. Guru yang pernah menjadi pembicara pada seminar internasional.
  5. Guru yang mendapat penghargaan internasional dalam bidang pendidikan.
  6. Guru yang mendapat penghargaan dalam bidang pendidikan dari lembaga non pemerintah.
Adapun ketentuan persyaratan umum calon peserta sertifikasi guru jalur prestasi tetap mengacu pada Pedoman Penetapan Peserta Tahun 2017 (Buku 1). lnformasi tentang persyaratan calon peserta, proses pendaftaran, dokumen yang dikirimn, dan jadwal pendaftaran klik tautan di bawah ini.

TATA CARA PENDAFTARAN SERTIFIKASI GURU TAHUN 2017 JALUR PRESTASI


Admin Pada Sunday, June 18, 2017 Komentar

Monday, June 12, 2017

Download PP No. 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 Tentang Guru

Download
PP 19 Tahun 2017
Peraturan Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2008 tentang Guru yang ditandangani oleh Presiden Republik Indonesia per tanggal 01 Desember 2008 diterbitkan sebagai amanat dan tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Pada tahun 2017 ini, tepatnya pada tanggal 30 Mei 2017, telah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 Tentang Guru. PP tersebut menghapus beberapa pasal yang tercantum dalam PP 74 Tahun 2018, sekaligus mengubah dan menambah beberapa pasal dengan klausul yang baru.

Lebih lengkapnya PP No. 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 Tentang Guru bisa diunduh pada tautan berikut:

Download PP No. 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 Tentang Guru
Admin Pada Monday, June 12, 2017 Komentar

Thursday, June 8, 2017

TANYA JAWAB PKB - GURU PEMBELAJAR TAHUN 2017

Berita Pendidikan
Sim PKB 1. APA YANG DIMAKSUD DENGAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
    BERKELANJUTAN?

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan adalah program yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru, khususnya untuk mengembangkan keterampilan instruksional dan pengetahuan terhadap konten pembelajaran yang diampu.

2. SIAPA YANG DAPAT MENGIKUTI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN 
    BERKELANJUTAN?

Guru yang dapat mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan adalah guru yang:
1. Profil hasil UKG-nya menunjukkan terdapat 3 (tiga) hingga 10 (sepuluh) kelompok kompetensi yang nilainya di bawah KCM (65). Jika guru tersebut belum melakukan UKG atau telah melakukan UKG namun dengan mata pelajaran/paket keahlian/jenjang yang tidak sesuai, maka guru tersebut diwajibkan untuk melakukan tes awal dengan menggunakan sistem UKG.
2. Terdaftar di dalam Komunitas GTK pada Sistem Informasi Manajemen (SIM) Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
3. Berada di wilayah yang tersedia akses/jaringan internet (khusus untuk peserta yang mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring dan daringkombinasi).
4. Bersedia melaksanakan pembelajaran dengan kemauan dan komitmen yang tinggi. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan mewajibkan peserta untuk menyelesaikan setidaknya 2 (dua) kelompok kompetensi yang nilainya paling rendah dalam satu tahun program berjalan dan atau 2 (dua) modul prioritas yang sudah ditentukan dengan moda yang ditentukan oleh penyelenggara Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan pada kurun waktu 1 (satu) tahun.

    3. APA ITU SIM PKB?

    SIM PKB adalah Sistem Informasi Manajemen yang digunakan pada Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. SIM PKB merupakan alat penghasil informasi untuk mengelola data dan sebagai pusat pengaturan layanan bagi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

    4. APA ALAMAT WEBSITE SIM PKB?

    Website: sim.gurupembelajar.id  / https://app.simpkb.id

    5. APA YANG HARUS GURU LAKUKAN UNTUK MEMPEROLEH AKUN SIM PKB?

    A. GURU YANG SUDAH MELAKUKAN UKG TAHUN 2015
    Penerbitan akun guru yang sudah melakukan UKG tahun 2015 dapat dilakukan dengan melakukan Registrasi Akun di SIM PKB. Lakukanlah langkah-langkah berikut.
    1. Pilih menu Registrasi Akun
    2. Masukkan Nomor Peserta UKG 2015 dan Tanggal Lahir Anda
    3. Klik kotak kecil Saya bukan robot
    4. Klik Register

    B. GURU YANG BELUM MELAKUKAN UKG
    Penerbitan akun guru yang belum melakukan UKG dapat dilakukan dengan melakukan langkah-langkah berikut.
    1. Pilih menu Registrasi Akun
    2. Pilih menu Cari No. UKG
    3. Pilih nama Provinsi, Kota/Kabupaten, dan masukkan Nama Anda
    4. Klik Cari GTK
    5. Cari Nama dan Instansi Anda, kemudian Catat No Peserta UKG Anda.
    6. Lakukan Registrasi Akun seperti langkah-langkah pada poin 1 bagian A.

    6. APA YANG HARUS GURU LAKUKAN JIKA LUPA PASSWORD AKUN SIM PKB?

    Jika Anda lupa password akun di SIM PKB, Anda dapat menghubungi pihak berikut untuk dilakukan RESET PASSWORD.
    1. Ketua Komunitas
    2. Operator Dinas Kabupaten/Kota/Provinsi
    3. Admin UPT (P4TK/LP3TK)

    7. MENGAPA GURU HARUS MELAKUKAN VERIFIKASI DAN VALIDASI SEKOLAH INDUK DAN MAPEL DI SIM PKB?

    Semua guru diwajibkan untuk melakukan verifikasi dan validasi Sakolah Induk dan Mata Pelajaran di SIM PKB. Hal ini dilakukan untuk memastikkan tidak terjadinya ketidaksesuaian/salah jenjang/mapel pada saat melakukan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

    Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan verifikasi dan validasi Sakolah Induk dan Mata Pelajaran di SIM PKB:
    1. Guru login ke SIM PKB
    2. Pada saat login, Anda akan langsung diminta untuk melakukan verval Sekolah Induk dan Mapel terlebih dahulu.
    3. Jika Sekolah Induk dan Mapel TELAH SESUAI, maka Anda dapat langsung meng-klik SIMPAN.
    4. Jika Sekolah Induk dan Mapel TIDAK SESUAI, maka Anda dapat melakukan pemutakhiran data seperti langkah-langkah yang dijelaskan pada poin 8.

    8. BAGAIMANA CARA MELAKUKAN PEMUTAKHIRAN/PERUBAHAN DATA SEKOLAH INDUK DAN MAPEL DI SIM PKB?

    Jika Anda mendapati bahwa jenjang/mapel yang tercantum dalam SIM PKB tidak sesuai dengan bidang ajar yang harus Anda ajarkan di sekolah, maka Anda dapat melakukan pemutakhiran data di SIM PKB dengan melakukan langkah-langkah berikut:

    A. PEMUTAKHIRAN PROFIL SATMINKAL GURU

    Prosedur untuk melakukan pemutakhiran Sekolah Satminkal guru dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
    1. Klik ikon pensil pada kolom Sekolah induk/satminkal
    2. Pilihlah nama sekolah induk/satminkal sekarang. Untuk memudahkan dalam mencari satminkal, ketikkan nama sekolah di menu pencarian.
    3. Klik SIMPAN.

    B. PEMUTAKHIRAN PROFIL MATA PELAJARAN GURU
    Prosedur untuk melakukan pemutakhiran Mata Pelajaran (Mapel) guru dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
    1. Klik ikon pensil pada kolom Mata Pelajaran
    2. Pilihlah Mata Pelajaran yang menjadi bidang ajar sekarang.
    3. Klik Pilih
    4. Klik SIMPAN.

    Jika Anda melakukan perubahan data jenjang/mapel di SIM PKB, maka ketika Anda klik SIMPAN akan muncul kotak informasi seperti berikut. Klik tombol CETAK untuk mencetak SURAT PENGAJUAN PERUBAHAN DATA PTK.

    Jika Anda melakukan perubahan jenjang/mapel, maka Anda:
    1. WAJIB LAPOR ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota/Provinsi dengan menghubungi Operator Dinas SIM dan membawa serta SURAT PENGAJUAN PERUBAHAN DATA yang dicetak di SIM PKB.
    2. Perubahan data yang Anda lakukan dinyatakan SELESAI jika Dinas Pendidikan telah menyetujui perubahan data yang Anda lakukan melalui SIM PKB, dan memberikan TANDA BUKTI PERSETUJUAN PERUBAHAN DATA.

    Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pemutakhiran data sekolah induk/satminkal atau Mapel:
    1. Jika Guru pindah sekolah keluar wilayah yang sebelumnya (berbeda kota/kab/provinsi), atau pindah sekolah ke jenjang yang berbeda, dan sudah terdaftar di sebuah Pokja di wilayah/jenjang lama, maka Guru tersebut diwajibkan untuk meminta kepada Ketua Pokja untuk dikeluarkan dari pokja tersebut.
    2. Sistem akan mendeteksi apabila terjadi perubahan jenjang, dan sistem akan meminta guru tersebut untuk melakukan pemutakhiran Mapel.

    9. SIAPA YANG WAJIB MELAKUKAN TES AWAL?

    Tes Awal adalah ujian kompetensi yang dilakukan untuk memperoleh Profil Kompetensi Guru.
    Tes Awal WAJIB diikuti oleh guru yang :
    1. Belum mengikuti UKG 2015
    2. Melakukan pemutakhiran Jenjang & Mapel

    Catatan:
    § Jika seorang guru yang sudah memiliki status Mentor/IN di SIM PKB melakukan perubahan jenjang/mapel dan melaksanakan Tes Awal, maka secara otomatis status Mentor/IN guru tersebut di SIM PKB akan ter-reset.

    10. BAGAIMANA JIKA PENGAJUAN PERUBAHAN DATA YANG DILAKUKAN TIDAK DISETUJUI OLEH DINAS PENDIDIKAN?
    Jika Dinas Pendidikan TIDAK menyetujui pengajuan perubahan data yang dilakukan, maka Saudara diminta untuk melakukan pembatalan ajuan dengan mengklik tombol Batal Ajuan pada box yang muncul di halaman beranda berikut.

    SUMBER : BUKU SAKU GURU (PKB) -PPPPTK TK DAN PLB -2017! BANDUNG
    Admin Pada Thursday, June 08, 2017 Komentar

    Kebijakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru melalui Guru Pembelajar Tahun 2017

    Berita Pendidikan
    Sim PKB
    Hasil UKG pada tahun 2015 menunjukkan nilai rata-rata nasional yang dicapai adalah 56,69, meningkat dibandingkan nilai rata-rata nasional dari tahun-tahun sebelumnya yaitu 47, dan sudah melampui target capaian nilai rata-rata nasional tahun 2015 yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu sebesar 55.

    Pada tahun 2016, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) mengembangkan program untuk memfasilitasi peningkatan kompetensi guru berdasarkan hasil UKG 2015 yang disebut dengan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar dengan target capaian nilai rata-
    rata nasional yaitu 65. Jumlah Peserta yang telah mengikuti Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar pada tahun 2016 sebanyak 427.189 atau 15.82% dari 2.699.516. Persentase partisipasi guru dalam Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar sebesar 15.82% memang belum menggambarkan populasi guru secara utuh, namun dapat memberikan sekilas gambaran mengenai hasil fasilitasi yang diberikan kepada guru dalam Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar.

    Pada tahun 2017, Ditjen GTK mengembangkan Program Pembinaan Karier Guru melalui Peningkatan Kompetensi yang merupakan kelanjutan dari Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar dengan tujuan utama untuk meningkatkan kompetensi guru yang ditunjukkan dengan kenaikan capaian nilai UKG dengan rata-rata nasional yaitu 70. Program Pembinaan Karier Guru melalui Peningkatan Kompetensi ini dilaksanakan berbasis komunitas guru dan tenaga kependidikan (komunitas GTK).

    Pemberdayaan komunitas GTK, dalam hal ini Gugus/KKG/MGMP/MGBK, merupakan salah satu prioritas Ditjen GTK. Komunitas GTK merupakan mitra strategis Ditjen GTK dalam Pembinaan Karier Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas di daerah. Oleh karena itu dalam rangka pemberdayaan komunitas GTK, Ditjen GTK melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang dalam hal ini Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan, Teknologi Informasi, dan Komunikasi (LPPPTK KPTK), serta Dinas Pendidikan atau instansi publik lainnya menyelenggarakan Program Pembinaan Karier Guru melalui Peningkatan Kompetensi yang berbasis komunitas GTK.

    Penyelenggaraan Program Pembinaan Karier Guru melalui Peningkatan Kompetensi melibatkan Pemerintah serta partisipasi publik yang meliputi pemerintah daerah, asosiasi profesi, perguruan tinggi, dunia usaha dan dunia industri, organisasi kemasyarakatan, serta orangtua siswa. Bentuk pelibatan publik lainnya dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti memberikan dukungan bagi terselenggaranya Program Pembinaan Karier Guru melalui Peningkatan Kompetensi, baik dalam moda tatap muka, dalam jejaring (daring) murni, maupun daring kombinasi.

    Untuk Tanya Jawab Seputar Guru Pembelajar KLIK DISINI

    Untuk Pedoman Guru Pembelajar silahkan UNDUH DISINI

    Alur Pendaftaran Komunitas ke SIM PKB
    Sim PKB

    Admin Pada Thursday, June 08, 2017 Komentar

    Tuesday, June 6, 2017

    Lomba Menulis dan Bercerita Cerpen 2017 Bagi Guru se-Jawa Timur

    Literasi
    Poster Lomba Cerpen PGRI

    TEKNOLOGI informasi berkembang demikian pesat. Hal tersebut tentu memberikan dampak pada dunia pendidikan, tak terkecuali perilaku siswa sebagai subyek dalam pembelajaran. Akibat adanya gadget atau telepon pintar, tidak sedikit siswa terpengaruh dengan segala hal yang ditawarkan di dalamnya sehingga berdampak pada perilaku yang kadang atau bahkan kerap tidak sesuai dengan norma dan budaya yang di bangun di sekolah.

    Terkait hal tersebut, menyongsong hari ulang tahun PGRI ke-72 Tahun 2017, PGRI Jawa Timur bekerja sama dengan Majalah Media menyelenggarakan "Lomba Menulis dan Bercerita Cerpen 2017 Bagi Guru se-Jawa Timur" . Adapun tema yang diusung adalah "JADIKAN GADGET PERBAIKI PERILAKU SISWA"

    Adapaun ketentuan Lomba Menulis dan Bercerita Cerpen 2017 Bagi Guru se-Jawa Timur adalah sebagai berikut:
    Ketentuan Umum:
    1. Peserta adalah guru yang memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) PGRI Jawa Timur yang masih aktif, dilampirkan foto copinya pada naskah lomba.
    2. Naskah ditulis dengan bahasa indonesia yang beik dan benar sesuai EYD, literer (indah, menarik, mengalir) serta komunikatif, dengan judul sesuai tema.
    3. Cerpen asli karya sendiri, bukan jiplakan atau saduran, belum pernah diikutsertakan dalam lomba apapun, belum pernah dipublikasikan dalam media cetak atau elektronik, tidak menyinggung SARA dan Pornografi, dan kekerasan.
    Ketentuan Khusus:
    1. Peserta hanya boleh mengirimkan satu naskah lomba.
    2. Panjang naskah minimal 2 halaman, maksimal 4 halaman folio, spasi 1,5 (atau maksimal 1000 kata), margin atas vbawah 3 cm, kiri 3 cm, kanan 2,5 cm, diketik huruf Times New Roman ukuran 12, disertai biodata paling panjang 13 baris.
    3. Naskah dibuat rangkap 4 (empat) dikirim lewat Pos ke Redaksi Majalah Media dengan alamat: Wisma Guru Jawa Timur, Jl. A. Yani -8 Surabaya 0241.
    4. Lomba mulai dibuka tanggal 10 Juni s.d. 21 Agustus 2017 (stempel pos).
    5. Dewan Juri yang akan menilai adlah R. Giryadi (cerpenis), Widodo Basuki (Redaktur Majalah Jaya Baya), dan Aming Aminoedin (Biro Sastra DKS).
    Ketentuan Lain:
    1. Dewan Juri akan memilih 10 naskah terbaik, kemudian mengundang penulis untuk menceritakan cerpen di hadapan dewan juri untuk menentukan juara 1, 2, 3 dan juara harapan 1 dan 2.   
    2. Pengumuman pemenang lomba akan dimuat di Majalah Media edisi Oktober 2017.
    3. Penyerahan hadiah akan dilaksanakan pada puncak peringatan HUT PGRI Jatim ke-72 bulan nopember di Sidoarjo.
    4. 10 Naskah terbaik akan dimuat di Majalah Media secara bergantian mulai Oktober 2017.
    5. Juara I akan ditampilkan untuk menceritakan cerpennya pa puncak peringatan HUT PGRI ke-72 di sidoarjo.
    6. Keputusan Dewan Juri bersifat mutlak dan tidak bisa diganggu gugat.

