tag:blogger.com,1999:blog-44337378916463617692018-03-07T07:15:46.471+07:00Pejalan SunyiAdminhttp://www.blogger.com/profile/04035102490442986057noreply@blogger.comBlogger213125tag:blogger.com,1999:blog-4433737891646361769.post-49375468738433703432017-10-12T09:55:00.006+07:002017-10-12T16:45:57.195+07:00MENELISIK FUNGSI GADGET DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN<div style="text-align: justify;"><b>PERKEMBANGAN</b> teknologi informasi dan komunikasi adalah keniscayaan yang tak bisa dielakkan. Sebab, perkembangan itu akan terus berjalan seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan. Salah-satu produk teknologi informasi yang saat ini marak digunakan adalah gadget. Gadget menurut Wikipedia (2017) merupakan perangkat elektronik yang memiliki berbagai kemampuan praktis dan canggih. Beragam fitur yang ditawarkan mulai dari kamera, games, internet, audio, dan fitur-fitur lainnya membuat perangkat digital itu tak hanya sekedar sebagai alat komunikasi. Semakin canggih gadget, semakin ia memiliki kemampuan lebih sehingga memberikan kemudahan bagi penggunanya.<br /><br />Menariknya, jika dahulu gadget hanya digunakan oleh kalangan menengah ke atas, sekarang gadget banyak digunakan oleh semua kalangan, tak terkecuali anak-anak. Hal ini tentu saja perlu mendapatkan perhatian. Sebab, penelitian Maulida berjudul “<i>Menelisik Pengaruh Penggunaan Aplikasi Gadget Terhadap Perkembangan Psikologis Anak Usia Dini</i>” yang dimuat di <i>Jurnal Keperawatan</i> (2013) menyebutkan, gadget membawa banyak perubahan dalam pola kehidupan. Terjadinya kesenjangan sosial dalam kehidupan bermasyarakat juga disebabkan sering menggunakan gadget. Maulida bahkan menyebutkan contoh kasus seorang siswa kelas 5 SD telah melakukan pelecehan seksual terhadap teman sebayanya. Hal itu terjadi akibat pelakunya sering menonton video porno yang dapat dengan mudah diakses melalui gadget miliknya. Memprihatinkan bukan?<br /><br />Memang jika dilihat dari sisi positif, keberadaan gadget sangat menguntungkan bagi manusia modern yang aktifitasnya dituntut serba mobile. Dengan adanya gadget, kehidupan menjadi lebih dipermudah. Manusia tak lagi dibatasi ruang dan waktu. <i>Share</i> ilmu pengetahuan, diskusi lintas negara, konsultasi dalam hal apapun, transaksi keuangan melalui kamar-kamar pribadi, hingga melakukan pembelajaran tanpa harus bertatap muka secara langsung adalah fenomena mutakhir yang tak lagi mustahil. Masalahnya, gadget adalah pisau bermata dua yang memiliki sisi baik dan buruk. Meskipun dampak positifnya besar, akibat negatif yang ditimbulkan juga kerap mengintai jika tidak dipergunakan secara bijak. Apalagi jika penggunanya adalah anak SD yang <i>notabene </i>belum memiliki perkembangan kepribadian yang matang.<br /><br />Merujuk pada teori perkembangan psikososialnya Erikson (1902-1994), anak SD usia 6-12 tahun adalah usia sekolah dimana anak sudah terlibat aktif dengan interaksi sosial. Pada masa ini, keingin-tahuan anak menjadi sangat kuat karena berhubungan dengan perjuangan dasar menjadi berkemampuan (<i>competence</i>). Hanya saja, usia ini menurut teori Jean Piaget (1896-1980) adalah tahap operasional kongkrit. Artinya, anak baru bisa mencerna hal-hal kongkrit. Mereka belum bisa memilah secara bijak segala sesuatu yang sifatnya abstrak. Untuk itulah, ketika anak diperbolehkan menggunakan gadget dalam aktifitas sehari-harinya, yang dibutuhkan adalah pendampingan dari orang dewasa agar mereka tidak salah dalam melangkah. <br /><br /><b>Gadget Untuk Pembelajaran Siswa SD</b><br />Beberapa waktu lalu, pernyataan menarik dilontarkan oleh mantan Dirjen GTK, Sumarna Surapranata, Ph.D saat membuka acara <i>Workshop Penulisan Jurnal Guru Dikdas Berprestasi</i> yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar di Surabaya (21/08/2017). Di tengah pro-kontra pemakaian gadget bagi siswa di sekolah, Pak Dirjen yang purna sejak 8 Agustus 2017 itu justru menganjurkan agar siswa tidak dilarang menggunakan gadget. Alasannya, gadget adalah alat yang bisa memberikan ruang bagi guru untuk melakukan inovasi pembelajaran. Tak tanggung-tanggung, simulasi sederhana dilakukan dengan mengetikkan kata kunci tertentu melalui <i>search engine</i> milik google. Dalam hitungan detik, apa yang dibutuhkan ditampilkan sesuai dengan kata kunci yang dimasukkan. Pak Pranata lantas menegaskan, bukankah amat disayangkan jika hal tersebut tidak dimanfaatkan sebesar-besarnya dalam kegiatan pembelajaran?<br /><br />Terkait hal itu, penulis tiba-tiba teringat dengan seorang rekan guru dari Bojonegoro Jawa Timur. Adalah Muhammad Nur Zakun, Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) dari SDN Model Terpadu Bojonegoro. Guru yang beberapa waktu yang lalu mendapatkan penghargaan dari PB PGRI di hadapan Presiden Joko Widodo itu banyak melakukan inovasi dalam kegiatan pembelajaran. Dengan memanfaatkan perkembangan ICT, Pak Zakun seringkali menciptakan aplikasi pembelajaran baik yang berbasis dekstop, maupun android. Ketika sebuah perusahaan ternama di Indonesia menyelenggarakan ajang <i>My Teacher My Hero</i> (MTMH) dalam <i>Indonesia Digital Learning</i> Tahun 2016, Pak Zakun adalah satu diantara delapan orang se-Indonesia yang memenangi kompetisi. <i>Reward </i>yang diberikan berupa <i>Education Benchmark</i> ke Australia. Dalam ajang tersebut, peserta sebelumnya diminta mengirimkan karya berupa aktivitas pembelajaran digital yang dikemas dalam sebuah video pendek. <br /><br /><div style="text-align: justify;">Hasilnya bisa dilihat, kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dan bermakna tak hanya bagi siswa, juga bagi wali murid. Dalam video pendek yang dikirimkan, ditampilkan testimoni wali murid yang memberikan apresiasi terhadap inovasi pembelajaran yang telah dilakukan. Wali murid tersebut bahkan angkat topi dengan model pembelajaran Pak Zakun. Saat ini, aplikasi yang dikembangkan oleh GPAI tersebut adalah aplikasi berbasis android berupa <i>game</i> pembelajaran <i>Tembakan Harakat</i> menggunakan <i>Construct 2</i>. Aplikasi yang diikut-sertakan dalam lomba <i>mobile</i> Ki Hajar 2017 yang diselenggarakan oleh BPMPK Kemdikbud itu masuk kontributor 30 besar, meskipun belum berhasil menjadi juara. <br /><br />Pada sisi berbeda, penggunaan gadget yang memengaruhi hasil belajar siswa juga telah dibuktikan melalui penelitian. Tengok misalnya penelitian Beauty Manumpil, dkk. dalam <i>Jurnal Keperawatan Volume 3, April 2015</i>. Penelitian yang dilakukan terhadap 41 responden siswa sebuah sekolah itu bertujuan ingin mengetahui hubungan penggunaan gadget dengan tingkat prestasi belajar siswa. Hasilnya, 30 siswa (73,2 %) mendapatkan nilai tinggi, sedangkan 11 siswa sisanya (26,8 %) memperoleh nilai rendah. Berdasarkan uji statistik juga ditemukan, penggunaan gadget terlalu lama dapat berpengaruh pada konsentrasi anak. Sedangkan penggunaan gadget selama jam pelajaran berlangsung untuk mengakses berbagai media sosial berpengaruh buruk terhadap tingkat prestasi siswa.<br /><br />Begitulah, baik buruknya gadget tidak tergantung pada bendanya, melainkan cara penggunaannya. Maka, ketika ada regulasi yang melarang penggunaan gadget, minimal di tingkat sekolah, pertanyaan penting patut diajukan, tidakkah hal tersebut akan menghambat guru ketika ingin melakukan inovasi pembelajaran? Adakah jaminan bahwa ketika penggunaan gadget dilarang, siswa tidak menggunakannya di tempat lain? Bukankah waktu anak di luar sekolah jauh lebih banyak? Maka menurut hemat penulis, yang terutama bukanlah melarang, melainkan memberikan pendidikan bagaimana mestinya menggunakan piranti teknologi itu agar bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya dalam kehidupan.<br /><br />Untuk itulah, agar dampak negatif yang ditimbulkan dapat diminimalisir, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru ketika memanfaatkan gadget dalam kegiatan pembelajaran siswa sekolah dasar. Pertama, guru hendaknya bekerja sama dengan orang tua terkait dengan penggunaan gadget bagi anak. Sebagaimana dituturkan di awal, gadget adalah pisau bermata dua yang yang memiliki kemungkinan baik dan buruk. Tidak semua orang tua memiliki tingkat pengetahuan yang sama. Dampak positif dan negatif penggunaan gadget itulah yang harus disampaikan sebagai bahan pembelajaran, sekaligus untuk menyamakan persepsi agar orang tua memiliki kewaspadaan dalam menjalankan fungsi kontrol terhadap proses pertumbuhan karakter anak. <br /><br />Telah menjadi pengetahuan bersama, bahwa pendidikan adalah tugas bersama antara guru, masyarakat, pemerintah, dan terutama orang tua. Semua stakeholder tersebut harus menjalankan fungsinya dengan baik sesuai dengan posisi dan proporsinya masing-masing. Kalau toh anak diperbolehkan menggunakan gadget selama di sekolah, tentu saja hal itu disertai dengan batasan-batasan. Batasan-batasan itulah yang harus diterapkan juga oleh orang tua selama anak berada di luar sekolah. Akan menjadi tidak efektif jika aturan ketat itu diberlakukan di sekolah, tapi selama di rumah anak dibiarkan menggunakan gadget tanpa pengawasan dan kontrol sama sekali.<br /><br />Kedua, menggunakan gadget hanya untuk kegiatan yang mendukung pembelajaran. Lazim diketahui, saat ini banyak sekali aplikasi pembelajaran yang bisa diunduh secara gratis, baik aplikasi berbasis dekstop, maupun yang berbasis android. Guru bisa mengondisikan agar aplikasi tersebut terpasang di gadget anak. Untuk menunjang pembelajaran yang berhubungan dengan pendidikan karakter, guru bisa memberikan tugas kepada anak melalui aplikasi tersebut, baik tugas terstruktur ketika di sekolah, maupun tugas tidak terstruktur ketika anak di rumah. Akan lebih ideal jika guru memiliki kemampuan membuat aplikasi sendiri, sehingga media pembelajaran yang dibuat bisa disesuaikan dengan karakter anak. Disinilah diperlukan kemauan kuat, agar guru bersedia terus belajar untuk melakukan pengembangan diri.<br /><br />Ketiga, Indonesia adalah salah-satu negara pengakses situs pornografi terbesar di dunia, yang penggunanya bukan hanya orang dewasa, bahkan juga anak-anak. Pornografi adalah perusak mental yang merongrong integritas. Sesuai dengan peraturan pemerintah, saat ini banyak provider internet di Indonesia telah memblokir konten situs-situs terlarang, namun ada sebagian kecil yang belum. Guru bisa melakukan antisipasi dengan memblokir konten situs negatif secara mandiri, salah-satunya bisa menggunakan <i>DNS Nawala Project</i>. Yang tak kalah penting, harus ada pemeriksaan konten secara berkala terhadap gadget anak untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal negatif. Jika suatu saat ditemukan adanya penyimpangan, guru harus segera mengambil tindakan agar tidak menjadi masalah yang berkelanjutan.<br /><br />Beberapa hal yang dikemukakan di atas adalah <i>ikhtiar</i> untuk menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks, seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang tak mungkin dihindari. Memang, melarang penggunaan gadget bagi anak bukanlah hal yang bijaksana. Sebagaimana <i>maqalah</i> Sayyidina Ali, anak hidup dengan zamannya sendiri. Maka, didiklah anak sesuai dengan zamannya, meskipun zaman itu sama sekali berbeda dengan zaman guru dan para pendahulunya. Alhasil, daripada sibuk berdebat tentang penggunaan gadget bagi anak, alangkah baiknya jika guru menjadikannya peluang untuk meningkatkan kualitas dalam kegiatan pembelajaran. Bagaimana menurut Anda?(*)</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">*)<i><b>Suhadaq, S.Pd.I</b>, Penulis adalah Guru PAI SDN 3 Talunrejo Bluluk Lamongan Jawa Timur </i> </div></div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/04035102490442986057noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4433737891646361769.post-86004593581980957432017-06-25T07:51:00.000+07:002017-06-25T08:15:16.886+07:00Kualitas Manusia Pasca Ramadan<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-PjxvSEHpiC4/WU8OS_B3KoI/AAAAAAAALFE/hnKiRP4dmC0lcA_wsczooteSEu1rzCZVwCLcBGAs/s1600/kualitas%2Bmanusia%2Bpasca%2Bramadan.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="Padhang Mbulan" border="0" data-original-height="540" data-original-width="720" height="480" src="https://2.bp.blogspot.com/-PjxvSEHpiC4/WU8OS_B3KoI/AAAAAAAALFE/hnKiRP4dmC0lcA_wsczooteSEu1rzCZVwCLcBGAs/s640/kualitas%2Bmanusia%2Bpasca%2Bramadan.jpg" title="Kualitas Manusia Pasca Ramadan" width="640" /></a></div><i>SUASANA masih cenderung sepi ketika saya tiba di Menturo. Kira-kira jam delapan lewat seperempat, saya lihat masih belum begitu banyak jamaah yang hadir. Sebagian bersantai di Masjid, sebagian yang lain bergerombol di kios barakahnya Pak Ndut. Hanya beberapa orang duduk di terpal yang telah digelar di teras nDalem kasepuhan, tempat yang dipersiapkan untuk pengajian. Malam hari itu, bersama enam orang teman saya mengendorkan urat syaraf sejenak setelah sebelumnya menempuh jarak kurang lebih satu setengah jam perjalanan menuju Menturo.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>MASIH</b> dalam suasana halal bihalal, pengajian yang dilaksanakan hari senin (12/9/2011) itu dibuka oleh Mas Toto Raharjo -akrab dipanggil Mas Totok-, dengan penampilan khasnya. Jarum jam sudah menunjukkan angka sembilan lebih. <i>Dzikriyah Ma’iyah</i> sebelumnya telah dilaksanakan dipimpin oleh Cak Rudd Blora, Kang Miftachul Huda, dan Kang Munir. Tidak banyak yang disampaikan oleh Mas Totok. Beliau hanya menceritakan pengalamannya selama <i>mudik</i> di kampung halaman ibundanya terkait fenomena lebaran dua kali tahun ini. Kata Mas Totok, lebaran dua kali itu bukan persoalan sederhana. Sebab, kebijakan pemerintah yang menetapkan 1 syawal mundur satu hari itu memunculkan akibat yang tidak remeh, terutama bagi masyarakat di kampungnya yang tidak memiliki pengalaman berlebaran dua kali.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Beberapa pertanyaan pun dilontarkan, apakah tidak bisa jika penentuan waktu puasa atau lebaran dilaksanakan jauh-jauh hari, sehingga tidak memunculkan masalah sebagaimana yang terjadi tahun ini. Apakah sebenarnya <i>ru’yah</i> atau <i>hisab</i> itu? Mas Totok juga melemparkan wacana kualitas manusia <i>pasca</i> Ramadan. Ketika selesai puasa, mungkinkah manusia bisa lahir kembali sebagaimana bayi yang baru dilahirkan. Apakah mungkin manusia bisa kembali menjadi bayi? Jika dikaitkan dengan idul fitri, apakah sebenarnya <i>fitri</i> itu? </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hal-hal itulah yang kemudian direspon oleh Cak Fuad – sapaan akrab Ahmad Fuad Effendi – setelah sebelumnya Mas Zainul Arifin melantunkan shalawat dan puji-pujian bersama jamaah . Menurut Cak Fuad, perbedaan hari raya tahun ini disebabkan cara penentuannya yang memang tidak sama. Jika kaum Nahdliyin melakukan <i>ru’yah</i> untuk menentukan awal Ramadan ataupun Syawal, itu didasarkan pada sebuah hadits: <i>shumu liru’yatihi wa afthiruu liru’yatihi... dst. </i>(berpuasalah jika melihat <i>hilal</i>, dan berbukalah (berhari-rayalah) jika melihat <i>hilal</i>...dst).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kata <i>ru’yah</i> (melihat) itu dipahami oleh teman-teman Nahdliyin secara tekstual melihat bulan baru (<i>hilal</i>) dengan menggunakan mata kepala. Hal tersebut berbeda dengan sebagian golongan yang menggunakan perspektif lain. Bahwa melihat tidak harus menggunakan mata. Melihat bisa dilakukan melalui perhitungan-perhitungan tertentu, atau yang lebih dikenal dengan ilmu <i>hisab</i>. Permasalahannya, jika secara hitungan (<i>hisab</i>) posisi <i>hilal</i> masih sekian derajat diatas ufuk dan kecil kemungkinannya bisa dilihat dengan mata, hal itulah yang kemudian rentan menimbulkan perbedaan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selama ini, perbedaan pendapat di kalangan umat islam kerap terjadi dan diyakini sebagai hal-hal yang tidak prinsipil. Pertanyaan balik yang kemudian diajukan oleh Cak Fuad, kalau memang tidak prinsip, mengapa diantara sebagian golongan harus ada yang bertahan dengan pendapatnya dan tidak saling berkompromi satu sama lain? Mengapa tidak ada kesediaan duduk satu meja demi kemaslahatan bersama? Cak Fuad lantas menarik kesimpulan, bahwa permasalahan sebenarnya bukan terletak pada <i>ru’yah</i> atau <i>hisab </i>itu sendiri. Bahwa <i>ru’yah </i>atau <i>hisab, qunut</i> atau tak <i>qunut</i>, taraweh 20 atau 8 rakaat, dan lain-lain sudah dijadikan <i>trade mark</i> atau ciri khusus dari golongan, sehingga yang muncul kemudian adalah sifat <i>ashobiyah</i> (fanatik secara belebihan kepada sebuah golongan keagamaan tertentu). Alhasil, jika diantara umat islam tidak bersedia merenungi kembali bahwa <i>innama al-mu’minuuna ikhwatun, faashlihuu baina akhawaikum</i>, maka perbedaan itu akan terus terjadi sepanjang hayat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tentang idul fitri, Cak Fuad menjelaskan bahwa kata <i>fitri </i>memiliki dua pengertian. Yang pertama, artinya berbuka. Idul fitri adalah hari berbuka. Ini sejalan dengan pengetahuan dalam islam, bahwa ketika idul fitri berlangsung memang tidak diperkenankan untuk berpuasa, bahkan haram. Jadi idul fitri adalah hari raya makan-makan. Sedangkan pengertian kedua dihubungkan dengan kata <i>fitrah </i>sebagaimana pernah disampaikan oleh Nabi, bahwa puasa yang dilakukan oleh manusia <i>imanan</i> <i>wa</i> <i>ihtisaban</i> menawarkan kemungkinan diampuni dosanya yang telah lalu, sehingga menyeretnya pada situasi <i>kama waladathu ummuhu</i>, seperti ketika pertama kali dilahirkan oleh ibunya suci tanpa dosa. Maka, Idul Fitri adalah hari dimana manusia kembali kepada <i>fitrah</i> karena dosa-dosanya sudah diampuni olleh Allah SWT.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Dengan keadaan itu, apakah kemudian ada manusia yang begitu yakin bahwa sesudah puasa, dosa-dosanya telah diampuni Allah SWT, sehingga ketika 1 Syawal ia telah bersih dan suci dari dosa-dosa? Saya kira tidak ada,” tegas Cak Fuad,”Jadi itu semua lebih bersifat harapan. Bahwa sesudah puasa, kita berharap dosa-dosa kita akan diampuni Allah sehingga kita benar-benar mencapai idul fitri.”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ungkapan lain tentang <i>fitrah</i> menurut Cak Fuad adalah hadits Nabi <i>kullu mauludin yuladu ala al-fitrah</i>, setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Fitrah yang dimaksud memiliki bermacam-macam penafsiran. Salah-satu penafsiran sesuai dengan al-Qur’an adalah keadaan meyakini bahwa Allah itu Esa. Maka, jika kemudian ada manusia memiliki keyakinan bahwa Allah itu lebih dari satu, maka ia sesungguhnya telah keluar dari fitrah kemanusiaan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lebih lanjut Cak Fuad menjelaskan kualitas manusia <i>pasca</i> Ramadan. Bahwa puasa yang dilaksanakan sebulan penuh tidak secara otomatis mengubah kualitas kepribadian manusia menjadi bertaqwa. Ini setidaknya ditunjukkan dengan idiom taqwa dalam ayat tentang puasa yang menggunakan <i>fiil mudlori’ (tattaqun)</i>. Berbeda dengan <i>fiil madli</i> yang bermakna sudah terjadi (sudah bertaqwa), <i>fiil mudlori </i>memilki arti harus diusahakan terus-menerus. Artinya, posisi taqwa memang harus diperjuangkan sepanjang kehidupan. Bahkan kalaupun <i>toh </i>sesudah puasa manusia berhasil meraih predikat taqwa, jika sesudah Ramadan ia tidak berhati-hati dalam sikapnya sehingga melakukan tindakan yang merugikan orang lain, predikat taqwa itu akan hilang pada saat itu juga.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tentang taqwa, maupun puasa yang harus dilaksanakan terus-menerus dalam hidup, Cak Fuad menyitir ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang puasa (QS.Al.Baqarah:183-188). Bukan sebuah kebetulan jika ayat tentang puasa itu diakhiri dengan pernyataan Allah <i>wala takuulu amwalakum bainakum bilbathil...dst</i> (janganlah kamu memakan harta diantaramu dengan cara bathil...dst). Itu menunjukkan, bahwa yang halal saja diharamkan oleh Allah pada waktu tertentu (apalagi yang haram), maka pasca Ramadan manusia ditegaskan agar tidak memakan sesuatu yang haram (termasuk didalamnya memakan harta orang lain secara tidak sah). Ini berlangsung sepanjang kehidupan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Artinya, keberhasilan puasa Ramadan sesungguhnya lebih ditunjukkan oleh apakah sesudah 1 Syawal, manusia tetap berpuasa dari hal-hal yang dimurkai oleh Allah SWT atau tidak. Jika dikaitkan dengan pencapaian Idul Fitri, maka upaya mencapai situasi <i>fitri</i> tidak hanya sekedar melakukan puasa selama sebulan penuh kemudian selesai. Kondisi <i>fitri</i> maupun derajat taqwa memang harus diperjuangkan secara terus-menerus sepanjang kehidupan. (*)</div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/04035102490442986057noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4433737891646361769.post-77365343496395570612017-06-18T13:43:00.000+07:002017-06-18T13:52:47.457+07:00Tata Cara Pendaftaran Sertifikasi Guru Jalur Prestasi 2017<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-E0XlBz_-jBk/WUYgr7dQMII/AAAAAAAALEU/UaqR6xj1ZL0ZM5Si3gocoF8MO4TiwWQHACLcBGAs/s1600/Sertfikasi-Guru.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sertifikasi Guru Jalur Prestasi" border="0" data-original-height="529" data-original-width="832" height="404" src="https://2.bp.blogspot.com/-E0XlBz_-jBk/WUYgr7dQMII/AAAAAAAALEU/UaqR6xj1ZL0ZM5Si3gocoF8MO4TiwWQHACLcBGAs/s640/Sertfikasi-Guru.jpg" title="Syarat Sertifikasi Guru 2017" width="640" /></a></div><div style="text-align: justify;"><b>A. Persyaratan Peserta Sertifikasi Guru </b><br /><ol><li>Guru di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang belum memiliki sertifikat pendidik. </li><li>Memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK). </li><li>Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) dari perguruan tinggi yang memiliki program studi yang terakreditasi atau minimal memiliki ijin penyelenggaraan. </li><li>Memiliki status sebagai guru tetap (GT) dibuktikan dengan Surat Keputusan sebagai Guru PNS/Guru Tetap. Bagi GT bukan PNS pada sekolah swasta, SK Pengangkatan dari yayasan minimum 2 tahun terakhir berturut-turut pada yayasan yang sama dan Akte Notaris pendirian Yayasan dari Kementerian Hukum HAM. Sedangkan GT bukan PNS pada sekolah negeri harus memiliki SK pengangkatan sebagai guru honor tetap dengan gaji dari APBD dari pejabat yang berwenang (Bupati/Walikota/Gubernur) minimum 2 tahun terakhir berturut- turut. </li><li>Masih aktif mengajar dibuktikan dengan memiliki SK pembagian tugas mengajar dari kepala sekolah 2 tahun terakhir (bagi guru yang linier kualifikasi akademik dengan bidang studi sertifikasi melampirkan SK terakhir). </li><li>Pada tanggal 1 Januari 2018 belum memasuki usia 60 tahun. </li><li>Telah mengikuti Uji Kompetensi Guru (UKG) Tahun 2015. </li><li>Sehat jasmani (jiwa dan raga) dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari dokter pemerintah. </li></ol><b>B. Dokumen yang Disiapkan </b><br /><ol><div style="text-align: justify;"> <li>Formulir Pendaftaran. </li><li>Fotokopi ljazah S-1 atau D-IV, serta ljazah S-2 dan atau S-3 (bagi yang memiliki) dan disahkan oleh Perguruan Tinggi yang mengeluarkan. </li><li>Fotokopi SK sebagai guru, mulai SK pengangkatan pertama hingga SK terakhir yang dilegalisasi oleh atasan langsung/pejabat terkait. </li><li>Fotokopi SK mengajar minimal 2 tahun terakhir dari kepala sekolah yang dilegalisasi oleh atasan. </li><li>SK pangkat terakhir (bagi guru PNS) yang dilegalisasi oleh atasan langsung/pejabat terkait. </li><li>Fotokopi Sertifikat Prestasi misalnya Sertifikat Pemenang Lomba Guru Berprestasi Tingkat Nasional, Sertifikat Pemenang Lomba Inovasi dan Pembelajaran Tingkat Nasional, Sertifikat sebagai pembicara pada seminar internasional, Sertifikat Penerima Penghargaan Internasional dibidang pendidikan. </li></div></ol><b>C. Proses dan Jadwal Pendaftaran Calon Peserta PLPG Jalur Prestasi </b><br /><ol><li>Guru mengirimkan scan dokumen-dokumen asli/bukan fotokopi yang tertera pada poin B melalui email ke alamat pkpkkdikmen@gmail.com paling lambat hari Jumat tanggal 9 Juli 2017 </li><li>Tim Pusat melakukan verifikasi dokumen dan mengumuman hasil verifikasi melalui alamat email masing-masing. </li><li>Guru yang lolos verifikasi mengumpulkan dokumen persyaratan ke LPMP setempat untuk dilakukan verifikasi ulang. </li><li>LPMP melakukan verifikasi sesuai prosedur pada Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru (Buku 1) dan mengirimkan Format Al bagi yang lolos verifikasi dokumen ke Dinas Pendidikan sesuai kewenangannya. </li><li>Format Al ditandatangani oleh Dinas Pendidikan kemudian dikirim ke LPMP untuk digabung dengan dokumen persyaratan untuk dikirim ke LPTK. </li></ol><b>D. Jadwal Pendaftaran Sertifikasi Guru Jalur Prestasi </b><br /><ol><li>Pengiriman scan dokumen melalui email ke pusat paling lambat 7 Juli 2017 </li><li>Verifikasi dokumen oleh pusat 4-8 Juli 2017 </li><li>Pengumuman calon peserta lolos verifikasi oleh pusat 10 Juli 2017 </li><li>Pengiriman dokumen ke LPMP 10-17 Juli 2017 </li><li>Verifikasi dokumen oleh LPMP 12-19 Juli 2017 </li><li>Pengumuman peserta PLPG Jalur Prestasi 20 Juli 2017 </li><li>Pengiriman Format Al oleh LPMPke Dinas Pendidikan : 20-22 Juli 2017 </li><li>Pengiriman dokumen LPTKyang ditunjuk 25-29 Juli 2017 </li></ol></div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/04035102490442986057noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4433737891646361769.post-29075347094006563212017-06-18T13:17:00.000+07:002017-06-18T13:56:07.460+07:00Pendaftaran Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2017 Jalur Prestasi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-oXSTiBl88DY/WUYZuv2NImI/AAAAAAAALD8/LAXc9Kd3ZCQmwjH5RkZ3v73QTnX7V9OSgCLcBGAs/s1600/sertifikasi-guru-cdn-tmpo.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sertifikasi Guru Jalur Prestasi 2017" border="0" data-original-height="354" data-original-width="620" height="364" src="https://4.bp.blogspot.com/-oXSTiBl88DY/WUYZuv2NImI/AAAAAAAALD8/LAXc9Kd3ZCQmwjH5RkZ3v73QTnX7V9OSgCLcBGAs/s640/sertifikasi-guru-cdn-tmpo.jpg" title="Serifikasi Guru " width="640" /></a></div><div style="text-align: justify;"><i>pejalasunyi.id</i> - <b>SERTIFIKASI</b> adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pemberian sertifikatnya seperti yang sudah terlaksana adalah melalui jalur portofolio, PLPG, dan PPG tergantung dari pengangkatan guru yang bersangkutan berkaitan dengan ditetapkannya UU. Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Beberapa waktu lalu, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Ditjen GTK mengirimkan surat kepada Kepala Dinas Pendidikan Propinsi dan Kabupaten/Kota tentang <b>Pendaftaran Sertifikasi Guru tahun 2017 dari Jalur Prestasi.</b> <br /><br />Surat tertanggal 15 Juni 2017 itu menjelaskan, bahwa dalam rangka memberikan apresiasi kepada guru yang memiliki prestasi di bidang pendidikan baik dalam negeri maupun luar negeri, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan memberikan kesempatan bagi guru berprestasi untuk mengikuti sertifikasi guru tahun 2017. <br /><br /><div style="text-align: justify;">Sasaran peserta sertifikasi guru jalur prestasi adalah guru pada semua jenjang dan jenis pendidikan dengan jumlah kuota disiapkan sejumlah 100 orang. Tata cara pendaftarannya adalah dengan mendaftarkan diri ke <b>Sekretariat Sertifikasi Guru Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan</b> dengan mengirimkan berkas ke alamat email <i><b>pkpkkdikmen@gmail.com</b></i>. </div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pengiriman berkas via email dibatasi <b>sebelum hari Jumat tanggal 7 Juli 2017</b>. </div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adapun guru berprestasi yang dapat mendaftar mengikuti sertifikasi guru jalur prestasi adalah apabila memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut. </div><div style="text-align: justify;"></div><ol style="text-align: justify;"><li>Guru Berprestasi Tingkat Nasional dengan peringkat 1 (satu) s.d 3 (tiga). </li><li>Guru pemenang Lomba lnovasi dan Pembelajaran peringkat 1 (satu) s.d 3 (tiga). </li><li>Guru pemenang Olimpiade Guru Tingkat Nasional peringkat 1 (satu) s.d 3 (tiga). </li><li>Guru yang pernah menjadi pembicara pada seminar internasional. </li><li>Guru yang mendapat penghargaan internasional dalam bidang pendidikan. </li><li>Guru yang mendapat penghargaan dalam bidang pendidikan dari lembaga non pemerintah. </li></ol><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Adapun ketentuan persyaratan umum calon peserta sertifikasi guru jalur prestasi tetap mengacu pada Pedoman Penetapan Peserta Tahun 2017 (Buku 1). lnformasi tentang persyaratan calon peserta, proses pendaftaran, dokumen yang dikirimn, dan jadwal pendaftaran klik tautan di bawah ini.<br /><br /><div style="text-align: center;"><a href="http://www.pejalansunyi.id/2017/06/tata-cara-pendaftaran-sertifikasi-guru-jalur-prestasi-2017.html" target="_blank"><b>TATA CARA PENDAFTARAN SERTIFIKASI GURU TAHUN 2017 JALUR PRESTASI</b></a></div></div></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: center;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-0X7VI4uXMWk/WUYaa1FL1FI/AAAAAAAALEE/Xvz4HDQJHPQSxhR8upmyu2ZVtDzl-PgkQCLcBGAs/s1600/surat%2Bsertifikasi%2Bjalur%2Bprestasi.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="542" data-original-width="394" src="https://4.bp.blogspot.com/-0X7VI4uXMWk/WUYaa1FL1FI/AAAAAAAALEE/Xvz4HDQJHPQSxhR8upmyu2ZVtDzl-PgkQCLcBGAs/s1600/surat%2Bsertifikasi%2Bjalur%2Bprestasi.JPG" /></a></div><br /></div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/04035102490442986057noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4433737891646361769.post-42820520330876332532017-06-12T16:27:00.000+07:002017-06-12T16:27:47.786+07:00Download PP No. 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 Tentang Guru<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://3.bp.blogspot.com/-KUkoTDRcKYM/WT5eB5E_6qI/AAAAAAAALDU/-Amnkz7DDz0-b1FvEaO9mRKn05OOILmSwCLcB/s1600/PP%2B19%2BTh%2B2017.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="PP 19 Tahun 2017 " border="0" data-original-height="565" data-original-width="819" height="440" src="https://3.bp.blogspot.com/-KUkoTDRcKYM/WT5eB5E_6qI/AAAAAAAALDU/-Amnkz7DDz0-b1FvEaO9mRKn05OOILmSwCLcB/s640/PP%2B19%2BTh%2B2017.JPG" title="PP 19 Tahun 2017" width="640" /></a></div><div style="text-align: justify;"><strong>Peraturan Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2008 tentang Guru</strong> yang ditandangani oleh Presiden Republik Indonesia per tanggal 01 Desember 2008 diterbitkan sebagai amanat dan tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada tahun 2017 ini, tepatnya pada tanggal 30 Mei 2017, telah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 Tentang Guru. PP tersebut menghapus beberapa pasal yang tercantum dalam PP 74 Tahun 2018, sekaligus mengubah dan menambah beberapa pasal dengan klausul yang baru.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lebih lengkapnya <b>PP No. 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 Tentang Guru </b>bisa diunduh pada tautan berikut:</div><div style="text-align: justify;"><b><br /></b></div><div style="text-align: center;"><a href="https://drive.google.com/file/d/0BxaekKv61GdvTzBmWWdkdGo2MXc/view?usp=sharing" target="_blank"><b>Download PP No. 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 Tentang Guru</b></a></div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/04035102490442986057noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4433737891646361769.post-91439292950988877102017-06-08T09:11:00.000+07:002017-06-08T12:12:20.955+07:00TANYA JAWAB PKB - GURU PEMBELAJAR TAHUN 2017<div style="text-align: justify;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-h6FldgbVA_w/WTjKbTpPFMI/AAAAAAAALCo/U6JIYhv5OekRkJ0faU3XZ_4EEl-053f_gCLcB/s1600/Pedoman%2BPKB%2BGuru.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sim PKB " border="0" data-original-height="559" data-original-width="800" height="446" src="https://2.bp.blogspot.com/-h6FldgbVA_w/WTjKbTpPFMI/AAAAAAAALCo/U6JIYhv5OekRkJ0faU3XZ_4EEl-053f_gCLcB/s640/Pedoman%2BPKB%2BGuru.JPG" title="Tanya Jawab Guru Pembelajar" width="640" /></a><b>1. APA YANG DIMAKSUD DENGAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN</b><br /><b> BERKELANJUTAN?</b><br /><br />Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan adalah program yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru, khususnya untuk mengembangkan keterampilan instruksional dan pengetahuan terhadap konten pembelajaran yang diampu.<br /><br /><b>2. SIAPA YANG DAPAT MENGIKUTI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN </b><br /><b> BERKELANJUTAN?</b></div><div style="text-align: justify;"><br />Guru yang dapat mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan adalah guru yang:</div><div style="text-align: justify;">1. Profil hasil UKG-nya menunjukkan terdapat 3 (tiga) hingga 10 (sepuluh) kelompok kompetensi yang nilainya di bawah KCM (65). Jika guru tersebut belum melakukan UKG atau telah melakukan UKG namun dengan mata pelajaran/paket keahlian/jenjang yang tidak sesuai, maka guru tersebut diwajibkan untuk melakukan tes awal dengan menggunakan sistem UKG. <br />2. Terdaftar di dalam Komunitas GTK pada Sistem Informasi Manajemen (SIM) Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. <br />3. Berada di wilayah yang tersedia akses/jaringan internet (khusus untuk peserta yang mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring dan daringkombinasi). <br />4. Bersedia melaksanakan pembelajaran dengan kemauan dan komitmen yang tinggi. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan mewajibkan peserta untuk menyelesaikan setidaknya 2 (dua) kelompok kompetensi yang nilainya paling rendah dalam satu tahun program berjalan dan atau 2 (dua) modul prioritas yang sudah ditentukan dengan moda yang ditentukan oleh penyelenggara Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan pada kurun waktu 1 (satu) tahun.</div><ol></ol><div style="text-align: justify;"><br /><b>3. APA ITU SIM PKB?</b><br /><br />SIM PKB adalah Sistem Informasi Manajemen yang digunakan pada Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. SIM PKB merupakan alat penghasil informasi untuk mengelola data dan sebagai pusat pengaturan layanan bagi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.<br /><br /><b>4. APA ALAMAT WEBSITE SIM PKB?</b><br /><br />Website: <i><b>sim.gurupembelajar.id / https://app.simpkb.id</b></i><br /><br /><b>5. APA YANG HARUS GURU LAKUKAN UNTUK MEMPEROLEH AKUN SIM PKB?</b><br /><br /><i><b>A. GURU YANG SUDAH MELAKUKAN UKG TAHUN 2015</b></i><br />Penerbitan akun guru yang sudah melakukan UKG tahun 2015 dapat dilakukan dengan melakukan Registrasi Akun di SIM PKB. Lakukanlah langkah-langkah berikut.<br />1. Pilih menu Registrasi Akun<br />2. Masukkan Nomor Peserta UKG 2015 dan Tanggal Lahir Anda<br />3. Klik kotak kecil Saya bukan robot<br />4. Klik Register<br /><br /><i><b>B. GURU YANG BELUM MELAKUKAN UKG</b></i><br />Penerbitan akun guru yang belum melakukan UKG dapat dilakukan dengan melakukan langkah-langkah berikut.<br />1. Pilih menu Registrasi Akun<br />2. Pilih menu Cari No. UKG<br />3. Pilih nama Provinsi, Kota/Kabupaten, dan masukkan Nama Anda<br />4. Klik Cari GTK<br />5. Cari Nama dan Instansi Anda, kemudian Catat No Peserta UKG Anda.<br />6. Lakukan Registrasi Akun seperti langkah-langkah pada poin 1 bagian A.<br /><br /><b>6. APA YANG HARUS GURU LAKUKAN JIKA LUPA PASSWORD AKUN SIM PKB?</b><br /><br />Jika Anda lupa password akun di SIM PKB, Anda dapat menghubungi pihak berikut untuk dilakukan RESET PASSWORD.<br />1. Ketua Komunitas<br />2. Operator Dinas Kabupaten/Kota/Provinsi<br />3. Admin UPT (P4TK/LP3TK)<br /><br /><b>7. MENGAPA GURU HARUS MELAKUKAN VERIFIKASI DAN VALIDASI SEKOLAH INDUK DAN MAPEL DI SIM PKB?</b><br /><br />Semua guru diwajibkan untuk melakukan verifikasi dan validasi Sakolah Induk dan Mata Pelajaran di SIM PKB. Hal ini dilakukan untuk memastikkan tidak terjadinya ketidaksesuaian/salah jenjang/mapel pada saat melakukan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.</div><div style="text-align: justify;"><br />Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan verifikasi dan validasi Sakolah Induk dan Mata Pelajaran di SIM PKB:<br />1. Guru login ke SIM PKB<br />2. Pada saat login, Anda akan langsung diminta untuk melakukan verval Sekolah Induk dan Mapel terlebih dahulu.<br />3. Jika Sekolah Induk dan Mapel TELAH SESUAI, maka Anda dapat langsung meng-klik SIMPAN.<br />4. Jika Sekolah Induk dan Mapel TIDAK SESUAI, maka Anda dapat melakukan pemutakhiran data seperti langkah-langkah yang dijelaskan pada poin 8.<br /><br /><b>8. BAGAIMANA CARA MELAKUKAN PEMUTAKHIRAN/PERUBAHAN DATA SEKOLAH INDUK DAN MAPEL DI SIM PKB?</b><br /><br />Jika Anda mendapati bahwa jenjang/mapel yang tercantum dalam SIM PKB tidak sesuai dengan bidang ajar yang harus Anda ajarkan di sekolah, maka Anda dapat melakukan pemutakhiran data di SIM PKB dengan melakukan langkah-langkah berikut:<br /><i><b><br />A. PEMUTAKHIRAN PROFIL SATMINKAL GURU</b></i><br />Prosedur untuk melakukan pemutakhiran Sekolah Satminkal guru dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:<br />1. Klik ikon pensil pada kolom Sekolah induk/satminkal<br />2. Pilihlah nama sekolah induk/satminkal sekarang. Untuk memudahkan dalam mencari satminkal, ketikkan nama sekolah di menu pencarian.<br />3. Klik SIMPAN.<br /><i><b><br /></b></i><i><b>B. PEMUTAKHIRAN PROFIL MATA PELAJARAN GURU</b></i><br />Prosedur untuk melakukan pemutakhiran Mata Pelajaran (Mapel) guru dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:<br />1. Klik ikon pensil pada kolom Mata Pelajaran<br />2. Pilihlah Mata Pelajaran yang menjadi bidang ajar sekarang.<br />3. Klik Pilih<br />4. Klik SIMPAN.<br /><br />Jika Anda melakukan perubahan data jenjang/mapel di SIM PKB, maka ketika Anda klik SIMPAN akan muncul kotak informasi seperti berikut. Klik tombol CETAK untuk mencetak SURAT PENGAJUAN PERUBAHAN DATA PTK.<br /><br />Jika Anda melakukan perubahan jenjang/mapel, maka Anda:<br />1. WAJIB LAPOR ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota/Provinsi dengan menghubungi Operator Dinas SIM dan membawa serta SURAT PENGAJUAN PERUBAHAN DATA yang dicetak di SIM PKB.<br />2. Perubahan data yang Anda lakukan dinyatakan SELESAI jika Dinas Pendidikan telah menyetujui perubahan data yang Anda lakukan melalui SIM PKB, dan memberikan TANDA BUKTI PERSETUJUAN PERUBAHAN DATA.<br /><br />Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pemutakhiran data sekolah induk/satminkal atau Mapel:<br />1. Jika Guru pindah sekolah keluar wilayah yang sebelumnya (berbeda kota/kab/provinsi), atau pindah sekolah ke jenjang yang berbeda, dan sudah terdaftar di sebuah Pokja di wilayah/jenjang lama, maka Guru tersebut diwajibkan untuk meminta kepada Ketua Pokja untuk dikeluarkan dari pokja tersebut.<br />2. Sistem akan mendeteksi apabila terjadi perubahan jenjang, dan sistem akan meminta guru tersebut untuk melakukan pemutakhiran Mapel.<br /><b><br /></b><b>9. SIAPA YANG WAJIB MELAKUKAN TES AWAL?</b><br /><br />Tes Awal adalah ujian kompetensi yang dilakukan untuk memperoleh Profil Kompetensi Guru.<br />Tes Awal WAJIB diikuti oleh guru yang :<br />1. Belum mengikuti UKG 2015<br />2. Melakukan pemutakhiran Jenjang & Mapel<br /><br />Catatan:<br />§ Jika seorang guru yang sudah memiliki status Mentor/IN di SIM PKB melakukan perubahan jenjang/mapel dan melaksanakan Tes Awal, maka secara otomatis status Mentor/IN guru tersebut di SIM PKB akan ter-reset.<br /><b><br /></b><b>10. BAGAIMANA JIKA PENGAJUAN PERUBAHAN DATA YANG DILAKUKAN TIDAK DISETUJUI OLEH DINAS PENDIDIKAN?</b><br />Jika Dinas Pendidikan TIDAK menyetujui pengajuan perubahan data yang dilakukan, maka Saudara diminta untuk melakukan pembatalan ajuan dengan mengklik tombol Batal Ajuan pada box yang muncul di halaman beranda berikut.<br /><br /><span style="font-size: x-small;"><i><b>SUMBER : BUKU SAKU GURU (PKB) -PPPPTK TK DAN PLB -2017! BANDUNG</b></i></span></div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/04035102490442986057noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4433737891646361769.post-10894601687520519022017-06-08T08:29:00.000+07:002017-06-08T12:14:37.591+07:00Kebijakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru melalui Guru Pembelajar Tahun 2017<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-lauUlQeCeRE/WTinnnyI3XI/AAAAAAAALCU/WncQHox208MH56mRiagFtgBz-VhtHx3AgCLcB/s1600/sim%2Bpkb%2Bguru.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sim PKB" border="0" data-original-height="452" data-original-width="457" height="628" src="https://1.bp.blogspot.com/-lauUlQeCeRE/WTinnnyI3XI/AAAAAAAALCU/WncQHox208MH56mRiagFtgBz-VhtHx3AgCLcB/s640/sim%2Bpkb%2Bguru.png" title="Guru Pembelajar" width="640" /></a></div><div style="text-align: justify;"><b>Hasil UKG</b> pada tahun 2015 menunjukkan nilai rata-rata nasional yang dicapai adalah 56,69, meningkat dibandingkan nilai rata-rata nasional dari tahun-tahun sebelumnya yaitu 47, dan sudah melampui target capaian nilai rata-rata nasional tahun 2015 yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu sebesar 55.<br /><br />Pada tahun 2016, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) mengembangkan program untuk memfasilitasi peningkatan kompetensi guru berdasarkan hasil UKG 2015 yang disebut dengan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar dengan target capaian nilai rata-<br />rata nasional yaitu 65. Jumlah Peserta yang telah mengikuti Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar pada tahun 2016 sebanyak 427.189 atau 15.82% dari 2.699.516. Persentase partisipasi guru dalam Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar sebesar 15.82% memang belum menggambarkan populasi guru secara utuh, namun dapat memberikan sekilas gambaran mengenai hasil fasilitasi yang diberikan kepada guru dalam Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar.<br /><br /><div style="text-align: justify;">Pada tahun 2017, Ditjen GTK mengembangkan Program Pembinaan Karier Guru melalui Peningkatan Kompetensi yang merupakan kelanjutan dari Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar dengan tujuan utama untuk meningkatkan kompetensi guru yang ditunjukkan dengan kenaikan capaian nilai UKG dengan rata-rata nasional yaitu 70. Program Pembinaan Karier Guru melalui Peningkatan Kompetensi ini dilaksanakan berbasis komunitas guru dan tenaga kependidikan (komunitas GTK).<br /><br /><div style="text-align: justify;">Pemberdayaan komunitas GTK, dalam hal ini Gugus/KKG/MGMP/MGBK, merupakan salah satu prioritas Ditjen GTK. Komunitas GTK merupakan mitra strategis Ditjen GTK dalam Pembinaan Karier Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas di daerah. Oleh karena itu dalam rangka pemberdayaan komunitas GTK, Ditjen GTK melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang dalam hal ini Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan, Teknologi Informasi, dan Komunikasi (LPPPTK KPTK), serta Dinas Pendidikan atau instansi publik lainnya menyelenggarakan Program Pembinaan Karier Guru melalui Peningkatan Kompetensi yang berbasis komunitas GTK.<br /><br />Penyelenggaraan Program Pembinaan Karier Guru melalui Peningkatan Kompetensi melibatkan Pemerintah serta partisipasi publik yang meliputi pemerintah daerah, asosiasi profesi, perguruan tinggi, dunia usaha dan dunia industri, organisasi kemasyarakatan, serta orangtua siswa. Bentuk pelibatan publik lainnya dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti memberikan dukungan bagi terselenggaranya Program Pembinaan Karier Guru melalui Peningkatan Kompetensi, baik dalam moda tatap muka, dalam jejaring (daring) murni, maupun daring kombinasi.<br /><br />Untuk Tanya Jawab Seputar Guru Pembelajar <a href="http://www.pejalansunyi.id/2017/06/tanya-jawab-pkb-guru-pembelajar-tahun-2017.html" target="_blank"><b>KLIK DISINI</b></a> <br /><br />Untuk Pedoman Guru Pembelajar silahkan <a href="https://drive.google.com/file/d/0BxaekKv61GdvZjNrUjNhbEwxYkU/view?usp=sharing" target="_blank"><b>UNDUH DISINI</b></a> </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><b>Alur Pendaftaran Komunitas ke SIM PKB</b></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-EocKno48lbc/WTin6d1lGNI/AAAAAAAALCY/TRdGTQvnnGcqpR7tL80W85g0hBQc3AI_gCLcB/s1600/WhatsApp%2BImage%2B2017-06-01%2Bat%2B11.14.56.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sim PKB" border="0" data-original-height="1080" data-original-width="834" height="640" src="https://2.bp.blogspot.com/-EocKno48lbc/WTin6d1lGNI/AAAAAAAALCY/TRdGTQvnnGcqpR7tL80W85g0hBQc3AI_gCLcB/s640/WhatsApp%2BImage%2B2017-06-01%2Bat%2B11.14.56.jpeg" title="Alur Pendaftaran PKB Guru" width="494" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div></div></div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/04035102490442986057noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4433737891646361769.post-59748625881395448652017-06-06T07:32:00.001+07:002017-06-06T07:37:59.395+07:00Lomba Menulis dan Bercerita Cerpen 2017 Bagi Guru se-Jawa Timur<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-4H5NTpaHwc8/WTX34b53D0I/AAAAAAAALBw/-awo-tXJU_sczV2ojMTlU3xCfFFEecsUACLcB/s1600/WhatsApp%2BImage%2B2017-06-05%2Bat%2B17.14.13.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Poster Lomba Cerpen PGRI" border="0" data-original-height="960" data-original-width="720" height="640" src="https://4.bp.blogspot.com/-4H5NTpaHwc8/WTX34b53D0I/AAAAAAAALBw/-awo-tXJU_sczV2ojMTlU3xCfFFEecsUACLcB/s640/WhatsApp%2BImage%2B2017-06-05%2Bat%2B17.14.13.jpeg" title="Lomba Cerpen HUT PGRI 2017" width="480" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>TEKNOLOGI</b> informasi berkembang demikian pesat. Hal tersebut tentu memberikan dampak pada dunia pendidikan, tak terkecuali perilaku siswa sebagai subyek dalam pembelajaran. Akibat adanya gadget atau telepon pintar, tidak sedikit siswa terpengaruh dengan segala hal yang ditawarkan di dalamnya sehingga berdampak pada perilaku yang kadang atau bahkan kerap tidak sesuai dengan norma dan budaya yang di bangun di sekolah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terkait hal tersebut, menyongsong hari ulang tahun PGRI ke-72 Tahun 2017, PGRI Jawa Timur bekerja sama dengan Majalah Media menyelenggarakan "<b>Lomba Menulis dan Bercerita Cerpen 2017 Bagi Guru se-Jawa Timur" . </b>Adapun tema yang diusung adalah <b>"JADIKAN GADGET PERBAIKI PERILAKU SISWA"</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adapaun ketentuan<b> Lomba Menulis dan Bercerita Cerpen 2017 Bagi Guru se-Jawa Timur </b>adalah sebagai berikut:</div><div style="text-align: justify;"><b> </b></div><div style="text-align: justify;"><b>Ketentuan Umum:</b></div><ol style="text-align: justify;"><li>Peserta adalah guru yang memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) PGRI Jawa Timur yang masih aktif, dilampirkan foto copinya pada naskah lomba.</li><li>Naskah ditulis dengan bahasa indonesia yang beik dan benar sesuai EYD, literer (indah, menarik, mengalir) serta komunikatif, dengan judul sesuai tema.</li><li>Cerpen asli karya sendiri, bukan jiplakan atau saduran, belum pernah diikutsertakan dalam lomba apapun, belum pernah dipublikasikan dalam media cetak atau elektronik, tidak menyinggung SARA dan Pornografi, dan kekerasan.</li></ol><div style="text-align: justify;"><b>Ketentuan Khusus:</b></div><ol style="text-align: justify;"><li>Peserta hanya boleh mengirimkan satu naskah lomba.</li><li>Panjang naskah minimal 2 halaman, maksimal 4 halaman folio, spasi 1,5 (atau maksimal 1000 kata), margin atas<b> </b>vbawah 3 cm, kiri 3 cm, kanan 2,5 cm, diketik huruf Times New Roman ukuran 12, disertai biodata paling panjang 13 baris.</li><li>Naskah dibuat rangkap 4 (empat) dikirim lewat Pos ke Redaksi Majalah Media dengan alamat: <b>Wisma Guru Jawa Timur, Jl. A. Yani -8 Surabaya 0241.</b></li><li>Lomba mulai dibuka tanggal <b>10 Juni s.d. 21 Agustus 2017</b> (stempel pos).</li><li>Dewan Juri yang akan menilai adlah R. Giryadi (cerpenis), Widodo Basuki (Redaktur Majalah Jaya Baya), dan Aming Aminoedin (Biro Sastra DKS).</li></ol><div style="text-align: justify;"><b>Ketentuan Lain:</b></div><ol style="text-align: justify;"><li>Dewan Juri akan memilih 10 naskah terbaik, kemudian mengundang penulis untuk menceritakan cerpen di hadapan dewan juri untuk menentukan juara 1, 2, 3 dan juara harapan 1 dan 2.<b> </b> </li><li>Pengumuman pemenang lomba akan dimuat di Majalah Media edisi Oktober 2017.</li><li>Penyerahan hadiah akan dilaksanakan pada puncak peringatan HUT PGRI Jatim ke-72 bulan nopember di Sidoarjo.</li><li>10 Naskah terbaik akan dimuat di Majalah Media secara bergantian mulai Oktober 2017.</li><li>Juara I akan ditampilkan untuk menceritakan cerpennya pa puncak peringatan HUT PGRI ke-72 di sidoarjo.</li><li>Keputusan Dewan Juri bersifat mutlak dan tidak bisa diganggu gugat.</li></ol><div style="text-align: justify;"><br /><b>HADIAH LOMBA</b></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Para pemenang akan mendapatkan hadiah berupa piala, piagam penghargaan, dan uang pembinaan masing-masing sebagai berikut:</div><ol style="text-align: justify;"><li><b>Juara 1 : Piala, Piagam Penghargaan, dan Uang Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah).</b></li><li><b><b>Juara 2 : Piala, Piagam Penghargaan, dan Uang Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah)</b></b></li><li><b><b><b>Juara 3 : Piala, Piagam Penghargaan, dan Uang Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah)</b> </b> </b></li><li><b><b>Juara harapan 1 dan 2 : Masing-masing mendapatkan Piala, Piagam Penghargaan, dan Uang Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah)</b> </b></li></ol><div style="text-align: justify;">Demikian informasi pendidikan terkini, terkait <b>Lomba Menulis dan Bercerita Cerpen 2017 Bagi Guru se-Jawa Timur. </b>Semoga bermanfaat.(*)<b> </b></div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/04035102490442986057noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4433737891646361769.post-87915917430138549852017-06-05T15:22:00.002+07:002017-06-05T15:23:54.875+07:00MENOLONG SEMUT<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-7fhgbXgwxGU/WTUTi32dEfI/AAAAAAAALBg/0QWPTAeb4rkuOEiHpvllme2vDTt6KOCYQCLcB/s1600/joni%2Baria%2Bdinata.