    HADIAH LOMBA
    Para pemenang akan mendapatkan hadiah berupa piala, piagam penghargaan, dan uang pembinaan masing-masing sebagai berikut:
    1. Juara 1 : Piala, Piagam Penghargaan, dan Uang Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah).
    2. Juara 2 : Piala, Piagam Penghargaan, dan Uang Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah)
    3. Juara 3 : Piala, Piagam Penghargaan, dan Uang Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah)  
    4. Juara harapan 1 dan 2 : Masing-masing mendapatkan Piala, Piagam Penghargaan, dan Uang Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) 
    Demikian informasi pendidikan terkini, terkait Lomba Menulis dan Bercerita Cerpen 2017 Bagi Guru se-Jawa Timur. Semoga bermanfaat.(*)
    Admin Pada Tuesday, June 06, 2017 Komentar

    Monday, June 5, 2017

    MENOLONG SEMUT

    Kolom
    Foto Kang Joni Ariadinata
    Foto Sampul Fb Kopi Girli, Joni Ariadinata
    SIAPA tak kenal Ahmad Tohari? Seorang novelis, yang gaya hidupnya selalu sederhana, meskipun beliau hidup berkecukupan. Saya selalu memanggilnya dengan panggilan Pak Kiai, karena beliau adalah pendiri sekaligus sesepuh (Kiai Sepuh) pondok pesantren Al-Falah di Jatilawang. Setiap kali saya pulang kampung ke Majalengka melewati jalur Utara, saya selalu mewajibkan diri untuk mampir di kediamannya. Sebab, "Kamu kuwalat kalau tidak mampir," begitu kata beliau berseloroh.

    Sudah sejak lama saya penasaran dengan kehidupan novelis/kiai yang unik ini. Beliau, boleh dikatakan, sukses dari berbagai macam sisi. Sukses secara karier (hampir semua novelnya best seller), tulisan-tulisannya baik berupa opini maupun esai terus mengalir dengan ketajaman dan kecerdasan yang tak surut (meskipun usia beliau sudah sepuh), selalu laris diundang ke sana ke mari, dianugerahi harta yang terhitung cukup berlimpah (beliau memiliki sebuah bank dengan aset milyaran), dan semua anak-anak beliau tidak ada satu pun yang gagal (semuanya berpendidikan tinggi, rata-rata kuliah di luar negeri, dan lulus dengan mendapat pekerjaan mapan).

    Rahasia apakah yang membuat Kiai Ahmad Tohari begitu mulus dan berhasil dalam segala segi kehidupannya? Inilah pertanyaan yang lama saya pendam, hingga suatu hari ketika mampir di rumah beliau, saya memberanikan diri untuk bertanya.

    "Rahasianya ada pada doa," begitu jawab Pak Kiai Tohari sambil tertawa. "Doa makbul yang tak mungkin ditolak."

    "Nah, ini yang ingin saya ketahui. Doa makbul yang tidak mungkin tertolak itu, seperti apa?" saya bertanya dengan sangat penasaran. Saya betul-betul ingin tahu, doa seperti apa yang tidak mungkin tertolak itu.

    "Menolong semut," katanya.

    Hah? Terus terang saya kaget, "Menolong semut? Menolong semut bagaimana, Pak Kiai? Ah, jangan bergurau. Saya serius lho," saya tertawa sekaligus mengerutkan kening. Memandang wajah Pak Kiai Tohari, dan mencari-cari ketidakseriusan dalam ucapannya. Tapi beliau sungguh-sungguh serius.

    "Salah satu doa paling manjur adalah dengan wasilah (perantara). Perantara melalui sebuah perbuatan yang sekilas tampaknya kecil dan sepele, misalnya, menolong semut. Kamu bilang saja pada Tuhan dalam doamu: 'Ya Allah, ketika seekor semut hampir terbakar karena terjebak di dalam kayu perapian saat memasak di dapur, aku serentak menolongnya. Aku keluarkan semut itu, sehingga nyawanya selamat. Atas kebaikan perbuatanku pada seekor semut yang nyaris terbakar, yang juga mereka adalah termasuk mahluqMu, maka aku berdoa padamu.....' Nah, sebutkanlah doamu. Sebut apa saja doamu. Dijamin Tuhan akan mengabulkannya."

    Ya ampun. Lama saya tidak memahami "keseriusan" perkataan itu. Saya berpikir keras selama berhari-hari. Benarkah apa yang dikatakan Pak Kiai Tohari? Jadi untuk terkabulnya doa, saya harus mencari-cari seekor semut yang dalam keadaan bahaya, dan kemudian menolongnya? Ah, yang benar saja. Hehe.

    Berbulan kemudian, jawaban dari teka-teki itu akhirnya saya dapatkan. Dan sungguh, saya merasa tidak sanggup, ---tepatnya belum sanggup-- melakukannya. Saya benar-benar belum sampai pada lefel kesufian selembut itu. Bisa dibayangkan, jika dengan seekor semut saja peduli, bagaimana dengan mahluq yang ukurannya lebih besar dari semut? Lebih-lebih, dengan manusia?

    Hanya seorang Kiai dengan tingkat kesufian yang sudah sangat tinggilah yang bisa melakukannya.

    Sangat pantas kalau manusia selembut itu, sepeduli itu, sebesar itu kasih sayangnya, doanya tidak tertolak.

    Sungguh saya semakin kagum dan hormat dengan Pak Kiai Ahmad Tohari.***

    Sumber : Kopi Girli, Joni Ariadinata
    Admin Pada Monday, June 05, 2017 Komentar

    BH, Emha Yang Gelisah, Emha Yang Bercerita

    Resensi Buku
    BAGI kami para penikmat buku angkatan 90-an (apalagi yang baru melek buku di abad millenium) pasti mengernyit dan memilih berhenti cukup lama di depan rak yang memajang buku ini. Loncatan-loncatan pikiran yang bernada heran pasti sempat terlontar seperti "Cak Nun menulis cerpen ? Oo, baru tahu" atau " Cak Nun juga cerpenis ?"

    Fenomena seperti ini menjadi wajar karena selama ini kami mengenal Cak Nun selalu identik dengan shalawatan bersama Kyai Kanjeng. Pun di ranah pustaka kita akrab dengan puisi-puisi Cak Nun dan esai-esainya yang kontemplatif. Tapi, tak satupun cerpennya kita temukan di halaman-halaman media massa saat ini. Jawabannya ada di kumpulan cerpen BH yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas di awal tahun ini. Semua cerpen dalam buku ini ditulis pada akhir 70-an sampai tahun 1982. Wajarlah jika kami -penikmat buku angkatan millenium- baru mengetahui jika Seorang Emha Ainun Najib juga seorang cerpenis.

    ***
    Menyelami sosok Emha Ainun Najib bukan hal yang mudah. Tak cukup hanya menjadi jamaah setia pengajian Maiyah. Tak juga cukup hanya dengan menikmati setiap butir kata dalam puisi-puisinya. Masih juga tak cukup jika hanya berpetualang dari satu kumpulan esei ke kumpulan esei lainnya. Karena Emha Ainun Najib termasuk manusia multidimensi, seperti yang tertulis di Catatan dari Penerbit halaman vii dalam buku kumpulan cerpen ini. Proses hidup Emha yang sarat pencekalan di era Orde Baru tidak bisa dipahami begitu saja dari penggalian satu macam karyanya.