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Foto Kang Joni Ariadinata" border="0" data-original-height="462" data-original-width="798" height="370" src="https://2.bp.blogspot.com/-7fhgbXgwxGU/WTUTi32dEfI/AAAAAAAALBg/0QWPTAeb4rkuOEiHpvllme2vDTt6KOCYQCLcB/s640/joni%2Baria%2Bdinata.jpg" title="Foto Kang Joni Ariadinata dan Gus Mus" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Foto Sampul Fb Kopi Girli, Joni Ariadinata</td></tr></tbody></table><div style="text-align: justify;"><b>SIAPA</b> tak kenal Ahmad Tohari? Seorang novelis, yang gaya hidupnya selalu sederhana, meskipun beliau hidup berkecukupan. Saya selalu memanggilnya dengan panggilan Pak Kiai, karena beliau adalah pendiri sekaligus sesepuh (Kiai Sepuh) pondok pesantren Al-Falah di Jatilawang. Setiap kali saya pulang kampung ke Majalengka melewati jalur Utara, saya selalu mewajibkan diri untuk mampir di kediamannya. Sebab, "Kamu kuwalat kalau tidak mampir," begitu kata beliau berseloroh.<br /><br />Sudah sejak lama saya penasaran dengan kehidupan novelis/kiai yang unik ini. Beliau, boleh dikatakan, sukses dari berbagai macam sisi. Sukses secara karier (hampir semua novelnya best seller), tulisan-tulisannya baik berupa opini maupun esai terus mengalir dengan ketajaman dan kecerdasan yang tak surut (meskipun usia beliau sudah sepuh), selalu laris diundang ke sana ke mari, dianugerahi harta yang terhitung cukup berlimpah (beliau memiliki sebuah bank dengan aset milyaran), dan semua anak-anak beliau tidak ada satu pun yang gagal (semuanya berpendidikan tinggi, rata-rata kuliah di luar negeri, dan lulus dengan mendapat pekerjaan mapan). <br /><br />Rahasia apakah yang membuat Kiai Ahmad Tohari begitu mulus dan berhasil dalam segala segi kehidupannya? Inilah pertanyaan yang lama saya pendam, hingga suatu hari ketika mampir di rumah beliau, saya memberanikan diri untuk bertanya.<br /><br /><div style="text-align: justify;">"Rahasianya ada pada doa," begitu jawab Pak Kiai Tohari sambil tertawa. "Doa makbul yang tak mungkin ditolak."<br /><br />"Nah, ini yang ingin saya ketahui. Doa makbul yang tidak mungkin tertolak itu, seperti apa?" saya bertanya dengan sangat penasaran. Saya betul-betul ingin tahu, doa seperti apa yang tidak mungkin tertolak itu.<br /><br />"Menolong semut," katanya. <br /><br />Hah? Terus terang saya kaget, "Menolong semut? Menolong semut bagaimana, Pak Kiai? Ah, jangan bergurau. Saya serius lho," saya tertawa sekaligus mengerutkan kening. Memandang wajah Pak Kiai Tohari, dan mencari-cari ketidakseriusan dalam ucapannya. Tapi beliau sungguh-sungguh serius.<br /><br />"Salah satu doa paling manjur adalah dengan wasilah (perantara). Perantara melalui sebuah perbuatan yang sekilas tampaknya kecil dan sepele, misalnya, menolong semut. Kamu bilang saja pada Tuhan dalam doamu: 'Ya Allah, ketika seekor semut hampir terbakar karena terjebak di dalam kayu perapian saat memasak di dapur, aku serentak menolongnya. Aku keluarkan semut itu, sehingga nyawanya selamat. Atas kebaikan perbuatanku pada seekor semut yang nyaris terbakar, yang juga mereka adalah termasuk mahluqMu, maka aku berdoa padamu.....' Nah, sebutkanlah doamu. Sebut apa saja doamu. Dijamin Tuhan akan mengabulkannya."<br /><br />Ya ampun. Lama saya tidak memahami "keseriusan" perkataan itu. Saya berpikir keras selama berhari-hari. Benarkah apa yang dikatakan Pak Kiai Tohari? Jadi untuk terkabulnya doa, saya harus mencari-cari seekor semut yang dalam keadaan bahaya, dan kemudian menolongnya? Ah, yang benar saja. Hehe.<br /><br />Berbulan kemudian, jawaban dari teka-teki itu akhirnya saya dapatkan. Dan sungguh, saya merasa tidak sanggup, ---tepatnya belum sanggup-- melakukannya. Saya benar-benar belum sampai pada lefel kesufian selembut itu. Bisa dibayangkan, jika dengan seekor semut saja peduli, bagaimana dengan mahluq yang ukurannya lebih besar dari semut? Lebih-lebih, dengan manusia?<br /><br />Hanya seorang Kiai dengan tingkat kesufian yang sudah sangat tinggilah yang bisa melakukannya.<br /><br />Sangat pantas kalau manusia selembut itu, sepeduli itu, sebesar itu kasih sayangnya, doanya tidak tertolak.<br /><br />Sungguh saya semakin kagum dan hormat dengan Pak Kiai Ahmad Tohari.***<br /><br />Sumber : Kopi Girli, Joni Ariadinata</div></div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/04035102490442986057noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4433737891646361769.post-9298406203677060062017-06-05T07:29:00.000+07:002017-06-05T07:32:51.378+07:00BH, Emha Yang Gelisah, Emha Yang Bercerita<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-Tj71-91W4hs/WTSlKXfxhzI/AAAAAAAALBQ/L3ou1Rjsn04zadoQJKSfZ5HX6EGKEpAxgCLcB/s1600/BH-Kumpulan-Cerpen-Emha-Ainun-Nadjib-min.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1063" height="400" src="https://4.bp.blogspot.com/-Tj71-91W4hs/WTSlKXfxhzI/AAAAAAAALBQ/L3ou1Rjsn04zadoQJKSfZ5HX6EGKEpAxgCLcB/s400/BH-Kumpulan-Cerpen-Emha-Ainun-Nadjib-min.jpg" width="265" /></a><b>BAGI</b> kami para penikmat buku angkatan 90-an (apalagi yang baru melek buku di abad millenium) pasti mengernyit dan memilih berhenti cukup lama di depan rak yang memajang buku ini. Loncatan-loncatan pikiran yang bernada heran pasti sempat terlontar seperti "Cak Nun menulis cerpen ? Oo, baru tahu" atau " Cak Nun juga cerpenis ?" <br /><br />Fenomena seperti ini menjadi wajar karena selama ini kami mengenal Cak Nun selalu identik dengan shalawatan bersama Kyai Kanjeng. Pun di ranah pustaka kita akrab dengan puisi-puisi Cak Nun dan esai-esainya yang kontemplatif. Tapi, tak satupun cerpennya kita temukan di halaman-halaman media massa saat ini. Jawabannya ada di kumpulan cerpen BH yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas di awal tahun ini. Semua cerpen dalam buku ini ditulis pada akhir 70-an sampai tahun 1982. Wajarlah jika kami -penikmat buku angkatan millenium- baru mengetahui jika Seorang Emha Ainun Najib juga seorang cerpenis. <br /><br />*** <br />Menyelami sosok Emha Ainun Najib bukan hal yang mudah. Tak cukup hanya menjadi jamaah setia pengajian Maiyah. Tak juga cukup hanya dengan menikmati setiap butir kata dalam puisi-puisinya. Masih juga tak cukup jika hanya berpetualang dari satu kumpulan esei ke kumpulan esei lainnya. Karena Emha Ainun Najib termasuk manusia multidimensi, seperti yang tertulis di Catatan dari Penerbit halaman vii dalam buku kumpulan cerpen ini. Proses hidup Emha yang sarat pencekalan di era Orde Baru tidak bisa dipahami begitu saja dari penggalian satu macam karyanya. <br /><br />Cerpen, puisi, esei dan drama yang dilakonkan harus dipahami sebagai unsur-unsur yang berjalinkelindan membentuk satu gambaran yang akan memudahkan kita dalam menyelami seorang Emha. Pemahaman ini akan membawa kita pada sebuah kesadaran bahwa Emha Ainun Najib tak pernah lelah untuk mengusung harkat kemanusiaan lewat jalur kultural. Semangat tak pernah lelah ini lahir dari kegelisahannya yang tak kunjung padam. Sejak mula Emha yang berusia belasan telah merasakan kegelisahan. Keputusan untuk meninggalkan Pondok Gontor adalah bukti nyata dari kegelisahannya, juga benih-benih pemberontakan sudah mulai mendapat tempat dalam dirinya. Kegelisahan terus berlanjut sampai dia mengecap pendidikan formal di bangku UGM yang hanya bertahan satu semester. Perjalanannya tak berhenti hingga dia mengenal PSK (Persada Studi Klub) arahan Umbu Landu Paranggi bersama penulis muda lainnya. Bukan hanya dunia kepenyairan yang digelutinya, panggung drama juga mampu menjadi kanal bagi kegelisahannya. Teater Dinasti adalah salah satu tempat Emha berkarya di masa 80-an. <br /><br />*** <br /><br />Tema yang diambil dalam kumpulan cerpen ini tidak lepas dari keseharian yang melingkupi kehidupan penulis, berkisar dari kegelisahan waria, pelacur sampai kegelisahan spiritual seorang laki-laki putus asa yang tergeletak di atas ranjang. Dari 25 buah cerpen di buku ini, semuanya fasih menuturkan kegelisahan. Sebenarnya kecenderungan ini bukanlah hal yang mengagetkan, sebab hampir seluruh karya Emha yang lahir di masa itu bernada demikian. Bahkan, dalam karya puisi dan esainya tak jarang kita tangkap kobaran amarah seorang Emha. Begitu pun dalam buku kumpulan cerpen ini, Emha merdeka dalam menentukan sudut pandang dan penentuan alur ceritanya. Emha telah membebaskan kreativitasnya. Tidak satupun cerpen yang beralur cerita linear dan mudah ditebak sehingga terciptalah ritme ketegangan yang bervariasi. Cerpen Emha bukan cerpen bertema detektif yang menegangkan tapi membacanya lamat-lamat menimbulkan perasaan deg-degan menanti ujung cerita. Apalagi jika dilakukan secara berurutan. <br /><br />Di halaman 1 kita disuguhi cerpen berjudul <b>Lelaki Ke-1.000 di Ranjangku</b> yang mengisahkan kegelisahan seorang pelacur yang merasa sangat lelah menjalani ritual kesehariannya. Di saat kejenuhan memuncak, datang seorang laki-laki yang menawarkan oase bagi sang pelacur, padahal dari sumber yang samalah dia merasakan kepedihan yang sangat. Emha memainkan rasa penasaran pembaca dengan membuat alur yang menukik lalu berbalik. Rasa penasaran akan menyeruak kuat saat menikmati cerpen berjudul <b>Mimpi Istriku</b> (halaman 112). Sebuah ending yang masuk akal tapi mungkin terlewat dari prediksi pembaca. Inilah yang saya sebut dengan ketegangan. <br /><br /><div style="text-align: justify;">Setelah melahap empat buah cerpen, pembaca akan merasa digenggam oleh ritme penceritaan yang siklikal, tokoh-tokoh dengan sikap yang paradoks dan ujung cerita yang mengejutkan. Baca juga dengan cerpen berjudul <b>Seorang Gelandangan</b> (halaman 158) yang menjungkirbalikkan realitas yang telah dipandang jamak oleh masyarakat. Emha tidak selalu melakukan hal demikian dalam setiap cerpennya, namun dia mampu meramu cerita hingga jadi sebuah cerpen yang menggemaskan. Misalnya pada cerpen <b>Tangis</b> (halaman 109) dan <b>Domino</b> (halaman 236), Emha menawarkan dunia rekaan yang realistis dan tak lepas dari ironi-ironi. Emha bersikukuh untuk mengangkat realitas sosial dalam cerpen-cerpennya sebab memang Emha tidak bisa dipisahkan dari masyarakat desa yang kerap ia perjuangkan. <br /><br />Gagasan mengenai sastra yang sedang diusungnya pada era itu adalah pembebasan kreativitas seniman dari kungkungan berupa anutan-anutan yang pakem. Bahwa seniman harus memerdekakan sumber kreativitasnya adalah sebuah keharusan. Pada sebuah kesempatan berceramah di acara Hari Chairil Anwar di Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM, 27 April 1982, Emha meyakinkan publik bahwa kesusatraan Indonesia mampu mandiri melalui pendekatan yang membumi. Karya-karya Emha baik puisi, esai maupun cerpen adalah bukti dari kemerdekaan dan kemandirian kreativitasnya, juga kematangan gagasan-gagasannya. Benang merah yang dapat ditarik dari seluruh karya Emha adalah kelugasannya. Ia tidak malu-malu dan tidak terjebak dalam norma-norma dalam memilih tema, sudut pandang dan karakter tokohnya. <br /><br /><b>Padang Kurusetra</b> (halaman 20) dan Kepala Kampung (halaman 134) adalah caranya memplesetkan penokohan yang sudah pakem supaya sindiran tajam pada penguasa dapat tersampaikan dengan jernih. Sang Prabu Kresna menampar sukma Arjuna. – <i>Baiklah, Kakang. Kami para Pandawa memang tak sanggup lagi berperang. Kaki-kaki kami tak sanggup bergerak. Tubuh kami terancam di bumi. Karena perut kami telah penuh oleh beratus ribu jengkal kebun, ladang, sawah</i>….. (halaman 31-32). Tukilan ini diambil dari cerpen berjudul Padang Kurusetra yang berisi percakapan alot antara Kresna dan Arjuna. <br /><br />Kegelisahan akan Tuhan tidak bisa dipisahkan dari sosok Emha di era 80-an. Tak terkecuali pada cerpennya, sosok yang dibesarkan di keluarga Islam taat ini tak bisa mengerem kecerdasan dan daya kritisnya. Gagasan dan pemikiran akan KeTuhanan pun cair dan meluber ke semua karyanya. Puncaknya adalah pada cerpen berjudul <b>Ambang</b> (halaman 78). Membaca cerpen ini membuat kita seolah menjadi fotografer yang bebas memainkan zoom pada ujung lensanya. Menjauh lalu mendekat, realitas dilihat secara <i>bird eye</i>, lalu kembali membumi. <br /><br />Menyelami kegelisahan tokoh dalam cerpen ini membuat nafas pembaca turut memburu seperti yang dirasakan oleh sang tokoh. Berbeda dengan Ambang, cerpen berjudul <b>Di Belakangku</b> lebih gamblang dalam memperbincangkan Tuhan. Di sana tercipta dialog bernas tentang Tuhan antara seorang murid dengan gurunya. Emha tak melupakan hal-hal berbau metafisika untuk turut diangkat sebagai tema, seperti dalam judul <b>Podium</b> (halaman 174) dan <b>Jimat</b> (halaman 192). Dua cerpen ini berisi pemaparan lugas akan fenomena metafisis yang kerap terjadi di masyarakat. Di sini Emha tidak meletakkan opininya sehingga kedua cerpen ini tampil jernih. Tak ada titipan pesan untuk menyetujui atau menolak keberadaan metafisis dalam kehidupan sehari-hari. <br /><br />Sayangnya kenikmatan membaca buku setebal 246 halaman ini sedikit terganggu dengan munculnya kesalahan kecil penulisan. Meskipun kecil dan tidak berarti, jika berulang-ulang akan sedikit mengurangi kualitas buku ini. Kesalahan hanya berupa kekurangan atau kelebihan satu huruf saja (banyangan pada halaman 95 seharusnya bayangan; iu pada halaman 105 seharusnya itu). Tetapi kesalahan kecil itu sama sekali tidak mereduksi kualitas cerpen Emha Ainun Najib. Penerbit Buku Kompas mampu meramu buku kumpulan cerpen ini hingga jadi sebuah petualangan yang seru dalam menjelajah kegelisahan-kegelisahan Emha dari tahun 1978 sampai 1982. Cerpen-cerpen ini tersebar di Harian Kompas, Horison, Sinar Harapan, dan Zaman yang berhasil dirangkum oleh penerbit. Kurun waktu empat tahun sedikit banyak mampu merekam perjalanan seorang Emha, sebab kisaran tema yang diangkat begitu luas hingga dapat mencitrakan kemultidimensian Emha Ainun Najib. *** <br /><br />Membaca kumpulan ini membuat pembaca ingin bernostalgia dengan karya-karya Emha di era 80-an. Ketika membaca cerpen Di Belakangku, muncul keinginan kuat untuk membongkar lemari demi membaca lagi kumpulan puisinya yang berjudul <b>Cahaya Maha Cahaya</b> (Pustaka Firdaus, 1993). Tema dalam kumpulan cerita pendek ini mebuat kita merasa kangen dengan puisi dan esai-esainya yang lugas, nakal dan kontemplatif. Jika pada masa itu Emha masih gelisah dan senantiasa meraba keberadaan Tuhan, maka Emha saat ini dengan kecairan gagasan dan sikapnya berhasil menerobos sekat-sekat massif dalam beragama. Cara yang ia pilih dengan menghidupkan kembali pembacaan Barzanji dan Sholawat. Inilah menu utama dalam setiap pengajian Maiyah yang dilakukannya bersama Kiai Kanjeng. Emha Ainun Najib dan Kiai Kanjeng tidak mau menempatkan nafas seni karawitan sebagai produk budaya yang cuma mengekspresikan seni dan keindahan semata tanpa makna spiritual. Maka, ketika membaca sosok Emha saat ini, kita berhadapan dengan manusia multidimensi yang giat mengusung harkat kemanusiaan baik didepan sesama manusia maupun di hadapan penciptanya. <br /><br />Bagitulah, kumpulan cerpen ini membawa kita menoleh ke belakang demi mengenal kegelisahan seorang Emha Ainun Najib di masa lalu. Karya ini menjadi mata rantai penting dalam perjalanannya hingga menjadi sosok Cak Nun yang kita akrabi saat ini. Kematangan tidak lahir begitu saja, dan kematangan bukan sebuah kemapanan. Kita masih akan sering bertemu dengan Emha Ainun Najib, Cak Nun, Kiai Sudrun, Markesot dalam setiap pengajian Maiyah. ***<br /><br />Judul Buku : BH <br />Penulis : Emha Ainun Najib <br />Penerbit : Penerbit Buku Kompas <br />Cetakan : I, Januari 2005 <br />Tebal : x + 246 <br />Resensi oleh : Fatati (Phel-phel, ITS Surabaya) </div></div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/04035102490442986057noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4433737891646361769.post-17365260695362639462017-06-03T14:41:00.000+07:002017-06-03T15:01:52.219+07:00Perkiraan Turunnya Lailatul Qadar Berdasar Pengalaman Para Ulama Tashawuf<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-DdP8eGmWjkU/WTJlikQ8KeI/AAAAAAAALAs/kn_NBp94BYE0nQK0s-iTrLCbCh5_CWRqACLcB/s1600/lailatul%2Bqadar.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Menyongsong Turunnya Lailatul Qadar" border="0" data-original-height="144" data-original-width="224" height="411" src="https://4.bp.blogspot.com/-DdP8eGmWjkU/WTJlikQ8KeI/AAAAAAAALAs/kn_NBp94BYE0nQK0s-iTrLCbCh5_CWRqACLcB/s640/lailatul%2Bqadar.jpg" title="Lailatul Qadar" width="640" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: black; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: IN;"><b>LAILATUL QADAR</b>, Malam Kemuliaan. Kalimat tersebut dapat ditemukan dalam Al Quran Surat Al Qadar 1 - 3. Ayat tersebut menginformasikan bahwa Allah telah menurunkan Al Qur'an pada Lailatul Qadar, sebuah malam kemuliaan yang derajatnya lebih baik dari seribu bulan.</span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: black; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: IN;">Terkait turunnya ayat tersebut, konon dalam sebuah riwayat, Rasulullah saw. pernah menyebut-nyebut seorang laki-laki dari Bani Israil yang berjuang <i>fisabilillah</i>. Laki-laki tersebut pada siang hari menggunakan senjatanya untuk berjuang di jalan Allah selama seribu bulan terus menerus. Jika malam, ia gunakan waktunya untuk beribadah dan bermunajah kepada Allah. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: IN;">Para sahabat yang mendengar cerita itu tentu saja kagum dan iri. Bagaiamana selama 1.000 bulan (83 tahun 4 bulan), laki-laki Bani Israil itu selalu beribadah dan berjihad kepada Allah, karena memang sejak lahir dia sudah berada di atas agama yang lurus. Sementara para sahabat telah berumur ketika masuk islam. Sehingga dengan sisa umur yang ada sangat mustahil bisa melakukan hal yang sama.</span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dilatar-belakangi kisah itulah, turun ayat di atas (QS. Al Qadar). Jika umat islam beribadah pada malam tersebut, niscaya pahalanya sama dengan pahala 1000 bulan. Karena itulah sangat bisa dimengerti, jika Ramadan tiba, kaum muslimin 'berjuang' sedemikian rupa memburu Lailatul Qadar demi mendapatkan keberkahan yang ditawarkan, terutama dalam 10 hari terakhir (malam <i>likuran</i>), .</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Turunnya Lailatul Qadar</b></div><div style="text-align: justify;">Terkait dengan turunnya Lailatul Qadar itu, dalam khasanah kitab klasik banyak diterangkan tentang seluk beluk, keutamaan, serta tanda-tanda turunnya Lailatul Qadar. Bahkan, ada beberapa kitab yang menerangkan bahwa turunnya Lailatul Qadar itu bisa dilihat dari awal pelaksanaan puasa ramadhan, berdasarkan pengalaman pribadi ulama ahli kasyaf.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam kitab <i>I’anatuth Thaalibiin</i> misalnya, diterangkan dalam juz II halaman 257, bahwa turunnya Lailatul Qadar bisa dilihat pada awal Ramadhan. Keterangan lengkap sebagai berikut:</div><div style="text-align: justify;"><blockquote class="tr_bq">Jika awal Ramadhan hari Ahad atau Rabu maka turunnya Lailatul Qadar jatuh pada malam 29<br />Jika awal Ramadhan hari Senin maka turunnya Lailatul Qadar jatuh pada malam 21<br />Jika awal Ramadhan hari Selasa atau Jumat maka turunnya Lailatul Qadar jatuh pada malam 27<br />Jika awal Ramadhan hari Kamis maka turunnya Lailatul Qadar jatuh pada malam 25<br />Jika awal Ramadhan hari Sabtu maka turunnya Lailatul Qadar jatuh pada malam 23 </blockquote></div><div style="text-align: justify;">Dalam kitab yang lain yaitu <i>Hasyiyah ash Shaawi ‘alal Jalaalain</i> juz IV halaman 337, juga dijelaskan sebagai berikut: </div><div style="text-align: justify;"><blockquote class="tr_bq">Jika awal Ramadhan hari Ahad, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam 29<br />Jika awal Ramadhan hari Senin maka Lailatul Qadar jatuh pada malam 21<br />Jika awal Ramadhan hari Selasa maka Lailatul Qadar jatuh pada malam 27<br />Jika awal Ramadhan hari Rabu maka Lailatul Qadar jatuh pada malam 19<br />Jika awal Ramadhan hari Kamis maka Lailatul Qadar jatuh pada malam 25<br />Jika awal Raamadhan hari Jumat maka Lailatul Qadar jatuh pada malam 17<br />Jika awal Raamadhan hari Sabtu maka Lailatul Qadar jatuh pada malam 23 </blockquote></div><div style="text-align: justify;">Yang ketiga dijelaskan dalam kitab Hasyiyah al Bajuri ‘ala Ibni Qaasim al Ghaazi juz I halaman 304: </div><div style="text-align: justify;"><blockquote class="tr_bq">Jika awal Ramadhan hari Jumat, maka Lailatul Qadar pada malam 29<br />Jika awal Ramadhan hari Sabtu maka Lailatul Qadar pada malam 21<br />Jika awal Ramadhan hari Ahad maka Lailatul Qadar pada malam 27<br />Jika awal Ramadhan hari Senin maka Lailatul Qadar pada malam 29<br />Jika awal Ramadhan hari Selasa maka Lailatul Qadar pada malam 25<br />Jika awal Raamadhan hari Rabu maka Lailatul Qadar pada malam 27<br />Jika awal Raamadhan hari Kamis maka Lailatul Qadar pada malam ganjil setelah malam 20 </blockquote></div><div style="text-align: justify;">Terlepas dari hal tersebut, tulisan Cak Nun terkait dengan Lailatul Qadar ini patut untuk menjadi bahan perenungan sebelum kita melakukan 'perburuan' malam Lailatul Qadar.</div><div style="text-align: justify;"><blockquote class="tr_bq"><b>Yang sepenuhnya harus kita urus dalam ‘menyambut’ Lailatul Qadar adalah reciever spiritual kita sendiri untuk mungkin menerima Lailatul Qadar. Kesiapan diri kita. Kebersihan jiwa kita. Kejernihan ruh kita. Kepenuhan iman kita. Totalitas iman dan kepasrahan kita. Itulah yang harus kita maksimalkan.</b><br /><br /><b>Kalau lampumu tak bersumbu dan tak berminyak, jangan bayangkan api. Kalau gelasmu retak, jangan mimpi menuangkan minuman. Kalau mentalmu rapuh, jangan rindukan rasukan tenaga dalam. Kalau kaca jiwamu masih kumuh oleh kotoran-kotoran dunia, jangan minta cahaya akan memancarkan dengan jernih atasmu. </b><br /><br /><b>Jadi, bertapalah dengan puasamu, bersunyilah dengan i’tikafmu, mengendaplah dengan lapar dan hausmu. Membeninglah dengan rukuk dan sujudmu. Puasa mengantarkanmu menjauh dari kefanaan dunia, sehingga engkau mendekat ke alam spiritualitas. Puasa menanggalkan barang-barang pemberat pundak, nafsu-nafsu pengotor hati, serta pemilikan-pemilikan penjerat kaki kesorgaanmu.*** </b></blockquote></div><div style="background-color: transparent; border: medium none; color: black; left: -1001px; position: absolute; text-align: justify; text-decoration: none; top: -1000px;">Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah saw. pernah menyebut-nyebut seorang Bani Israil yang berjuang fisabilillah menggunakan senjatanya selama seribu bulan terus menerus. Kaum muslimin mengagumi perjuangan orang tersebut. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr: 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada perjuangan Bani Israil selama seribu bulan itu.<br />(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Al Wahidi, yang bersumber dari Mujahid)<br />Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa di kalangan Bani Israil terdapat seorang laki-laki yang suka beribadah malam hari hingga pagi dan berjuang memerangi musuh pada siang harinya. Perbuatan itu dilakukannya selama seribu bulan. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr : 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada amal seribu bulan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dari Bani Israil tersebut.<br />(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid).<br />Para sahabat kagum dan iri karena lelaki Bani Israel tersebut selama 1.000 bulan (83 tahun 4 bulan) selalu beribadah dan berjihad kepada Allah karena sejak lahir dia sudah berada di atas agama yang lurus. Sedang para sahabat karena ajaran Islam baru disyiarkan Nabi, banyak yang masuk Islam pada umur 40 tahun atau lebih. Sehingga sisa waktu mereka hanya 20-30 tahun saja. Tak bisa menandingi ibadah lelaki dari Bani Israel tersebut.<br />Karena itulah turun ayat di atas. Jika ummat islam beribadah pada malam tersebut, niscaya pahalanya sama dengan pahala 1000 bulan. Karena itu perbanyaklah shalat, dzikir, doa, membaca Al Qur’an, bersedekah, dan berjihad di jalan Allah pada malam Lailatul Qadar.<br /><br /><br /><div style="background-color: transparent; border: medium none; color: black; left: -1001px; position: absolute; text-align: justify; text-decoration: none; top: -1000px;">Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah saw. pernah menyebut-nyebut seorang Bani Israil yang berjuang fisabilillah menggunakan senjatanya selama seribu bulan terus menerus. Kaum muslimin mengagumi perjuangan orang tersebut. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr: 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada perjuangan Bani Israil selama seribu bulan itu.<br />(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Al Wahidi, yang bersumber dari Mujahid)<br />Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa di kalangan Bani Israil terdapat seorang laki-laki yang suka beribadah malam hari hingga pagi dan berjuang memerangi musuh pada siang harinya. Perbuatan itu dilakukannya selama seribu bulan. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr : 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada amal seribu bulan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dari Bani Israil tersebut.<br />(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid).<br />Para sahabat kagum dan iri karena lelaki Bani Israel tersebut selama 1.000 bulan (83 tahun 4 bulan) selalu beribadah dan berjihad kepada Allah karena sejak lahir dia sudah berada di atas agama yang lurus. Sedang para sahabat karena ajaran Islam baru disyiarkan Nabi, banyak yang masuk Islam pada umur 40 tahun atau lebih. Sehingga sisa waktu mereka hanya 20-30 tahun saja. Tak bisa menandingi ibadah lelaki dari Bani Israel tersebut.<br />Karena itulah turun ayat di atas. Jika ummat islam beribadah pada malam tersebut, niscaya pahalanya sama dengan pahala 1000 bulan. Karena itu perbanyaklah shalat, dzikir, doa, membaca Al Qur’an, bersedekah, dan berjihad di jalan Allah pada malam Lailatul Qadar.<br /><br /><br /><div style="background-color: transparent; border: medium none; color: black; left: -1001px; position: absolute; text-align: justify; text-decoration: none; top: -1000px;">Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah saw. pernah menyebut-nyebut seorang Bani Israil yang berjuang fisabilillah menggunakan senjatanya selama seribu bulan terus menerus. Kaum muslimin mengagumi perjuangan orang tersebut. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr: 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada perjuangan Bani Israil selama seribu bulan itu.<br />(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Al Wahidi, yang bersumber dari Mujahid)<br />Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa di kalangan Bani Israil terdapat seorang laki-laki yang suka beribadah malam hari hingga pagi dan berjuang memerangi musuh pada siang harinya. Perbuatan itu dilakukannya selama seribu bulan. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr : 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada amal seribu bulan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dari Bani Israil tersebut.<br />(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid).<br />Para sahabat kagum dan iri karena lelaki Bani Israel tersebut selama 1.000 bulan (83 tahun 4 bulan) selalu beribadah dan berjihad kepada Allah karena sejak lahir dia sudah berada di atas agama yang lurus. Sedang para sahabat karena ajaran Islam baru disyiarkan Nabi, banyak yang masuk Islam pada umur 40 tahun atau lebih. Sehingga sisa waktu mereka hanya 20-30 tahun saja. Tak bisa menandingi ibadah lelaki dari Bani Israel tersebut.<br />Karena itulah turun ayat di atas. Jika ummat islam beribadah pada malam tersebut, niscaya pahalanya sama dengan pahala 1000 bulan. Karena itu perbanyaklah shalat, dzikir, doa, membaca Al Qur’an, bersedekah, dan berjihad di jalan Allah pada malam Lailatul Qadar.<br /><br /><br /><div style="background-color: transparent; border: medium none; color: black; left: -1001px; position: absolute; text-align: justify; text-decoration: none; top: -1000px;">Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah saw. pernah menyebut-nyebut seorang Bani Israil yang berjuang fisabilillah menggunakan senjatanya selama seribu bulan terus menerus. Kaum muslimin mengagumi perjuangan orang tersebut. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr: 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada perjuangan Bani Israil selama seribu bulan itu.<br />(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Al Wahidi, yang bersumber dari Mujahid)<br />Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa di kalangan Bani Israil terdapat seorang laki-laki yang suka beribadah malam hari hingga pagi dan berjuang memerangi musuh pada siang harinya. Perbuatan itu dilakukannya selama seribu bulan. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr : 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada amal seribu bulan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dari Bani Israil tersebut.<br />(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid).<br />Para sahabat kagum dan iri karena lelaki Bani Israel tersebut selama 1.000 bulan (83 tahun 4 bulan) selalu beribadah dan berjihad kepada Allah karena sejak lahir dia sudah berada di atas agama yang lurus. Sedang para sahabat karena ajaran Islam baru disyiarkan Nabi, banyak yang masuk Islam pada umur 40 tahun atau lebih. Sehingga sisa waktu mereka hanya 20-30 tahun saja. Tak bisa menandingi ibadah lelaki dari Bani Israel tersebut.<br />Karena itulah turun ayat di atas. Jika ummat islam beribadah pada malam tersebut, niscaya pahalanya sama dengan pahala 1000 bulan. Karena itu perbanyaklah shalat, dzikir, doa, membaca Al Qur’an, bersedekah, dan berjihad di jalan Allah pada malam Lailatul Qadar.<br /><br /><br /><div style="background-color: transparent; border: medium none; color: black; left: -1001px; position: absolute; text-align: justify; text-decoration: none; top: -1000px;">Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah saw. pernah menyebut-nyebut seorang Bani Israil yang berjuang fisabilillah menggunakan senjatanya selama seribu bulan terus menerus. Kaum muslimin mengagumi perjuangan orang tersebut. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr: 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada perjuangan Bani Israil selama seribu bulan itu.<br />(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Al Wahidi, yang bersumber dari Mujahid)<br />Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa di kalangan Bani Israil terdapat seorang laki-laki yang suka beribadah malam hari hingga pagi dan berjuang memerangi musuh pada siang harinya. Perbuatan itu dilakukannya selama seribu bulan. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr : 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada amal seribu bulan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dari Bani Israil tersebut.<br />(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid).<br />Para sahabat kagum dan iri karena lelaki Bani Israel tersebut selama 1.000 bulan (83 tahun 4 bulan) selalu beribadah dan berjihad kepada Allah karena sejak lahir dia sudah berada di atas agama yang lurus. Sedang para sahabat karena ajaran Islam baru disyiarkan Nabi, banyak yang masuk Islam pada umur 40 tahun atau lebih. Sehingga sisa waktu mereka hanya 20-30 tahun saja. Tak bisa menandingi ibadah lelaki dari Bani Israel tersebut.<br />Karena itulah turun ayat di atas. Jika ummat islam beribadah pada malam tersebut, niscaya pahalanya sama dengan pahala 1000 bulan. Karena itu perbanyaklah shalat, dzikir, doa, membaca Al Qur’an, bersedekah, dan berjihad di jalan Allah pada malam Lailatul Qadar.<br /><br /><br /><div style="background-color: transparent; border: medium none; color: black; left: -1001px; position: absolute; text-align: justify; text-decoration: none; top: -1000px;">Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah saw. pernah menyebut-nyebut seorang Bani Israil yang berjuang fisabilillah menggunakan senjatanya selama seribu bulan terus menerus. Kaum muslimin mengagumi perjuangan orang tersebut. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr: 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada perjuangan Bani Israil selama seribu bulan itu.<br />(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Al Wahidi, yang bersumber dari Mujahid)<br />Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa di kalangan Bani Israil terdapat seorang laki-laki yang suka beribadah malam hari hingga pagi dan berjuang memerangi musuh pada siang harinya. Perbuatan itu dilakukannya selama seribu bulan. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr : 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada amal seribu bulan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dari Bani Israil tersebut.<br />(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid).<br />Para sahabat kagum dan iri karena lelaki Bani Israel tersebut selama 1.000 bulan (83 tahun 4 bulan) selalu beribadah dan berjihad kepada Allah karena sejak lahir dia sudah berada di atas agama yang lurus. Sedang para sahabat karena ajaran Islam baru disyiarkan Nabi, banyak yang masuk Islam pada umur 40 tahun atau lebih. Sehingga sisa waktu mereka hanya 20-30 tahun saja. Tak bisa menandingi ibadah lelaki dari Bani Israel tersebut.