    Cerpen, puisi, esei dan drama yang dilakonkan harus dipahami sebagai unsur-unsur yang berjalinkelindan membentuk satu gambaran yang akan memudahkan kita dalam menyelami seorang Emha. Pemahaman ini akan membawa kita pada sebuah kesadaran bahwa Emha Ainun Najib tak pernah lelah untuk mengusung harkat kemanusiaan lewat jalur kultural. Semangat tak pernah lelah ini lahir dari kegelisahannya yang tak kunjung padam. Sejak mula Emha yang berusia belasan telah merasakan kegelisahan. Keputusan untuk meninggalkan Pondok Gontor adalah bukti nyata dari kegelisahannya, juga benih-benih pemberontakan sudah mulai mendapat tempat dalam dirinya. Kegelisahan terus berlanjut sampai dia mengecap pendidikan formal di bangku UGM yang hanya bertahan satu semester. Perjalanannya tak berhenti hingga dia mengenal PSK (Persada Studi Klub) arahan Umbu Landu Paranggi bersama penulis muda lainnya. Bukan hanya dunia kepenyairan yang digelutinya, panggung drama juga mampu menjadi kanal bagi kegelisahannya. Teater Dinasti adalah salah satu tempat Emha berkarya di masa 80-an.

    ***

    Tema yang diambil dalam kumpulan cerpen ini tidak lepas dari keseharian yang melingkupi kehidupan penulis, berkisar dari kegelisahan waria, pelacur sampai kegelisahan spiritual seorang laki-laki putus asa yang tergeletak di atas ranjang. Dari 25 buah cerpen di buku ini, semuanya fasih menuturkan kegelisahan. Sebenarnya kecenderungan ini bukanlah hal yang mengagetkan, sebab hampir seluruh karya Emha yang lahir di masa itu bernada demikian. Bahkan, dalam karya puisi dan esainya tak jarang kita tangkap kobaran amarah seorang Emha. Begitu pun dalam buku kumpulan cerpen ini, Emha merdeka dalam menentukan sudut pandang dan penentuan alur ceritanya. Emha telah membebaskan kreativitasnya. Tidak satupun cerpen yang beralur cerita linear dan mudah ditebak sehingga terciptalah ritme ketegangan yang bervariasi. Cerpen Emha bukan cerpen bertema detektif yang menegangkan tapi membacanya lamat-lamat menimbulkan perasaan deg-degan menanti ujung cerita. Apalagi jika dilakukan secara berurutan.

    Di halaman 1 kita disuguhi cerpen berjudul Lelaki Ke-1.000 di Ranjangku yang mengisahkan kegelisahan seorang pelacur yang merasa sangat lelah menjalani ritual kesehariannya. Di saat kejenuhan memuncak, datang seorang laki-laki yang menawarkan oase bagi sang pelacur, padahal dari sumber yang samalah dia merasakan kepedihan yang sangat. Emha memainkan rasa penasaran pembaca dengan membuat alur yang menukik lalu berbalik. Rasa penasaran akan menyeruak kuat saat menikmati cerpen berjudul Mimpi Istriku (halaman 112). Sebuah ending yang masuk akal tapi mungkin terlewat dari prediksi pembaca. Inilah yang saya sebut dengan ketegangan.

    Setelah melahap empat buah cerpen, pembaca akan merasa digenggam oleh ritme penceritaan yang siklikal, tokoh-tokoh dengan sikap yang paradoks dan ujung cerita yang mengejutkan. Baca juga dengan cerpen berjudul Seorang Gelandangan (halaman 158) yang menjungkirbalikkan realitas yang telah dipandang jamak oleh masyarakat. Emha tidak selalu melakukan hal demikian dalam setiap cerpennya, namun dia mampu meramu cerita hingga jadi sebuah cerpen yang menggemaskan. Misalnya pada cerpen Tangis (halaman 109) dan Domino (halaman 236), Emha menawarkan dunia rekaan yang realistis dan tak lepas dari ironi-ironi. Emha bersikukuh untuk mengangkat realitas sosial dalam cerpen-cerpennya sebab memang Emha tidak bisa dipisahkan dari masyarakat desa yang kerap ia perjuangkan.

    Gagasan mengenai sastra yang sedang diusungnya pada era itu adalah pembebasan kreativitas seniman dari kungkungan berupa anutan-anutan yang pakem. Bahwa seniman harus memerdekakan sumber kreativitasnya adalah sebuah keharusan. Pada sebuah kesempatan berceramah di acara Hari Chairil Anwar di Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM, 27 April 1982, Emha meyakinkan publik bahwa kesusatraan Indonesia mampu mandiri melalui pendekatan yang membumi. Karya-karya Emha baik puisi, esai maupun cerpen adalah bukti dari kemerdekaan dan kemandirian kreativitasnya, juga kematangan gagasan-gagasannya. Benang merah yang dapat ditarik dari seluruh karya Emha adalah kelugasannya. Ia tidak malu-malu dan tidak terjebak dalam norma-norma dalam memilih tema, sudut pandang dan karakter tokohnya.

    Padang Kurusetra (halaman 20) dan Kepala Kampung (halaman 134) adalah caranya memplesetkan penokohan yang sudah pakem supaya sindiran tajam pada penguasa dapat tersampaikan dengan jernih. Sang Prabu Kresna menampar sukma Arjuna. – Baiklah, Kakang. Kami para Pandawa memang tak sanggup lagi berperang. Kaki-kaki kami tak sanggup bergerak. Tubuh kami terancam di bumi. Karena perut kami telah penuh oleh beratus ribu jengkal kebun, ladang, sawah….. (halaman 31-32). Tukilan ini diambil dari cerpen berjudul Padang Kurusetra yang berisi percakapan alot antara Kresna dan Arjuna.

    Kegelisahan akan Tuhan tidak bisa dipisahkan dari sosok Emha di era 80-an. Tak terkecuali pada cerpennya, sosok yang dibesarkan di keluarga Islam taat ini tak bisa mengerem kecerdasan dan daya kritisnya. Gagasan dan pemikiran akan KeTuhanan pun cair dan meluber ke semua karyanya. Puncaknya adalah pada cerpen berjudul Ambang (halaman 78). Membaca cerpen ini membuat kita seolah menjadi fotografer yang bebas memainkan zoom pada ujung lensanya. Menjauh lalu mendekat, realitas dilihat secara bird eye, lalu kembali membumi.

    Menyelami kegelisahan tokoh dalam cerpen ini membuat nafas pembaca turut memburu seperti yang dirasakan oleh sang tokoh. Berbeda dengan Ambang, cerpen berjudul Di Belakangku lebih gamblang dalam memperbincangkan Tuhan. Di sana tercipta dialog bernas tentang Tuhan antara seorang murid dengan gurunya. Emha tak melupakan hal-hal berbau metafisika untuk turut diangkat sebagai tema, seperti dalam judul Podium (halaman 174) dan Jimat (halaman 192). Dua cerpen ini berisi pemaparan lugas akan fenomena metafisis yang kerap terjadi di masyarakat. Di sini Emha tidak meletakkan opininya sehingga kedua cerpen ini tampil jernih. Tak ada titipan pesan untuk menyetujui atau menolak keberadaan metafisis dalam kehidupan sehari-hari.