<br />Karena itulah turun ayat di atas. Jika ummat islam beribadah pada malam tersebut, niscaya pahalanya sama dengan pahala 1000 bulan. Karena itu perbanyaklah shalat, dzikir, doa, membaca Al Qur’an, bersedekah, dan berjihad di jalan Allah pada malam Lailatul Qadar.<br /><br /><br /></div></div></div></div></div></div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/04035102490442986057noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4433737891646361769.post-55928714208467657972017-06-03T06:55:00.000+07:002017-06-03T07:05:03.423+07:00Pangdam IM Mayjen TNI Moch. Fachrudin Beri Beasiswa Kepada Bocah Penemu Energi Listrik<div class="text_exposed_show" style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-Dgu6YrRgm5Q/WTH57hwj82I/AAAAAAAALAg/meaDAn13w9wCGkdMg3H7dBw2X1oOU5qfQCLcB/s1600/siswa%2Bmts%2Blistrik%2Bkedondong.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Naufal Raziq Siswa Penemu Energi Listrik" border="0" data-original-height="310" data-original-width="480" height="412" src="https://4.bp.blogspot.com/-Dgu6YrRgm5Q/WTH57hwj82I/AAAAAAAALAg/meaDAn13w9wCGkdMg3H7dBw2X1oOU5qfQCLcB/s640/siswa%2Bmts%2Blistrik%2Bkedondong.jpg" title="Naufal Raziq" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Naufal Raziq sedang Berdiskusi dengan Pangdam IM Mayjen TNI</td></tr></tbody></table><div style="text-align: justify;"><i>Pejalansunyi.id</i> | Anda masih ingat dengan Naufal Raziq, bocah asal Aceh Timur yang menemukan energi listrik dari pohon kedondong? Kamis siang kemarin (1/10/2017), ia diundang oleh Panglima Kodam Iskandar Muda Mayjen TNI Moch. Fachrudin, S.Sos untuk diberikan beasiswa sehubungan dengan iniovasinya sebagai penemu energi listrik dari pohon kedondong pagar (<i>Spondias Dulcis Forst</i>).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain menerima beasiswa, pada kesempatan itu Naufal juga berdiskusi mengenai energi listrik yang telah ditemukannya. Nauval Raziq adalah siswa kelas Madrasah Tsanawiyah Kota Langsa. Berawal dari ide yang lahir saat masih duduk di bangku SD, ia menghasilkan sebuah teknologi baru, listrik yang sumber energinya dari pohon kedondong.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bocah yang saat ini sudah berusia 15 tahun tersebut telah meneliti energi listrik dari pohon kedondong pagar selama tiga tahun ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Kami melihat inovasi dari Naufal ini merupakan wujud energi terbarukan yang memanfaatkan potensi alam yang banyak dijumpai di Indonesia. Dan sesuai semangat kami yang sangat mendukung inovasi teknologi baru terbarukan. Harapannya semakin banyak inovator yang menemukan solusi untuk penggunaan energi yang terbarukan,” demikian dijelaskan oleh Pangdam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pertemuan selama satu jam tersebut, Mayjen TNI Moch. Fachrudin, S.Sos memberikan motivasi kepada Naufal agar bisa menciptakan listrik dengan kapasitas yang lebih besar dan handal agar bisa bermanfaat untuk masyarakat luas.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Tadi habis bertemu Pak Pangdam, membicarakan listrik dari pohon kedondong pagar,” kata Naufal.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Awalnya, ide menemuankan energi listrik itu muncul saat ia mengikuti pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah. Bersama ayahnya, ia kemudian mengembangkannya dengan teknologi yang masih sangat sederhana. Inovasi Nauval itu lantas dilombakan tingkat kecamatan, berlanjut ke kabupaten hingga nasional. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebelumnya, teknologi temuan Naufal ini telah dimanfaatkan PT Pertamina EP melalui Rantau Field untuk membantu sekolah Anak Merdeka dan beberapa rumah serta fasilitas umum di desa terpencil Tampor Paloh Kec. Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur. Desa-desa yang awalnya gelap gulita itu akhirnya mendapatkan penerangan listrik di malam hari.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain itu, pohon energi ini juga telah dipasang di lokasi Pusat Pemberdayaan Masyarakat Pertamina di Aceh Tamiang, yang juga menjadi laboratorium <i>tree energy</i> dalam pengembangannya untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kita tentu patut berbangga dengan inovasi dan prestasi yang diraih Nauval. Di tengah situasi negeri yang carut marut, banyak anak muda yang berpotensi mengharumkan nama bangsa dan negara. Dukungan dari semua pihak tentu sangat diharapkan, sehingga hasil temuan Nauval bermanfaat bagi orang banyak. (*) </div></div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/04035102490442986057noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4433737891646361769.post-7052592003593655342017-06-01T15:54:00.002+07:002017-06-01T15:54:58.904+07:00Manfaat Melakukan Shalat Tarawih untuk Kesehatan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-iQn5QyUWRVw/WS_VyPDKA0I/AAAAAAAALAQ/8ocSQhsqisgdBLSpOu1GsKPqZhP26KolwCLcB/s1600/masya-allah-ini-4-manfaat-salat-tarawih-untuk-kesehatan-anda-5q30ooVnkP.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Shalat Tarawih Berguna Untuk Kesehatan" border="0" data-original-height="448" data-original-width="800" height="358" src="https://2.bp.blogspot.com/-iQn5QyUWRVw/WS_VyPDKA0I/AAAAAAAALAQ/8ocSQhsqisgdBLSpOu1GsKPqZhP26KolwCLcB/s640/masya-allah-ini-4-manfaat-salat-tarawih-untuk-kesehatan-anda-5q30ooVnkP.jpeg" title="Shalat Tarawih" width="640" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><strong>SELAMA</strong> Ramadan, setiap umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan salat tarawih agar lebih afdol dalam berpuasa. Salat Tarawih adalah salat sunnah yang dilaksanakan setelah isya' selama sebulan penuh. Bilangan rakaatnya tergantung keyakinan masing-masing untuk melaksanakan 8 atau 20 rakaat.<br /><br />Tahukah Anda, jika salat tarawih dilaksanakan secara khusyu' dan rutin, pelakunya akan mendapatkan banyak manfaat untuk kesehatan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dilansir dari <em>Alquranclasses</em>, Sabtu (27/5/2017), setidaknya ada lima manfaat salat tarawih yang harus Amda ketahui. Simak yuk penjelasannya!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><strong>Menstabilkan emosi </strong></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setiap melakukan salat, seseorang akan merasa tenang dan nyaman. Hal ini juga berlaku ketika seseorang melakukan salat tarawih setiap malam. Jika Anda rutin melakukan salat tarawih, maka Anda akan merasa memiliki emosional yang lebih stabil, sehingga mampu mencegah stres dan depresi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><strong>Mencegah pengeroposan tulang </strong></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Gerakan salat tarawih dilakukan minimal 11 kali, bahkan ada yang 23 kali. Hal tersebut tentu bukan suatu hal yang sia-sia. Dengan salat tarawih, manfaatnya bisa mengencangkan otot dan tulang. Hal itu akan berguna bisa mencegah osteoporosis di masa tua.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><strong>Mengurangi berat badan </strong></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wah, selain berpuasa menahan makan selama 16 jam, gerakan salat tarawih juga membantu untuk membakar kalori. Karena hampir serupa dengan gerakan <i>stretching</i> dan aktivitas fisik yang membantu menurunkan berat badan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><strong>Meningkatkan fungsi jantung </strong></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ya, puasa juga menstabilkan kinerja otot jantung Anda. Denyut jantung akan terasa lebih normal dan tidak cepat lelah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><strong>Meningkatkan fungsi paru </strong></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selama menjalani salat tarawih, Anda juga merasa lebih tenang. Pernapasan jadi lebih teratur dan sistem kerja paru-paru menjadi stabil.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sumber : Okezone </div><div style="text-align: justify;"><br /></div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/04035102490442986057noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4433737891646361769.post-63631096318144627842017-06-01T15:17:00.000+07:002017-06-01T15:17:04.028+07:00Persiapan Pembayaran Gaji-13 dan Tunjangan Hari Raya Tahun 2017 <br /><div class="editor-padding-8" data-block="true" data-editor="ffgk8" data-offset-key="epq6h-0-0" data-reactid="192"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-L7q2Nozmt4M/WS_JcvdWMGI/AAAAAAAALAA/LVehF7maSr4h7NM5gFPSksYmrhphbLluACLcB/s1600/THR%2B2017.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Penerima THR Gaji 13 1017" border="0" data-original-height="436" data-original-width="783" height="356" src="https://1.bp.blogspot.com/-L7q2Nozmt4M/WS_JcvdWMGI/AAAAAAAALAA/LVehF7maSr4h7NM5gFPSksYmrhphbLluACLcB/s640/THR%2B2017.JPG" title="Gaji 13 THR" width="640" /></a></div><div style="text-align: justify;">News - Kemungkinan, Pemerintah tidak akan mencairkan secara serentak gaji 13 dan gaji ke-14 atau Tunjangan Hari Raya (THR) untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) tahun 2017. Pencairan akan terelebih dahulu untuk THR yang akan diberikan seminggu sebelum lebaran.</div><div style="text-align: justify;"><br />Sebuah dokumen dari Kementrian Keuangan menyebutkan bahwa THR dan Pensiun-13 akan dibayarkan pada bulan Juni 2017, sedangkan untuk Gaji-13 baru akan dibayarkan pada bulan Juli 2017, karena untuk keperluan siswa masuk sekolah.<br /><br />Adapun Persiapan Penyelesaian dan Sosialisasi PP dan PMK Gaji ke-13 dan THR tahun 2017 sesuai dengan dokumen Persiapan Pembayaran Gaji-13 dan Tunjangan Hari Raya Tahun 2017 adalah sebagai berikut:<br /><ol><li>Sampai dengan tanggal 31 Mei 2017, posisi <i>draft</i> RPP masih di Sekretaris Negara untuk permintaan paraf kepada MenPAN-RB, Menkeu, dan Kepala BKN. </li><li>Setelah paraf dilakukan oleh ketiga kementrian, baru diajukan ke Presiden untuk ditandatangani. Proses selanjutnya adalah diundangkan di <b>Kemenkumham.</b> </li><li>Diperkirakan PP selesai diundangkan tanggal <b>8-9 Juni 2017</b>. </li><li>Peraturan Menteri Keuangan (PMK) diselesaikan <i>simultan</i> dengan penyelesaian PP, dan diperkirakan selesai diundangkan tanggal <b>12-13 Juni 2017</b>. </li><li>Tanggal 12-14 Juni 2017 akan dilakukan <i>teleconference</i> seluruh Kanwil dan simultan dengan pengiriman/upload PMK di website. </li><li>Tanggal 14-15 Juni 2017 sosialisasi oleh Kanwil dan KPPN.</li></ol>Pengajuan SPM ke KPPN pada bulan Juni: <br /><ol><li>SPM diluar THR dan Pensiun-13, Dari tanggal 1 s.d 15 Juni 2017, Perkiraan jumlah SPM : 213.985 SPM (data OMSPAN dihitung rata-rata Januari-Maret 2017 termasuk gaji Induk bulan Juli 2017) </li><li>SPM Pensiun-13, tanggal 15-20 Juni 2017, Perkiraan jumlah SPM : 3 SPM dan SP2D diterbitkan paling lambat tanggal 20 Juni 2017) </li><li>SPM THR, tanggal 14-20 Juni 2017, Perkiraan jumlah SPM : 28.479 SPM (data OMSPAN tahun 2016) dan SP2D diterbitkan paling lambat tanggal 20 Juni 201) </li><li>SPM gaji Juli 2017 diterbitkan SP2D-nya paling lambat tanggal 23 Juni 2017 dan dibayarkan tanggal 3 Juli 2017</li></ol>Pengajuan SPM ke KPPN pada bulan Juli: </div><div style="text-align: justify;"><br />SPM Gaji-13, Diajukan mulai tanggal 3 Juli 2017, Perkiraan jumlah SPM : 29.101 SPM (Berdasarkan data OMSPAN Gaji ke-13 tahun 2016) <span style="color: black; font-family: Calibri; font-size: 18.0pt; font-weight: bold; language: id; letter-spacing: 0pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-color-index: 1; mso-fareast-font-family: +mn-ea; mso-fareast-theme-font: minor-fareast; mso-font-kerning: 12.0pt; mso-style-textfill-fill-alpha: 100.0%; mso-style-textfill-fill-color: black; mso-style-textfill-fill-themecolor: text1; mso-style-textfill-type: solid; mso-text-raise: 2%; vertical-align: super;"><br /></span></div></div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/04035102490442986057noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4433737891646361769.post-85485812856232391542017-06-01T10:37:00.000+07:002017-06-01T10:46:15.625+07:00Tips Sehat Ala Cak Nun<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://3.bp.blogspot.com/-4ZkpEa1G8g4/WS-LQvwQCJI/AAAAAAAAK_w/m6kugXvCUoMabMEg4QXC230rCFyNB77PgCLcB/s1600/4313_96821082832_787362832_1871001_7117617_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Resep Sehat ala Cak Nun" border="0" data-original-height="604" data-original-width="453" height="640" src="https://3.bp.blogspot.com/-4ZkpEa1G8g4/WS-LQvwQCJI/AAAAAAAAK_w/m6kugXvCUoMabMEg4QXC230rCFyNB77PgCLcB/s640/4313_96821082832_787362832_1871001_7117617_n.jpg" title="Cak Nun" width="480" /></a></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br />27 Mei 2017, atau 1 Ramadan 1438 dalam hitungan hijriyah, Cak Nun, Panggilan akrab Mbah Emha Ainun Nadjib genap berusia 64 tahun. Berbagai ucapan mengalir, tulisan-tulisan dipersembahkan, bahkan khusus untuk kelahiran beliau, ada sebuah acara bertajuk "<b><span class="highlightNode">SONYA</span> KATRESNAN 64th MBAH Nun</b> " yang digelar di surabaya. Acara tersebut merupakan persembahan khusus dari berbagai komunitas seni di Surabaya dalam rangka mensyukuri, apresiasi, dan sebagai wujud rasa terima kasih atas berbagai karya-karya seni yang telah di hadirkan oleh Mbah Nun (<span class="highlightNode">Emha</span> Ainun Nadjib) untuk masyarakat . </div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br />64 tahun, usia yang sudah tidak lagi muda. Bahkan jika mengacu pada kehidupan Kanjeng Nabi Muhammad Saw, ada 'bonus' umur yang diberikan oleh Tuhan kepada Cak Nun. Namun yang patut dicatat, dalam usia yang sepuh itu, mobilitas simbah justru semakin meningkat. Simbah yang <i>pencolotan</i> dari satu tempat ke tempat lain akibat dijadwal oleh masyarakat. Jam tidur yang tak menentu karena acara pengajian yang rata-rata berakhir menjelang subuh, dan sebagainya. Dan itu bahkan dilakukan hampir tiap hari.<br /><br /><div style="text-align: justify;">Yang menarik, dalam agenda yang demikian padat itu, Cak Nun bahkan masih terus menulis dan menulis. Setiap hari, tulisan demi tulisan beliau persembahkan untuk jamaah maiyah yang tersebar di pelbagai kota.Lantas, apa sesungguhnya resepnya sehingga simbah tetap energik. Apa sesungguhnya definisi kesehatan menurut beliau?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dulu sekali, Cak Nun pernah memberikan resep tentang kesehatan kepada jamaah maiyah. Beberapa waktu lalu, juga beredar sebuah Video tentang 11 Point Kesehatan dari Cak Nun. Berikut ni adalah tips kesehatan menurut Cak Nun yang mungkin bisa diterapkan agar kita senantiasa dianugrahi kesehatan.</div><blockquote class="tr_bq"><div style="text-align: justify;"><ol><li>Faktor utama kesehatan adalah menjalani cara hidup, pola makan, irama kerja-istirahat, dan seterusnya, yang membuat seluruh perangkat tubuh (dan jiwa, ketenangan hati, keajegan akal sehat) kita selalu memiliki daya tahan yang mencukupi untuk berperang melawan setiap potensi sakit dan serangan penyakit. Setiap orang harus mengenali dirinya sendiri dalam konteks tersebut dan selalu saling becermin satu sama lain. </li><li> 70% sakit itu sumbernya <i>dismanajemen</i> hal di atas. Potensi sakit yang berasal dari dalam atau keadaan jasad sendiri tidak diantisipasi dengan pola hidup yang tepat. 20% penyakit yang datang menyerang datang dari luar, kansnya 50-50 untuk bisa ditahan atau tidak. Yang 10% sisanya sakit atas perintah Allah untuk hukuman, peringatan, atau ujian. </li><li> Pemahaman tentang sakit dan sehat terus dinamis dan berkembang. Setiap orang perlu menjadi dokter atau dukun bagi dirinya sendiri dengan terus-menerus mengakomodasi berbagai pemahaman dari kedokteran modern maupun alternative. </li><li> Wirid dan dzikir tidak boleh dijadikan andalan utama, sebab ia hanya salah satu alat atau senjata pertahanan subyek atau khalifah yang ditangannya terdapat berbagai konsep dan formula tentang kesehatan. Alat ini tentu saja sangat penting terutama untuk menembus perkenan ajaib Allah untuk membikin sakit atau sehat. </li><li> Untuk kesehatan darah dan seluruh metabolisme tubuh, setiap cairan yang diminum dikhalifahi dengan 1x Al-Fatihah + doa “<i><b>Ya zamzamallah zamzamallah ishfina ishfina biyadikal khoir amin amin amin</b></i>”. Untuk kesehatan mata, setiap bangun tidur sebelum kumur dan wudhu, ambil dengan jari cairan ludah (idu bacin), oleskan di telapukan mata kanan dengan “<i><b>Ya Bashir</b></i> 5x” dan di telapukan mata kiri dengan “<i><b>Ya Bashir 5x</b></i>”. </li></ol></div></blockquote></div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/04035102490442986057noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4433737891646361769.post-48814563861711301682017-05-31T16:43:00.003+07:002017-05-31T16:50:09.813+07:00Kiai Arief Hasan, Cermin Pengilon Dari Beratkulon<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-KTryjgPCwEg/WS6PrutB1gI/AAAAAAAAK_g/28drJ9kQZk0MW21FxUsvlBm6EG8TQUtJwCLcB/s1600/Buku%2BKiai%2BArief.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Jejak Keteladanan Kiai Arief Hasan" border="0" data-original-height="960" data-original-width="634" src="https://4.bp.blogspot.com/-KTryjgPCwEg/WS6PrutB1gI/AAAAAAAAK_g/28drJ9kQZk0MW21FxUsvlBm6EG8TQUtJwCLcB/s1600/Buku%2BKiai%2BArief.jpg" title="Buku Kiai Arief Hasan" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /><b>KH. Salahuddin Wahid</b><br /><i>Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang</i></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br />KETIKA dimintai kesediaan memberi kata pengantar buku ini oleh Saiful Amin Ghofur, semula saya bertanya dalam hati: siapakah KH.Arief Hasan itu? <br /><br />Nama KH. Arief Hasan memang belum begitu akrab di telinga saya. Akan tetapi, setelah berdiskusi sejenak dengan Saiful ketika ia berkunjung ke Tebuireng beberapa waktu lalu, saya baru tahu bahwa KH. Arief Hasan adalah santri al-mukarram KH. Hasyim Asy’ari di Pondok Pesantren Tebuireng pada tahun 1930-an. <br /><br />Walau tak begitu lama nyantri kepada al-mukarram KH. Hasyim Asy’ari, kira-kira 6 tahun, namun KH. Arief Hasan berhasil mendirikan Pondok Pesantren Roudlotun Nasyi’in di Beratkulon Kemlagi Mojokerto. <br /><br />Ini sekaligus menjadi bukti keberhasilan al-mukarram KH. Hasyim Asy’ari dalam mendidik santri-santrinya. Karena itulah, saya menyambut positif terbitnya buku ini, sebab telah memperpanjang deretan bukubuku otobiografi para kiai NU yang telah terbit sebelumnya. <br /><br />Tradisi penulisan semacam ini perlu dibudayakan lebih lanjut dalam dunia pesantren mengingat masih banyak sosok kiai NU yang sudah lama wafat, tetapi belum ada upaya serius untuk membukukannya. <br /><br />Seperti halnya KH. Arief Hasan ini. Seandainya tidak muncul inisiatif untuk dibukukan, bukan tidak mungkin data, terutama yang diakses dari saksi hidup, akan semakin sulit diperoleh. Belum lagi minimnya data tertulis kian mengindikasikan lemahnya budaya tulis di kalangan pesantren sendiri. <br /><br />Terlepas dari faktor di atas, saya ingin menggarisbawahi beberapa hal berkenaan dengan sejarah hidup KH. Arief Hasan. Pertama, tentang kepatuhan. Aspek ini amat penting diteladani. Sewaktu KH. Arief Hasan menimba ilmu di Tebuireng, kepatuhan terhadap almukarram KH. Hasyim Asy’ari terlihat sangat menonjol. <br /><br /><div style="text-align: justify;">Faktor kepatuhan terhadap kiai dalam konteks belajar bisa menjadi salah satu sebab keberhasilan. Demikian pula dalam konteks hidup bermasyarakat, faktor kepatuhan terhadap pemimpin dapat mendorong terciptanya kebahagiaan. Akan tetapi, tentu kepatuhan di sini hanya berlaku dalam hal positif, bukan negatif. <br /><br />Namun perlu dipahami bahwa hubungan antara santri dengan kiai pada saat ini amat berbeda dengan hubungan KH. Arief Hasan dan al-mukarram KH. Hasyim Asy’ari. Saat itu hubungan tidak bersifat teknis tetapi juga bersifat spiritual. Aspek barokah pada waktu itu amat menonjol. Sebagai contoh, KH. Wahid Hasyim pernah mondok di beberapa pondok pesantren hanya dalam waktu seminggu karena ingin mendapat barokah kiai pengasuh pesantren tempat beliau mondok itu. <br /><br />Kedua, tentang keuletan. KH. Arief Hasan merupakan tipologi pemimpin yang ulet dan pantang menyerah betapapun rumitnya permasalahan hidup yang sedang dihadapi. Inilah yang perlu direfleksikan di tengah-tengah situasi saat ini yang serba tak menentu, beban hidup yang terasa berat akibat krisis global, sehingga tak jarang membuat orang “gelap mata”. Dengan sikap ulet dan pantang menyerah, niscaya segala persoalan bisa dicari solusinya. <br /><br />Ketiga, kepedulian terhadap sesama. Sepanjang hidupnya, KH. Arief Hasan telah menunjukkan budi pekerti luhur di atas aras peduli terhadap sesama. Sejak nyantri di Tebuireng, KH. Arief Hasan tertempa dengan sikap empati terhadap sesama santri. Sikap ini terus terbawa sehingga hampir seluruh waktunya dipergunakan merealisasikan kepedulian itu. Anakanak yatim disantuni. Masyarakat pun diayomi. <br /><br />Sikap peduli terhadap sesama ini sudah selayaknya terpatri erat di hati dan dipraktikkan. Di sekeliling kita masih banyak orang-orang yang tertindas dalam berbagai aspeknya, baik sosial, politik, hak asasi, pendidikan maupun ekonomi. Ketertindasan yang bisa jadi akibat kebijakan yang tidak memihak, atau karena faktor kurang beruntung belaka. Mereka butuh “uluran tangan” kita. Sebab, jika bukan kita, lantas siapa lagi yang akan peduli? <br /><br />Keempat, tentang kebijaksanaan. Sikap bijaksana yang diteladankan KH. Arief Hasan merambah dalam berbagai bidang kehidupan: berkeluarga, bermasyarakat, bahkan berorganisasi. Kebijaksanaan ini pula yang membuatnya begitu dekat dengan berbagai lapisan masyarakat. Dari kebijaksanaan KH. Arief Hasan, kita bisa belajar untuk selalu berhati-hati ketika menempatkan diri dalam kancah pergaulan, senantiasa berbuat dengan penuh perhitungan, dan terus membuka diri terhadap beragam kritik konstruktif demi kematangan berpikir dan kedewasaan bertindak. Dengan cara ini, kita dapat menghayati hidup dengan tulus dan damai. <br /><br />Selain keempat faktor di atas, kita akan menemukan banyak sekali hal positif setelah membaca halaman demi halaman buku ini. Saiful Amin Ghofur telah merentangkan jembatan yang menghubungkan kita dengan kehidupan KH. Arief Hasan. Sehingga, tidak berlebihan bila sosok KH. Arief Hasan yang direkam buku ini laksana cermin: cermin pangilon dari Beratkulon. ℘ </div></div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/04035102490442986057noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4433737891646361769.post-11020713851659410592017-05-29T13:09:00.002+07:002017-06-04T16:19:33.979+07:00Membaca dalam Kepungan Lapar dan Dahaga <div style="text-align: justify;"><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-gmKEJLaEa90/WSu3_k5GC5I/AAAAAAAAK-4/Om9r4LtIV-EWiBbjmPvRO4rP7M8Thd3XQCLcB/s1600/lukisan%2Bgusmus.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="280" data-original-width="585" height="305" src="https://4.bp.blogspot.com/-gmKEJLaEa90/WSu3_k5GC5I/AAAAAAAAK-4/Om9r4LtIV-EWiBbjmPvRO4rP7M8Thd3XQCLcB/s640/lukisan%2Bgusmus.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">'Lelah', Foto Lukisan Gus Mus diambil dari gusmus.net</td></tr></tbody></table><br /><b>KABARNYA</b>, salah satu permasalahan akut yang dihadapi bangsa ini adalah rendahnya minat baca. Berbagai data literasi disodorkan dari tahun ke tahun. Misalnya hasil penelitian yang dilakukan <b><i>International Association for The Evolution of Education Achievement (IEA)</i></b> Tahun 1992 meletakkan indonesia sebagai negara dengan peringkat ke 28 dari 32 negara dalam hal kemampuan membaca anak usia didik. Sementara peringkat pertama justru diraih Finlandia diikuti Amerika dan beberapa negara di Eropa.</div><br /><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Sekian tahun berjalan, data tentang literasi tak juga mengalami perkembangan. Kata UNESCO tahun 2012, hanya satu dari seribu orang Indonesia yang memiliki minat baca. Data lainnya, studi yang dilakukan oleh <i><b>Programme for International Study Assessment (PISA)</b></i> tahun 2009 juga meletakkan Indonesia pada peringkat ke-57 dengan skor 396. PISA 2012 menempati peringkat 64 dari 65 negara. Dan PISA 2015, Indonesia berada di urutan 69 dari 76 negara, masih kalah dengan vietnam yang bertengger pada posisi ke-12.<br /><br />Ironis memang, ditengah membengkaknya jumlah penduduk muslim di negara yang berpenduduk sekitar dua ratus lima juta jiwa ini, prestasi membaca justru berada pada urutan juru kunci. Padahal, islam sebagai ajaran yang kaffah terbukti meletakan urusan baca membaca menjadi skala prioritas. Bukankah ayat yang pertama kali diturunkan Allah SWT pada Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril adalah Al Alaq 1 – 5 yang nota bene adalah perintah untuk membaca? <br /><br /><div style="text-align: justify;">Memang membaca tak melulu hanya berkutat soal teks. Ada membaca lainnya berupa membaca kontekstual, membaca tanda-tanda, membaca alam semesta, dan sebagainya. Tapi setidaknya, membaca (teks) adalah salah-satu proses melakukan serangkaian penjelajahan intelektual yang tak boleh diabaikan begitu saja. </div></div><div style="text-align: justify;"><h3><span style="font-size: large;"><i><b>Ramadlan, Bulan Baca Tulis Al Quran</b></i></span></h3>Adalah menarik merenungkan kembali wahyu pertama yang diturunkan Allah SWT pada Muhammad SAW beberapa abad silam. Bukan sebuah kebetulan jika Allah SWT meletakkan perintah membaca mendahului firman-firman-Nya yang lain. Sebab, membaca bukan hanya sebuah proses penjelajahan intelektual yang muaranya pengetahuan. Lebih dari itu, membaca adalah sikap manusia memanusiakan dirinya sendiri. <br /><br />Dengan membaca, manusia akan mengerti kedudukannya sebagai seorang makhluk: tentang dari mana dia berasal, untuk apa dia hidup, serta akan dibawa kemana hidupnya kelak ketika harus menghadap kembali kepada pencipta-Nya. </div><div style="text-align: justify;"><br />Pertanyaan yang kemudian mengemuka, obyek apakah yang harus dibaca? Haruskah sebuah buku? Ataukah kitab-kitab samawi yang diturunkan pada para rasul? Ataukah obyek-obyek yang lain? <br /><br /><i>Al Alaq</i> ayat pertama barangkali bisa dijadikan acuan. Allah memerintahkan membaca kepada Muhammad (dan juga umat islam secara mondial) dengan bahasanya:<i> Iqra</i>’. Tapi amar itu sendiri tak disertai dengan maf’ul bih (obyek yang harus dibaca). Ini menunjukkan, membaca bisa dimaknai secara lebih luas dengan tak hanya melulu menjelajahi isi buku atau kitab. <br /><br />Membaca adalah aktifitas manusia meneliti setiap detak peristiwa yang berjalin-kelindan dalam kehidupan untuk dipungut hikmahnya. Membaca bisa pula diartikan menelusuri dan memahami setiap ‘fasilitas’ yang telah disediakan Allah SWT berupa Qur’an, Alam Semesta, dan kehidupan manusia sendiri. Kesimpulannya jelas, membaca dalam konteks ini bukan hanya <i>asyik masyuk</i> bercengkarama dengan ayat-ayat <i>qauliyah</i>. Namun tak kalah pentingnya adalah mencerna setiap ayat kauniyah yang berkelibat dalam ruang kehidupan. <br /><br />Dalam kerangka itu, prosesi <i>iqro’</i> tetap harus berada dalam koridor <i>bismi rabbikalladzi khalaq</i>. Artinya, kesadaran membaca, yang bermuara pada maqam intelektualitas tak boleh dilepaskan dari kesadaran ketuhanan, yang berpuncak pada spiritualitas. Sedalam apapun manusia mengarungi samudra intelektualitas, ia tetap harus berada dalam perahu spiritualitas. Ketika manusia mengabaikan rumusan ini, yang terjadi bukan hanya kekeringan ruhaniah maupun kedahagaan spiritualitas. Bahkan pada skala yang jauh, manusia akan tercerabut dari akar hidupnya. Ia akan mengalamai keterasingan sedemikian rupa dengan dirinya sendiri. Kehadirannya bukan hanya niscaya, bahkan telah menjangkiti kehidupan para pelakunya pada kurun waktu terakhir. <br /><br />Dalam bukunya yang berumbul <i><b>Nasionalisme Muhammad</b></i>: <b>Islam Menyongsong Masa Depan (Sipress : 1995)</b>, Emha Ainun Nadjib menuturkan, bahwa salah satu sebab kemunduran umat islam adalah ketertinggalan kaum santri dalam hal <i>Iqra’</i>. Menurut budayawan yang merupakan bapak dari vokalis Letto ini, justru pelaku era modern yang diwakili oleh dunia barat dan sekitarnya telah menang dalam ber-<i>iqra’</i>, meskipun pada saat yang sama, mereka ternyata gagal dalam ber-<i>bismi rabb</i>. <br /><br />Maka, ilmu pengetahuan yang telah diraih dunia barat menjadi gersang dan tak berakar. Ilmu pengetahuan itu sendiri bahkan miskin nilai spiritualitas, tak ber-ma’rifat ilallah, tekhnologi dan industrinya tidak menjadi hasanah fiddunnyah wal akhirah, negaranya tak menjadi <i>baldah thayyibah warabbun ghafur,</i> dan kehidupannya dipenuhi polusi fisik, psikologis, kultural dan spiritual, karena memang tidak berorientasi dengan metabolisme alam (sunnatullah) yang bebas polusi atau residu. <br /><br />Alhasil, Ramadlan sebagai bulan diturunkannya Al Qur’an adalah momentum yang tepat untuk menggelorakan semangat dan minat membaca. Bukankah ditengah kepungan lapar dan dahaga, membaca lebih bermakna dilakukan daripada memelototkan mata pada acara televisi yang sesungguhnya meletakkan islam hanya pada dataran formalitas? <br /><br />Maka, sebuah tawaran yang boleh untuk tidak dilakukan: Hiasilah lapar puasamu dengan membaca, niscaya kau akan menjadi seorang manusia. Bagaimana menurut anda?*** </div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/04035102490442986057noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4433737891646361769.post-48834575413174323642017-05-28T11:51:00.000+07:002017-05-28T12:43:38.745+07:00Undangan Mengikuti Kegiatan Pelatihan Penulisan Soal Untuk Guru SD, SMP, SMA/SMK<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://3.bp.blogspot.com/-TtyHBsvRUww/WSpWIWAGfJI/AAAAAAAAK-U/awNwVE9erx0ozDgouWjKxOzMiv_smTRJwCLcB/s1600/IMG_20160216_100131.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://3.bp.blogspot.com/-TtyHBsvRUww/WSpWIWAGfJI/AAAAAAAAK-U/awNwVE9erx0ozDgouWjKxOzMiv_smTRJwCLcB/s400/IMG_20160216_100131.jpg" width="400" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /><i>News</i> - Pekerjaan guru memang bukan hanya melakukan pembelajaran. Tapi kegiatan merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan melakukan tindak lanjut adalah satu paket kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan oleh seorang guru. Kaitannya dengan evaluasi, guru harus memiliki kemampuan membuat alat penilaian sehingga evaluasi yang dilakukan oleh guru betul-betul valid dan sesuai dengan yang diharapkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berhubungan dengan itulah, dalam rangka penjaminan mutu pendidikan, <b>Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan</b> melalui <b>Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) </b>akan mengadakan kegiatan <b>Pelatihan Penulisan Soal</b> <b>bagi Guru SD, SMP, SMA/SMK Tahun 2017 </b>untuk Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA<b>.</b> Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk menghasilkan penulis soal berkualitas. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sesuai dengan yang diinformasikan oleh Puspendik di laman <i>siap.puspendik.kemdikbud.go.id</i> bahwa kegiatan pelatihan ini direncanakan akan dilaksanakan selama 4 (empat) hari pada pertengahan bulan Juli 2017 di wilayah Solo, Purwokerto, Yogyakarta, Pangkal Pinang, Batam, Balikpapan, Samarinda, dan Bandung. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adapun kriteria penulis soal yang bisa mendaftar adalah sebagai berikut: </div><ol><li style="text-align: justify;">Guru SD, SMP, SMA, dan SMK berusia maksimal 45 tahun.</li><li style="text-align: justify;">Berpengalaman mengajar minimal 5 (lima) tahun.</li><li style="text-align: justify;">Minimal lulusan S1 (Strata 1) atau D-IV (Diploma IV) dari jurusan yang sesuai dengan bidang studi yang diampu.</li><li style="text-align: justify;"> Tidak mengajar dan berafiliasi dengan Bimbingan Belajar (Bimbel) dan Penerbit Buku Soal.</li><li style="text-align: justify;"> Dapat mengoperasikan MS-Office (MS-Word, MS-Excel, dll).</li><li style="text-align: justify;"> Berkomitmen menulis soal berkualitas untuk peningkatan mutu pendidikan dan menjaga kerahasiaan soal beserta seluruh perangkat terkait upaya mencapai penilaian yang berkualitas dengan melampirkan Surat Pernyataan Kesanggupan dan Pakta Integritas.</li><li style="text-align: justify;"> Melampirkan Surat Ijin dan Penugasan dari Kepala Sekolah untuk mengikuti Pelatihan.</li></ol><div style="text-align: justify;">Fasilitas yang disediakan oleh Puspendik selama pelatihan adalah <i><b>Transport Lokal, Akomodasi, dan Uang Harian Fullboard sesuai ketentuan</b></i>.</div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-nfDr5MBw5tU/WSpWqSNsmnI/AAAAAAAAK-c/iOi1tq3_Dm0_z-wCO20nagtznaEGYrlnQCLcB/s1600/pendaftaran%2Bpuspendik.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="658" data-original-width="1175" height="356" src="https://1.bp.blogspot.com/-nfDr5MBw5tU/WSpWqSNsmnI/AAAAAAAAK-c/iOi1tq3_Dm0_z-wCO20nagtznaEGYrlnQCLcB/s640/pendaftaran%2Bpuspendik.JPG" width="640" /></a></div><div style="text-align: justify;">Jika Anda berminat mendaftar, silahkan melakukan pendaftaran peserta secara online melalui laman <i>http://siap.puspendik.kemdikbud.go.id/register</i>, atau <a href="http://siap.puspendik.kemdikbud.go.id/register" rel="nofollow" target="_blank"><b>KLIK DISINI</b></a> untuk melakukan pendaftaran. Isilah kolom dengan benar sesuai gambar diatas!