    Sayangnya kenikmatan membaca buku setebal 246 halaman ini sedikit terganggu dengan munculnya kesalahan kecil penulisan. Meskipun kecil dan tidak berarti, jika berulang-ulang akan sedikit mengurangi kualitas buku ini. Kesalahan hanya berupa kekurangan atau kelebihan satu huruf saja (banyangan pada halaman 95 seharusnya bayangan; iu pada halaman 105 seharusnya itu). Tetapi kesalahan kecil itu sama sekali tidak mereduksi kualitas cerpen Emha Ainun Najib. Penerbit Buku Kompas mampu meramu buku kumpulan cerpen ini hingga jadi sebuah petualangan yang seru dalam menjelajah kegelisahan-kegelisahan Emha dari tahun 1978 sampai 1982. Cerpen-cerpen ini tersebar di Harian Kompas, Horison, Sinar Harapan, dan Zaman yang berhasil dirangkum oleh penerbit. Kurun waktu empat tahun sedikit banyak mampu merekam perjalanan seorang Emha, sebab kisaran tema yang diangkat begitu luas hingga dapat mencitrakan kemultidimensian Emha Ainun Najib. ***

    Membaca kumpulan ini membuat pembaca ingin bernostalgia dengan karya-karya Emha di era 80-an. Ketika membaca cerpen Di Belakangku, muncul keinginan kuat untuk membongkar lemari demi membaca lagi kumpulan puisinya yang berjudul Cahaya Maha Cahaya (Pustaka Firdaus, 1993). Tema dalam kumpulan cerita pendek ini mebuat kita merasa kangen dengan puisi dan esai-esainya yang lugas, nakal dan kontemplatif. Jika pada masa itu Emha masih gelisah dan senantiasa meraba keberadaan Tuhan, maka Emha saat ini dengan kecairan gagasan dan sikapnya berhasil menerobos sekat-sekat massif dalam beragama. Cara yang ia pilih dengan menghidupkan kembali pembacaan Barzanji dan Sholawat. Inilah menu utama dalam setiap pengajian Maiyah yang dilakukannya bersama Kiai Kanjeng. Emha Ainun Najib dan Kiai Kanjeng tidak mau menempatkan nafas seni karawitan sebagai produk budaya yang cuma mengekspresikan seni dan keindahan semata tanpa makna spiritual. Maka, ketika membaca sosok Emha saat ini, kita berhadapan dengan manusia multidimensi yang giat mengusung harkat kemanusiaan baik didepan sesama manusia maupun di hadapan penciptanya.

    Bagitulah, kumpulan cerpen ini membawa kita menoleh ke belakang demi mengenal kegelisahan seorang Emha Ainun Najib di masa lalu. Karya ini menjadi mata rantai penting dalam perjalanannya hingga menjadi sosok Cak Nun yang kita akrabi saat ini. Kematangan tidak lahir begitu saja, dan kematangan bukan sebuah kemapanan. Kita masih akan sering bertemu dengan Emha Ainun Najib, Cak Nun, Kiai Sudrun, Markesot dalam setiap pengajian Maiyah. ***

    Judul Buku : BH
    Penulis : Emha Ainun Najib
    Penerbit : Penerbit Buku Kompas
    Cetakan : I, Januari 2005
    Tebal : x + 246
    Resensi oleh : Fatati (Phel-phel, ITS Surabaya)
    Admin Pada Monday, June 05, 2017 Komentar

    Saturday, June 3, 2017

    Perkiraan Turunnya Lailatul Qadar Berdasar Pengalaman Para Ulama Tashawuf

    Opini
    Menyongsong Turunnya Lailatul Qadar

    LAILATUL QADAR, Malam Kemuliaan. Kalimat tersebut dapat ditemukan dalam Al Quran Surat Al Qadar 1 - 3. Ayat tersebut menginformasikan bahwa Allah telah menurunkan Al Qur'an pada Lailatul Qadar, sebuah malam kemuliaan yang derajatnya lebih baik dari seribu bulan.

    Terkait turunnya ayat tersebut, konon dalam sebuah riwayat, Rasulullah saw. pernah menyebut-nyebut seorang laki-laki dari Bani Israil yang berjuang fisabilillah. Laki-laki tersebut pada siang hari menggunakan senjatanya untuk berjuang di jalan Allah selama seribu bulan terus menerus. Jika malam, ia gunakan waktunya untuk beribadah dan bermunajah kepada Allah.

    Para sahabat yang mendengar cerita itu tentu saja kagum dan iri. Bagaiamana selama 1.000 bulan (83 tahun 4 bulan), laki-laki Bani Israil itu selalu beribadah dan berjihad kepada Allah, karena memang sejak lahir dia sudah berada di atas agama yang lurus. Sementara para sahabat telah berumur ketika masuk islam. Sehingga dengan sisa umur yang ada sangat mustahil bisa melakukan hal yang sama.

    Dilatar-belakangi kisah itulah, turun ayat di atas (QS. Al Qadar). Jika umat islam beribadah pada malam tersebut, niscaya pahalanya sama dengan pahala 1000 bulan. Karena itulah sangat bisa dimengerti, jika Ramadan tiba, kaum muslimin 'berjuang' sedemikian rupa memburu Lailatul Qadar demi mendapatkan keberkahan yang ditawarkan,  terutama dalam 10 hari terakhir (malam likuran), .

    Turunnya Lailatul Qadar
    Terkait dengan turunnya Lailatul Qadar itu, dalam khasanah kitab klasik banyak diterangkan tentang seluk beluk, keutamaan, serta tanda-tanda turunnya Lailatul Qadar. Bahkan, ada beberapa kitab yang menerangkan bahwa turunnya Lailatul Qadar itu bisa dilihat dari awal pelaksanaan puasa ramadhan, berdasarkan pengalaman pribadi ulama ahli kasyaf.

    Dalam kitab I’anatuth Thaalibiin misalnya, diterangkan dalam juz II halaman 257, bahwa turunnya Lailatul Qadar bisa dilihat pada awal Ramadhan. Keterangan lengkap sebagai berikut:
    Jika awal Ramadhan hari Ahad atau Rabu maka turunnya Lailatul Qadar jatuh pada malam 29
    Jika awal Ramadhan hari Senin maka turunnya Lailatul Qadar jatuh pada malam 21
    Jika awal Ramadhan hari Selasa atau Jumat maka turunnya Lailatul Qadar jatuh pada malam 27
    Jika awal Ramadhan hari Kamis maka turunnya Lailatul Qadar jatuh pada malam 25
    Jika awal Ramadhan hari Sabtu maka turunnya Lailatul Qadar jatuh pada malam 23
    Dalam kitab yang lain yaitu Hasyiyah ash Shaawi ‘alal Jalaalain juz IV halaman 337, juga dijelaskan sebagai berikut:
    Jika awal Ramadhan hari Ahad, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam 29
    Jika awal Ramadhan hari Senin maka Lailatul Qadar jatuh pada malam 21
    Jika awal Ramadhan hari Selasa maka Lailatul Qadar jatuh pada malam 27
    Jika awal Ramadhan hari Rabu maka Lailatul Qadar jatuh pada malam 19
    Jika awal Ramadhan hari Kamis maka Lailatul Qadar jatuh pada malam 25
    Jika awal Raamadhan hari Jumat maka Lailatul Qadar jatuh pada malam 17
    Jika awal Raamadhan hari Sabtu maka Lailatul Qadar jatuh pada malam 23
    Yang ketiga dijelaskan dalam kitab Hasyiyah al Bajuri ‘ala Ibni Qaasim al Ghaazi juz I halaman 304:
    Jika awal Ramadhan hari Jumat, maka Lailatul Qadar pada malam 29
    Jika awal Ramadhan hari Sabtu maka Lailatul Qadar pada malam 21
    Jika awal Ramadhan hari Ahad maka Lailatul Qadar pada malam 27
    Jika awal Ramadhan hari Senin maka Lailatul Qadar pada malam 29
    Jika awal Ramadhan hari Selasa maka Lailatul Qadar pada malam 25
    Jika awal Raamadhan hari Rabu maka Lailatul Qadar pada malam 27
    Jika awal Raamadhan hari Kamis maka Lailatul Qadar pada malam ganjil setelah malam 20
    Terlepas dari hal tersebut, tulisan Cak Nun terkait dengan Lailatul Qadar ini patut untuk menjadi bahan perenungan sebelum kita melakukan 'perburuan' malam Lailatul Qadar.
    Yang sepenuhnya harus kita urus dalam ‘menyambut’ Lailatul Qadar adalah reciever spiritual kita sendiri untuk mungkin menerima Lailatul Qadar. Kesiapan diri kita. Kebersihan jiwa kita. Kejernihan ruh kita. Kepenuhan iman kita. Totalitas iman dan kepasrahan kita. Itulah yang harus kita maksimalkan.

    Kalau lampumu tak bersumbu dan tak berminyak, jangan bayangkan api. Kalau gelasmu retak, jangan mimpi menuangkan minuman. Kalau mentalmu rapuh, jangan rindukan rasukan tenaga dalam. Kalau kaca jiwamu masih kumuh oleh kotoran-kotoran dunia, jangan minta cahaya akan memancarkan dengan jernih atasmu.

    Jadi, bertapalah dengan puasamu, bersunyilah dengan i’tikafmu, mengendaplah dengan lapar dan hausmu. Membeninglah dengan rukuk dan sujudmu. Puasa mengantarkanmu menjauh dari kefanaan dunia, sehingga engkau mendekat ke alam spiritualitas. Puasa menanggalkan barang-barang pemberat pundak, nafsu-nafsu pengotor hati, serta pemilikan-pemilikan penjerat kaki kesorgaanmu.***
    Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah saw. pernah menyebut-nyebut seorang Bani Israil yang berjuang fisabilillah menggunakan senjatanya selama seribu bulan terus menerus. Kaum muslimin mengagumi perjuangan orang tersebut. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr: 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada perjuangan Bani Israil selama seribu bulan itu.
    (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Al Wahidi, yang bersumber dari Mujahid)
    Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa di kalangan Bani Israil terdapat seorang laki-laki yang suka beribadah malam hari hingga pagi dan berjuang memerangi musuh pada siang harinya. Perbuatan itu dilakukannya selama seribu bulan. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr : 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada amal seribu bulan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dari Bani Israil tersebut.
    (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid).
    Para sahabat kagum dan iri karena lelaki Bani Israel tersebut selama 1.000 bulan (83 tahun 4 bulan) selalu beribadah dan berjihad kepada Allah karena sejak lahir dia sudah berada di atas agama yang lurus. Sedang para sahabat karena ajaran Islam baru disyiarkan Nabi, banyak yang masuk Islam pada umur 40 tahun atau lebih. Sehingga sisa waktu mereka hanya 20-30 tahun saja. Tak bisa menandingi ibadah lelaki dari Bani Israel tersebut.
    Karena itulah turun ayat di atas. Jika ummat islam beribadah pada malam tersebut, niscaya pahalanya sama dengan pahala 1000 bulan. Karena itu perbanyaklah shalat, dzikir, doa, membaca Al Qur’an, bersedekah, dan berjihad di jalan Allah pada malam Lailatul Qadar.


    Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah saw. pernah menyebut-nyebut seorang Bani Israil yang berjuang fisabilillah menggunakan senjatanya selama seribu bulan terus menerus. Kaum muslimin mengagumi perjuangan orang tersebut. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr: 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada perjuangan Bani Israil selama seribu bulan itu.
    (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Al Wahidi, yang bersumber dari Mujahid)
    Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa di kalangan Bani Israil terdapat seorang laki-laki yang suka beribadah malam hari hingga pagi dan berjuang memerangi musuh pada siang harinya. Perbuatan itu dilakukannya selama seribu bulan. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr : 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada amal seribu bulan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dari Bani Israil tersebut.
    (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid).
    Para sahabat kagum dan iri karena lelaki Bani Israel tersebut selama 1.000 bulan (83 tahun 4 bulan) selalu beribadah dan berjihad kepada Allah karena sejak lahir dia sudah berada di atas agama yang lurus. Sedang para sahabat karena ajaran Islam baru disyiarkan Nabi, banyak yang masuk Islam pada umur 40 tahun atau lebih. Sehingga sisa waktu mereka hanya 20-30 tahun saja. Tak bisa menandingi ibadah lelaki dari Bani Israel tersebut.
    Karena itulah turun ayat di atas. Jika ummat islam beribadah pada malam tersebut, niscaya pahalanya sama dengan pahala 1000 bulan. Karena itu perbanyaklah shalat, dzikir, doa, membaca Al Qur’an, bersedekah, dan berjihad di jalan Allah pada malam Lailatul Qadar.


    Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah saw. pernah menyebut-nyebut seorang Bani Israil yang berjuang fisabilillah menggunakan senjatanya selama seribu bulan terus menerus. Kaum muslimin mengagumi perjuangan orang tersebut. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr: 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada perjuangan Bani Israil selama seribu bulan itu.
    (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Al Wahidi, yang bersumber dari Mujahid)
    Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa di kalangan Bani Israil terdapat seorang laki-laki yang suka beribadah malam hari hingga pagi dan berjuang memerangi musuh pada siang harinya. Perbuatan itu dilakukannya selama seribu bulan. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr : 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada amal seribu bulan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dari Bani Israil tersebut.
    (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid).
    Para sahabat kagum dan iri karena lelaki Bani Israel tersebut selama 1.000 bulan (83 tahun 4 bulan) selalu beribadah dan berjihad kepada Allah karena sejak lahir dia sudah berada di atas agama yang lurus. Sedang para sahabat karena ajaran Islam baru disyiarkan Nabi, banyak yang masuk Islam pada umur 40 tahun atau lebih. Sehingga sisa waktu mereka hanya 20-30 tahun saja. Tak bisa menandingi ibadah lelaki dari Bani Israel tersebut.
    Karena itulah turun ayat di atas. Jika ummat islam beribadah pada malam tersebut, niscaya pahalanya sama dengan pahala 1000 bulan. Karena itu perbanyaklah shalat, dzikir, doa, membaca Al Qur’an, bersedekah, dan berjihad di jalan Allah pada malam Lailatul Qadar.


    Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah saw. pernah menyebut-nyebut seorang Bani Israil yang berjuang fisabilillah menggunakan senjatanya selama seribu bulan terus menerus. Kaum muslimin mengagumi perjuangan orang tersebut. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr: 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada perjuangan Bani Israil selama seribu bulan itu.
    (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Al Wahidi, yang bersumber dari Mujahid)
    Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa di kalangan Bani Israil terdapat seorang laki-laki yang suka beribadah malam hari hingga pagi dan berjuang memerangi musuh pada siang harinya. Perbuatan itu dilakukannya selama seribu bulan. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr : 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada amal seribu bulan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dari Bani Israil tersebut.
    (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid).
    Para sahabat kagum dan iri karena lelaki Bani Israel tersebut selama 1.000 bulan (83 tahun 4 bulan) selalu beribadah dan berjihad kepada Allah karena sejak lahir dia sudah berada di atas agama yang lurus. Sedang para sahabat karena ajaran Islam baru disyiarkan Nabi, banyak yang masuk Islam pada umur 40 tahun atau lebih. Sehingga sisa waktu mereka hanya 20-30 tahun saja. Tak bisa menandingi ibadah lelaki dari Bani Israel tersebut.
    Karena itulah turun ayat di atas. Jika ummat islam beribadah pada malam tersebut, niscaya pahalanya sama dengan pahala 1000 bulan. Karena itu perbanyaklah shalat, dzikir, doa, membaca Al Qur’an, bersedekah, dan berjihad di jalan Allah pada malam Lailatul Qadar.


    Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah saw. pernah menyebut-nyebut seorang Bani Israil yang berjuang fisabilillah menggunakan senjatanya selama seribu bulan terus menerus. Kaum muslimin mengagumi perjuangan orang tersebut. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr: 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada perjuangan Bani Israil selama seribu bulan itu.
    (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Al Wahidi, yang bersumber dari Mujahid)
    Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa di kalangan Bani Israil terdapat seorang laki-laki yang suka beribadah malam hari hingga pagi dan berjuang memerangi musuh pada siang harinya. Perbuatan itu dilakukannya selama seribu bulan. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr : 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada amal seribu bulan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dari Bani Israil tersebut.
    (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid).
    Para sahabat kagum dan iri karena lelaki Bani Israel tersebut selama 1.000 bulan (83 tahun 4 bulan) selalu beribadah dan berjihad kepada Allah karena sejak lahir dia sudah berada di atas agama yang lurus. Sedang para sahabat karena ajaran Islam baru disyiarkan Nabi, banyak yang masuk Islam pada umur 40 tahun atau lebih. Sehingga sisa waktu mereka hanya 20-30 tahun saja. Tak bisa menandingi ibadah lelaki dari Bani Israel tersebut.
    Karena itulah turun ayat di atas. Jika ummat islam beribadah pada malam tersebut, niscaya pahalanya sama dengan pahala 1000 bulan. Karena itu perbanyaklah shalat, dzikir, doa, membaca Al Qur’an, bersedekah, dan berjihad di jalan Allah pada malam Lailatul Qadar.


    Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah saw. pernah menyebut-nyebut seorang Bani Israil yang berjuang fisabilillah menggunakan senjatanya selama seribu bulan terus menerus. Kaum muslimin mengagumi perjuangan orang tersebut. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr: 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada perjuangan Bani Israil selama seribu bulan itu.
    (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Al Wahidi, yang bersumber dari Mujahid)
    Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa di kalangan Bani Israil terdapat seorang laki-laki yang suka beribadah malam hari hingga pagi dan berjuang memerangi musuh pada siang harinya. Perbuatan itu dilakukannya selama seribu bulan. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr : 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada amal seribu bulan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dari Bani Israil tersebut.
    (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid).
    Para sahabat kagum dan iri karena lelaki Bani Israel tersebut selama 1.000 bulan (83 tahun 4 bulan) selalu beribadah dan berjihad kepada Allah karena sejak lahir dia sudah berada di atas agama yang lurus. Sedang para sahabat karena ajaran Islam baru disyiarkan Nabi, banyak yang masuk Islam pada umur 40 tahun atau lebih. Sehingga sisa waktu mereka hanya 20-30 tahun saja. Tak bisa menandingi ibadah lelaki dari Bani Israel tersebut.
    Karena itulah turun ayat di atas. Jika ummat islam beribadah pada malam tersebut, niscaya pahalanya sama dengan pahala 1000 bulan. Karena itu perbanyaklah shalat, dzikir, doa, membaca Al Qur’an, bersedekah, dan berjihad di jalan Allah pada malam Lailatul Qadar.


    Admin Pada Saturday, June 03, 2017 Komentar

    Pangdam IM Mayjen TNI Moch. Fachrudin Beri Beasiswa Kepada Bocah Penemu Energi Listrik

    Inspirasi
    Naufal Raziq Siswa Penemu Energi Listrik
    Naufal Raziq sedang Berdiskusi dengan Pangdam IM Mayjen TNI
    Pejalansunyi.id | Anda masih ingat dengan Naufal Raziq, bocah asal Aceh Timur yang menemukan energi listrik dari pohon kedondong? Kamis siang kemarin (1/10/2017), ia diundang oleh  Panglima Kodam Iskandar Muda Mayjen TNI Moch. Fachrudin, S.Sos untuk diberikan beasiswa sehubungan dengan iniovasinya sebagai penemu energi listrik dari pohon kedondong pagar (Spondias Dulcis Forst).

    Selain menerima beasiswa, pada kesempatan itu Naufal juga berdiskusi mengenai energi listrik yang telah ditemukannya. Nauval Raziq adalah siswa kelas Madrasah Tsanawiyah Kota Langsa. Berawal dari ide yang lahir saat masih duduk di bangku SD, ia menghasilkan sebuah teknologi baru, listrik yang sumber energinya dari pohon kedondong.

    Bocah yang saat ini sudah berusia 15 tahun tersebut telah meneliti energi listrik dari pohon kedondong pagar selama tiga tahun ini.

    “Kami melihat inovasi dari Naufal ini merupakan wujud energi terbarukan yang memanfaatkan potensi alam yang banyak dijumpai di Indonesia. Dan sesuai semangat kami yang sangat mendukung inovasi teknologi baru terbarukan. Harapannya semakin banyak inovator yang menemukan solusi untuk penggunaan energi yang terbarukan,” demikian dijelaskan oleh Pangdam.

    Pertemuan selama satu jam tersebut, Mayjen TNI Moch. Fachrudin, S.Sos memberikan motivasi kepada Naufal agar bisa menciptakan listrik dengan kapasitas yang lebih besar dan handal agar bisa bermanfaat untuk masyarakat luas.

    “Tadi habis bertemu Pak Pangdam, membicarakan listrik dari pohon kedondong pagar,” kata Naufal.

    Awalnya, ide menemuankan energi listrik itu muncul saat ia mengikuti pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah. Bersama ayahnya, ia kemudian mengembangkannya dengan teknologi yang masih sangat sederhana. Inovasi Nauval itu lantas dilombakan tingkat kecamatan, berlanjut ke kabupaten hingga nasional. 

    Sebelumnya, teknologi temuan Naufal ini telah dimanfaatkan PT Pertamina EP melalui Rantau Field untuk membantu sekolah Anak Merdeka dan beberapa rumah serta fasilitas umum di desa terpencil Tampor Paloh Kec. Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur. Desa-desa yang awalnya gelap gulita itu akhirnya  mendapatkan penerangan listrik di malam hari.

    Selain itu, pohon energi ini juga telah dipasang di lokasi Pusat Pemberdayaan Masyarakat Pertamina di Aceh Tamiang, yang juga menjadi laboratorium tree energy dalam pengembangannya untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal.

    Kita tentu patut berbangga dengan inovasi dan prestasi yang diraih Nauval. Di tengah situasi negeri yang carut marut, banyak anak muda yang berpotensi mengharumkan nama bangsa dan negara. Dukungan dari semua pihak tentu sangat diharapkan, sehingga hasil temuan Nauval bermanfaat bagi orang banyak. (*)
    Admin Pada Saturday, June 03, 2017 Komentar

    Thursday, June 1, 2017

    Manfaat Melakukan Shalat Tarawih untuk Kesehatan

    News
    Shalat Tarawih Berguna Untuk Kesehatan

    SELAMA Ramadan, setiap umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan salat tarawih agar lebih afdol dalam berpuasa. Salat Tarawih adalah salat sunnah yang dilaksanakan setelah isya' selama sebulan penuh. Bilangan rakaatnya tergantung keyakinan masing-masing untuk melaksanakan 8 atau 20 rakaat.

    Tahukah Anda, jika salat tarawih dilaksanakan secara khusyu' dan rutin, pelakunya akan mendapatkan banyak manfaat untuk kesehatan.

    Dilansir dari Alquranclasses, Sabtu (27/5/2017), setidaknya ada lima manfaat salat tarawih yang harus Amda ketahui. Simak yuk penjelasannya!

    Menstabilkan emosi 

    Setiap melakukan salat, seseorang akan merasa tenang dan nyaman. Hal ini juga berlaku ketika seseorang melakukan salat tarawih setiap malam. Jika Anda rutin melakukan salat tarawih, maka Anda akan merasa memiliki emosional yang lebih stabil, sehingga mampu mencegah stres dan depresi.

    Mencegah pengeroposan tulang 

    Gerakan salat tarawih dilakukan minimal 11 kali, bahkan ada yang 23 kali. Hal tersebut tentu bukan suatu hal yang sia-sia. Dengan salat tarawih, manfaatnya bisa mengencangkan otot dan tulang. Hal itu akan berguna bisa mencegah osteoporosis di masa tua.

    Mengurangi berat badan 

    Wah, selain berpuasa menahan makan selama 16 jam, gerakan salat tarawih juga membantu untuk membakar kalori. Karena hampir serupa dengan gerakan stretching dan aktivitas fisik yang membantu menurunkan berat badan.

    Meningkatkan fungsi jantung 

    Ya, puasa juga menstabilkan kinerja otot jantung Anda. Denyut jantung akan terasa lebih normal dan tidak cepat lelah.

    Meningkatkan fungsi paru 

    Selama menjalani salat tarawih, Anda juga merasa lebih tenang. Pernapasan jadi lebih teratur dan sistem kerja paru-paru menjadi stabil.

    Sumber : Okezone 

    Admin Pada Thursday, June 01, 2017 Komentar

    Persiapan Pembayaran Gaji-13 dan Tunjangan Hari Raya Tahun 2017

    News

    Penerima THR Gaji 13 1017
    News - Kemungkinan, Pemerintah tidak akan mencairkan secara serentak gaji 13 dan gaji ke-14 atau Tunjangan Hari Raya (THR) untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) tahun 2017. Pencairan akan terelebih dahulu untuk THR yang akan diberikan seminggu sebelum lebaran.

    Sebuah dokumen dari Kementrian Keuangan menyebutkan bahwa THR dan Pensiun-13 akan dibayarkan pada bulan Juni 2017, sedangkan untuk Gaji-13 baru akan dibayarkan pada bulan Juli 2017, karena untuk keperluan siswa masuk sekolah.

    Adapun Persiapan Penyelesaian dan Sosialisasi PP dan PMK Gaji ke-13 dan THR tahun 2017 sesuai dengan dokumen Persiapan Pembayaran Gaji-13 dan Tunjangan Hari Raya Tahun 2017 adalah sebagai berikut:
    1. Sampai dengan tanggal 31 Mei 2017, posisi draft RPP masih di Sekretaris Negara untuk permintaan paraf kepada MenPAN-RB, Menkeu, dan  Kepala BKN.
    2. Setelah paraf dilakukan oleh ketiga kementrian, baru diajukan ke Presiden untuk ditandatangani. Proses selanjutnya adalah diundangkan di Kemenkumham.
    3. Diperkirakan PP selesai diundangkan tanggal 8-9 Juni 2017.
    4. Peraturan Menteri Keuangan (PMK) diselesaikan simultan dengan penyelesaian PP, dan diperkirakan selesai diundangkan tanggal 12-13 Juni 2017.
    5. Tanggal 12-14 Juni 2017 akan dilakukan teleconference seluruh Kanwil dan simultan dengan pengiriman/upload PMK di website.
    6. Tanggal 14-15 Juni 2017 sosialisasi oleh Kanwil dan KPPN.
    Pengajuan SPM ke KPPN pada bulan Juni:
    1. SPM diluar THR dan Pensiun-13, Dari tanggal 1 s.d 15 Juni 2017, Perkiraan jumlah SPM : 213.985 SPM (data OMSPAN dihitung rata-rata Januari-Maret 2017 termasuk gaji Induk bulan Juli 2017)
    2. SPM Pensiun-13, tanggal 15-20 Juni 2017, Perkiraan jumlah SPM : 3 SPM dan SP2D diterbitkan paling lambat tanggal 20 Juni 2017)
    3. SPM THR, tanggal 14-20 Juni 2017, Perkiraan jumlah SPM : 28.479 SPM (data OMSPAN tahun 2016) dan SP2D diterbitkan paling lambat tanggal 20 Juni 201)
    4. SPM gaji Juli 2017 diterbitkan SP2D-nya paling lambat tanggal 23 Juni 2017 dan dibayarkan tanggal 3 Juli 2017
    Pengajuan SPM ke KPPN pada bulan Juli: 

    SPM Gaji-13, Diajukan mulai tanggal 3 Juli 2017, Perkiraan jumlah SPM : 29.101 SPM (Berdasarkan data OMSPAN Gaji ke-13 tahun 2016)
    Admin Pada Thursday, June 01, 2017 Komentar

    Tips Sehat Ala Cak Nun

    Tips & Trik
    Resep Sehat ala Cak Nun

    27 Mei 2017, atau 1 Ramadan 1438 dalam hitungan hijriyah, Cak Nun, Panggilan akrab Mbah Emha Ainun Nadjib genap berusia 64 tahun. Berbagai ucapan mengalir, tulisan-tulisan dipersembahkan, bahkan khusus untuk kelahiran beliau, ada sebuah acara bertajuk "SONYA KATRESNAN 64th MBAH Nun " yang digelar di surabaya. Acara tersebut merupakan persembahan khusus dari berbagai komunitas seni di Surabaya dalam rangka mensyukuri, apresiasi, dan sebagai wujud rasa terima kasih atas berbagai karya-karya seni yang telah di hadirkan oleh Mbah Nun (Emha Ainun Nadjib) untuk masyarakat .

    64 tahun, usia yang sudah tidak lagi muda. Bahkan jika mengacu pada kehidupan Kanjeng Nabi Muhammad Saw, ada 'bonus' umur yang diberikan oleh Tuhan kepada Cak Nun. Namun yang patut dicatat, dalam usia yang sepuh itu, mobilitas simbah justru semakin meningkat. Simbah yang pencolotan dari satu tempat ke tempat lain akibat dijadwal oleh masyarakat. Jam tidur yang tak menentu karena acara pengajian yang rata-rata berakhir menjelang subuh, dan sebagainya. Dan itu bahkan dilakukan hampir tiap hari.

    Yang menarik, dalam agenda yang demikian padat itu, Cak Nun bahkan masih terus menulis dan menulis. Setiap hari, tulisan demi tulisan beliau persembahkan untuk jamaah maiyah yang tersebar di pelbagai kota.Lantas, apa sesungguhnya resepnya sehingga simbah tetap energik. Apa sesungguhnya definisi kesehatan menurut beliau?

    Dulu sekali, Cak Nun pernah memberikan resep tentang kesehatan kepada jamaah  maiyah. Beberapa waktu lalu, juga beredar sebuah Video tentang 11 Point Kesehatan dari Cak Nun. Berikut ni adalah tips kesehatan menurut Cak Nun yang mungkin bisa diterapkan agar kita senantiasa dianugrahi kesehatan.
    1. Faktor utama kesehatan adalah menjalani cara hidup, pola makan, irama kerja-istirahat, dan seterusnya, yang membuat seluruh perangkat tubuh (dan jiwa, ketenangan hati, keajegan akal sehat) kita selalu memiliki daya tahan yang mencukupi untuk berperang melawan setiap potensi sakit dan serangan penyakit. Setiap orang harus mengenali dirinya sendiri dalam konteks tersebut dan selalu saling becermin satu sama lain.
    2. 70% sakit itu sumbernya dismanajemen hal di atas. Potensi sakit yang berasal dari dalam atau keadaan jasad sendiri tidak diantisipasi dengan pola hidup yang tepat. 20% penyakit yang datang menyerang datang dari luar, kansnya 50-50 untuk bisa ditahan atau tidak. Yang 10% sisanya sakit atas perintah Allah untuk hukuman, peringatan, atau ujian.
    3. Pemahaman tentang sakit dan sehat terus dinamis dan berkembang. Setiap orang perlu menjadi dokter atau dukun bagi dirinya sendiri dengan terus-menerus mengakomodasi berbagai pemahaman dari kedokteran modern maupun alternative.
    4. Wirid dan dzikir tidak boleh dijadikan andalan utama, sebab ia hanya salah satu alat atau senjata pertahanan subyek atau khalifah yang ditangannya terdapat berbagai konsep dan formula tentang kesehatan. Alat ini tentu saja sangat penting terutama untuk menembus perkenan ajaib Allah untuk membikin sakit atau sehat.
    5. Untuk kesehatan darah dan seluruh metabolisme tubuh, setiap cairan yang diminum dikhalifahi dengan 1x Al-Fatihah + doa “Ya zamzamallah zamzamallah ishfina ishfina biyadikal khoir amin amin amin”. Untuk kesehatan mata, setiap bangun tidur sebelum kumur dan wudhu, ambil dengan jari cairan ludah (idu bacin), oleskan di telapukan mata kanan dengan “Ya Bashir 5x” dan di telapukan mata kiri dengan “Ya Bashir 5x”.
    Admin Pada Thursday, June 01, 2017 Komentar
    Subscribe to: Posts (Atom)
    • Artikel Terbaru
    • Arsip Blog

    Artikel Terbaru

    Arsip Blog

    • October (1)
    • June (14)
    • May (18)
    • April (2)
    • February (1)
    • January (1)
    • January (1)
    • November (1)
    • August (2)
    • July (2)
    • June (3)
    • May (13)
    • April (26)
    • March (30)
    • February (43)
    • January (50)
    • December (4)

    Resensi Buku

    Kategori

    Anekdot Berita Pendidikan Cerpen Download Esai Guru Menulis Inspirasi Kolom Kolom Cak Nun Kolom Jamaah Maiyah Literasi News Opini Pendataan Pendidikan Puisi Regulasi Reportase Maiyah Resensi Buku Sertifikasi Guru Tentang Maiyah Tips & Trik
    Pejalan Sunyi

    Followers

    Pejalansunyi.id berusaha berbagi informasi yang bermanfaat. Jika ada ide, kritik, atau saran, silahkan hubungi kami dengan kontak berikut. Salam!

    Name Email Address important Content important

    Reportase Maiyah

    Contact Form

    Name

    Email *

    Message *

    Artikel Random

    Memuat...
    Copyright © Pejalan Sunyi
    Template by Arlina Design