(*)</div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/04035102490442986057noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4433737891646361769.post-44701483551655376282017-05-27T12:32:00.000+07:002017-05-27T12:37:36.280+07:00#64TahunCakNun, Imam Bangsa<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-jyqtVtxzc4M/WSkO9sTO1_I/AAAAAAAAK-E/INYNpfawfNUk1qsdvqRsjAJHV4auOuXKACLcB/s1600/64thCakNun.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Ulang Tahun Cak Nun" border="0" data-original-height="760" data-original-width="760" height="640" src="https://4.bp.blogspot.com/-jyqtVtxzc4M/WSkO9sTO1_I/AAAAAAAAK-E/INYNpfawfNUk1qsdvqRsjAJHV4auOuXKACLcB/s640/64thCakNun.jpg" title="64ThCakNun" width="640" /></a></div><div style="text-align: justify;"><i>“Ndhek dunyo iki alah mek sedhiluk rek, berjuang terus ndak masalah. Aku sampek tuwek ngene ki, gak leren. Bismillah yo, sampeyan kudu gembira. Hidup gembira. Ojo tertekan oleh apapun, sebab sing ngisi ati sampeyan Gusti Allah, Gusti Allah, Gusti Allah. Ngkok sampeyan ono tekanan opo wae, tetep isoh tangi meneh, tetep isoh bangun meneh .</i>” (Cak Nun)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Masih teringat jelas kelebat bayangmu sebelum meninggalkan Frankfurt Airport. Pesan di penghujung Desember 2016 itu cukup menghujam. “Iki (kondisi Indonesia) wes ga ono sek isoh ngatasi maneh.” Sampai pada 10 Februari 2017, Pandawayudha terbit di Harian Kompas (versi asli di web CakNun.com). Puncak dari 9 tulisan lain yang terbit berurutan untuk memperingatkan Indonesia. Setelah pasca Reformasi 1998 memilih menyepi “meninggalkan pesta” dari TV Nasional dan Koran Nasional untuk menemani orang--orang yang terpinggirkan dan terasingkan zaman. Serta 23 Mei lalu, untuk pertama kalinya setelah sekian tahun lamanya meninggalkan Media TV Nasional. Beliau kerso diwawancarai kembali dan ditampilkan rekaman videonya dalam program Indonesia Lawyer Club (ILC) di TV One, setelah lebih dari 3 Tahun Pak Karni Ilyas membujuk Beliau.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Cak Nun pernah ditawari menjadi Menteri pada era 80-an, tapi Beliau menolak. Pun juga, ditawari menjadi Presiden, Beliau menolak. Beliau lebih memilih mengisi siang-malamnya berkeliling dari satu alun-alun, ke pelosok, lebih dari 40 tahun nggedhein hati rakyat. Ditengah segala kebijakan yang banyak tak berpihak pada rakyat, sang pemilik kedaulatan di Tanah Air.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maka, ditengah Rimba Indonesia atau bahkan dunia semoga, saya, kami, dan kita semua bisa terus berjalan ing margi kaleresan. Cak Nun pernah menyampaikan, Guru itu bukan orang yang mengajarimu, tapi orang yang kepadanya engkau belajar. Dan sampai detik ini saya teramat bersyukur Indonesia memiliki sosok seperti Beliau. Sosokmu belum tentu ada 100 tahun lagi. Sebagai murid semoga bisa berjuang seteguh Bambang Ekalaya pada Resi Drona, meskipun tidak seheroiknya, semoga bisa kecipratan barokahnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tak pernah saya jumpai ada sosok yang bisa bergaul dengan elit pemerintahan sekelas Menteri namun juga sangat bersahabat dengan Pak Gendong, Pak Becak di waktu yang sama, selain Cak Nun. Berkeliling Inggris, Belanda, Vatikan menjadi Duta menampilkan Wajah Islam Rahmatan lil ‘alamin, selain Cak Nun dan Kiai Kanjeng (Nama Gamelan). Sepak terjang Cak Nun dan Kiai Kanjeng-nya dipelajari Profesor-Profesor Amerika, Australia, Inggris, Mesir namun disia-siakan di negeri sendiri. Anda tahu Cat Steven? Yang mualaf dan mengubah namanya menjadi Yusuf Islam. Beliau kembali bernyanyi setelah bertemu Cak Nun dan Kiai Kanjeng di Inggris tahun 2000-an lalu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Beberapa hari lalu saya mencoba menulis setiap hari meskipun hari aktif kerja, dan itu sangatlah tidak mudah. Tapi Cak Nun, mengisi pengajian dari habis isya sampai hampir shubuh, menulis setiap hari, tidur hanya beberapa jam. MasyaAllah, teramat jarang saya menjumpai sosok dengan Energi Badar seperti Beliau.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di era ini, tidaklah mudah menemui Sosok Manusia Junjungan seperti Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Begitu santun akhlaknya. Terus menyuapi si pengemis buta, meski setiap hari dihinanya. Beliau meninggalkan popularitas demi bisa mendamaikan semuanya. Seringkali menjadi sasaran uji coba pembunuhan namun Beliau tetap memaafkannya. Mempersaudarakan Kaum Anshor (Tuan Rumah) dan Muhajirin (Pendatang). Rela berlapar, mengganjal perutnya dengan batu, menginfakkan hartanya dan bergaya hidup sederhana.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Meski susah menemukan sosok pejuang di segala lini seperti Kanjeng Nabi Muhammad Saw, dengan segenap kedaulatan saya, saya memilih Imam yang begitu cintanya Gondelan Klambinipun Kanjeng Nabi, yakni Muhammad Ainun Nadjib (Cak Nun). Esensi Makmum ialah bisa mencontoh gerakan, daya juang Sang Imam. Semoga diberi kesanggupan berjuang seperti Beliau. Alles gute zum Geburtstag, Maulana Muhammad Ainun Nadjib.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Zwiefalten, Germany 1 Ramadlan 1438/27 Mei 2017 </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">*)Tulisan <b>NaWa</b> di kompasiana.com. <i>Perempuan dengan nama asli Nafisatul Wakhidah sedang terdampar di Forensic Psychiatrie, Zwiefalten, Baden Wurttemberg, Germany. Satu dari sekian juta anak cucumu yang terdampar di Bumi-Nya</i>. </div><div style="left: -99999px; position: absolute; text-align: justify;">“Ndhek dunyo iki alah mek sedhiluk rek, berjuang terus ndak masalah. Aku sampek tuwek ngene ki, gak leren. Bismillah yo, sampeyan kudu gembira. Hidup gembira. Ojo tertekan oleh apapun, sebab sing ngisi ati sampeyan Gusti Allah, Gusti Allah, Gusti Allah. Ngkok sampeyan ono tekanan opo wae, tetep isoh tangi meneh, tetep isoh bangun meneh.” (Cak Nun) Masih teringat jelas kelebat bayangmu sebelum meninggalkan Frankfurt Airport. Pesan di penghujung Desember 2016 itu cukup menghujam. “Iki (kondisi Indonesia) wes ga ono sek isoh ngatasi maneh.” Sampai pada 10 Februari 2017, Pandawayudha terbit di Harian Kompas (versi asli di web CakNun.com). Puncak dari 9 tulisan lain yang terbit berurutan untuk memperingatkan Indonesia. Setelah pasca Reformasi 1998 memilih menyepi “meninggalkan pesta” dari TV Nasional dan Koran Nasional untuk menemani orang-orang yang terpinggirkan dan terasingkan zaman. Serta 23 Mei lalu, untuk pertama kalinya setelah sekian tahun lamanya meninggalkan Media TV Nasional. Beliau kerso diwawancarai kembali dan ditampilkan rekaman videonya dalam program Indonesia Lawyer Club (ILC) di TV One, setelah lebih dari 3 Tahun Pak Karni Ilyas membujuk Beliau. Cak Nun pernah ditawari menjadi Menteri pada era 80-an, tapi Beliau menolak. Pun juga, ditawari menjadi Presiden, Beliau menolak. Beliau lebih memilih mengisi siang-malamnya berkeliling dari satu alun-alun, ke pelosok, lebih dari 40 tahun nggedhein hati rakyat. Ditengah segala kebijakan yang banyak tak berpihak pada rakyat, sang pemilik kedaulatan di Tanah Air. Maka, ditengah Rimba Indonesia atau bahkan dunia semoga, saya, kami, dan kita semua bisa terus berjalan ing margi kaleresan. Cak Nun pernah menyampaikan, Guru itu bukan orang yang mengajarimu, tapi orang yang kepadanya engkau belajar. Dan sampai detik ini saya teramat bersyukur Indonesia memiliki sosok seperti Beliau. Sosokmu belum tentu ada 100 tahun lagi. Sebagai murid semoga bisa berjuang seteguh Bambang Ekalaya pada Resi Drona, meskipun tidak seheroiknya, semoga bisa kecipratan barokahnya. Tak pernah saya jumpai ada sosok yang bisa bergaul dengan elit pemerintahan sekelas Menteri namun juga sangat bersahabat dengan Pak Gendong, Pak Becak di waktu yang sama, selain Cak Nun. Berkeliling Inggris, Belanda, Vatikan menjadi Duta menampilkan Wajah Islam Rahmatan lil ‘alamin, selain Cak Nun dan Kiai Kanjeng (Nama Gamelan). Sepak terjang Cak Nun dan Kiai Kanjeng-nya dipelajari Profesor-Profesor Amerika, Australia, Inggris, Mesir namun disia-siakan di negeri sendiri. Anda tahu Cat Steven? Yang mualaf dan mengubah namanya menjadi Yusuf Islam. Beliau kembali bernyanyi setelah bertemu Cak Nun dan Kiai Kanjeng di Inggris tahun 2000-an lalu. Beberapa hari lalu saya mencoba menulis setiap hari meskipun hari aktif kerja, dan itu sangatlah tidak mudah. Tapi Cak Nun, mengisi pengajian dari habis isya sampai hampir shubuh, menulis setiap hari, tidur hanya beberapa jam. MasyaAllah, teramat jarang saya menjumpai sosok dengan Energi Badar seperti Beliau. Di era ini, tidaklah mudah menemui Sosok Manusia Junjungan seperti Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Begitu santun akhlaknya. Terus menyuapi si pengemis buta, meski setiap hari dihinanya. Beliau meninggalkan popularitas demi bisa mendamaikan semuanya. Seringkali menjadi sasaran uji coba pembunuhan namun Beliau tetap memaafkannya. Mempersaudarakan Kaum Anshor (Tuan Rumah) dan Muhajirin (Pendatang). Rela berlapar, mengganjal perutnya dengan batu, menginfakkan hartanya dan bergaya hidup sederhana. Meski susah menemukan sosok pejuang di segala lini seperti Kanjeng Nabi Muhammad Saw, dengan segenap kedaulatan saya, saya memilih Imam yang begitu cintanya Gondelan Klambinipun Kanjeng Nabi, yakni Muhammad Ainun Nadjib (Cak Nun). Esensi Makmum ialah bisa mencontoh gerakan, daya juang Sang Imam. Semoga diberi kesanggupan berjuang seperti Beliau. Alles gute zum Geburtstag, Maulana Muhammad Ainun Nadjib. Zwiefalten, Germany 1 Ramadlan 1438/27 Mei 2017 Nafisatul Wakhidah Satu dari sekian juta anak cucumu yang terdampar di Bumi-Nya.<br /><br />Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/beusefullife/64tahuncaknun-imam-bangsa_59286ea9d593734275ab4566</div><div style="left: -99999px; position: absolute; text-align: justify;">“Ndhek dunyo iki alah mek sedhiluk rek, berjuang terus ndak masalah. Aku sampek tuwek ngene ki, gak leren. Bismillah yo, sampeyan kudu gembira. Hidup gembira. Ojo tertekan oleh apapun, sebab sing ngisi ati sampeyan Gusti Allah, Gusti Allah, Gusti Allah. Ngkok sampeyan ono tekanan opo wae, tetep isoh tangi meneh, tetep isoh bangun meneh.” (Cak Nun) Masih teringat jelas kelebat bayangmu sebelum meninggalkan Frankfurt Airport. Pesan di penghujung Desember 2016 itu cukup menghujam. “Iki (kondisi Indonesia) wes ga ono sek isoh ngatasi maneh.” Sampai pada 10 Februari 2017, Pandawayudha terbit di Harian Kompas (versi asli di web CakNun.com). Puncak dari 9 tulisan lain yang terbit berurutan untuk memperingatkan Indonesia. Setelah pasca Reformasi 1998 memilih menyepi “meninggalkan pesta” dari TV Nasional dan Koran Nasional untuk menemani orang-orang yang terpinggirkan dan terasingkan zaman. Serta 23 Mei lalu, untuk pertama kalinya setelah sekian tahun lamanya meninggalkan Media TV Nasional. Beliau kerso diwawancarai kembali dan ditampilkan rekaman videonya dalam program Indonesia Lawyer Club (ILC) di TV One, setelah lebih dari 3 Tahun Pak Karni Ilyas membujuk Beliau. Cak Nun pernah ditawari menjadi Menteri pada era 80-an, tapi Beliau menolak. Pun juga, ditawari menjadi Presiden, Beliau menolak. Beliau lebih memilih mengisi siang-malamnya berkeliling dari satu alun-alun, ke pelosok, lebih dari 40 tahun nggedhein hati rakyat. Ditengah segala kebijakan yang banyak tak berpihak pada rakyat, sang pemilik kedaulatan di Tanah Air. Maka, ditengah Rimba Indonesia atau bahkan dunia semoga, saya, kami, dan kita semua bisa terus berjalan ing margi kaleresan. Cak Nun pernah menyampaikan, Guru itu bukan orang yang mengajarimu, tapi orang yang kepadanya engkau belajar. Dan sampai detik ini saya teramat bersyukur Indonesia memiliki sosok seperti Beliau. Sosokmu belum tentu ada 100 tahun lagi. Sebagai murid semoga bisa berjuang seteguh Bambang Ekalaya pada Resi Drona, meskipun tidak seheroiknya, semoga bisa kecipratan barokahnya. Tak pernah saya jumpai ada sosok yang bisa bergaul dengan elit pemerintahan sekelas Menteri namun juga sangat bersahabat dengan Pak Gendong, Pak Becak di waktu yang sama, selain Cak Nun. Berkeliling Inggris, Belanda, Vatikan menjadi Duta menampilkan Wajah Islam Rahmatan lil ‘alamin, selain Cak Nun dan Kiai Kanjeng (Nama Gamelan). Sepak terjang Cak Nun dan Kiai Kanjeng-nya dipelajari Profesor-Profesor Amerika, Australia, Inggris, Mesir namun disia-siakan di negeri sendiri. Anda tahu Cat Steven? Yang mualaf dan mengubah namanya menjadi Yusuf Islam. Beliau kembali bernyanyi setelah bertemu Cak Nun dan Kiai Kanjeng di Inggris tahun 2000-an lalu. Beberapa hari lalu saya mencoba menulis setiap hari meskipun hari aktif kerja, dan itu sangatlah tidak mudah. Tapi Cak Nun, mengisi pengajian dari habis isya sampai hampir shubuh, menulis setiap hari, tidur hanya beberapa jam. MasyaAllah, teramat jarang saya menjumpai sosok dengan Energi Badar seperti Beliau. Di era ini, tidaklah mudah menemui Sosok Manusia Junjungan seperti Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Begitu santun akhlaknya. Terus menyuapi si pengemis buta, meski setiap hari dihinanya. Beliau meninggalkan popularitas demi bisa mendamaikan semuanya. Seringkali menjadi sasaran uji coba pembunuhan namun Beliau tetap memaafkannya. Mempersaudarakan Kaum Anshor (Tuan Rumah) dan Muhajirin (Pendatang). Rela berlapar, mengganjal perutnya dengan batu, menginfakkan hartanya dan bergaya hidup sederhana. Meski susah menemukan sosok pejuang di segala lini seperti Kanjeng Nabi Muhammad Saw, dengan segenap kedaulatan saya, saya memilih Imam yang begitu cintanya Gondelan Klambinipun Kanjeng Nabi, yakni Muhammad Ainun Nadjib (Cak Nun). Esensi Makmum ialah bisa mencontoh gerakan, daya juang Sang Imam. Semoga diberi kesanggupan berjuang seperti Beliau. Alles gute zum Geburtstag, Maulana Muhammad Ainun Nadjib. Zwiefalten, Germany 1 Ramadlan 1438/27 Mei 2017 Nafisatul Wakhidah Satu dari sekian juta anak cucumu yang terdampar di Bumi-Nya.<br /><br />Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/beusefullife/64tahuncaknun-imam-bangsa_59286ea9d593734275ab4566</div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/04035102490442986057noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4433737891646361769.post-2220197117893150442017-05-27T09:59:00.000+07:002017-05-27T09:59:05.254+07:00Tata Cara Mengikuti Lomba Jurnalistik Kemdikbud 2017<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-GAGf-Frd5nY/WSjrCVmjJXI/AAAAAAAAK9s/VnFGKFKTj0E-dylbehytNtJuSZp9RtRXQCLcB/s1600/Banner_lomba_jurnalistik_pendidikan_keluarga_2016.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Banner Lomba Jurnalistik 2017" border="0" data-original-height="265" data-original-width="502" height="336" src="https://1.bp.blogspot.com/-GAGf-Frd5nY/WSjrCVmjJXI/AAAAAAAAK9s/VnFGKFKTj0E-dylbehytNtJuSZp9RtRXQCLcB/s640/Banner_lomba_jurnalistik_pendidikan_keluarga_2016.jpg" title="Banner Lomba Jurnalistik" width="640" /></a></div><div style="text-align: justify;"><i>pejalansunyi.id</i> | Untuk mengikuti Lomba Jurnalistik Kemdikbud 2017 dengan Tema <b>Penguatan Peran Keluarga dalam Pendidikan Anak, </b>tata cara yang dilakukan adalah dengan melakukan prosedur sebagai berikut:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Pertama</i>, peserta mengirimkan tulisan yang telah dimuat di media cetak maupun online dengan 4 ketentuan sebagai berikut: </div><ol style="text-align: justify;"><li>Scan/foto tulisan yang dimuat di media (file harus terbaca dengan jelas) dan/atau berupa kliping tulisan. Sertakan pula tulisan dalam format word yang dikirim melalui alamat surat elektronik: <b>lombajurnalistik.keluarga@kemdikbud.go.id.</b> </li><li>Cantumkan nama media, tanggal pemuatan, dan halaman saat tulisan dimuat di media. </li><li>Lengkapi identitas pengirim yaitu nama, alamat, surat elektronik/email, dan nomor telpon yang dapat dihubungi </li><li>Salinan/scan kartu identitas (KTP/SIM) harus terbaca dengan jelas, khusus jurnalis melengkapi kartu Pers. </li></ol><div style="text-align: justify;"><i>Kedua</i>, tulisan diterima Panitia paling lambat tanggal 21 Juli 2017 melalui alamat surat elektronik: <b>lombajurnalistik.keluarga@kemdikbud.go.id</b> atau kliping tulisan ke <b>Panitia Lomba Jurnalistik, Subdit Kemitraan, Direktorat Pendidikan Keluarga, Gedung C lantai 13, Jln Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta kode pos 10270. </b><br /><br /><i>Ketiga</i>, cantumkan kategori tulisan dengan huruf kapital dalam subjek surat elektronik atau amplop surat, diikuti nama lengkap – nama media yang memuat tulisan – tanggal tulisan dimuat. “<b>BERITA Arif Budiman TEMPO 3 Maret 2017</b>” <br /><br /><i>Keempat</i>, bagi peserta yang mengirim softcopy tulisan melalui surat elektronik, apabila terpilih sebagai pemenang, wajib menunjukkan tulisan asli yang telah dimuat di media. <br /><br /><i>Kelima</i>, pemenang akan diumumkan pada acara <b>Apresiasi Pendidikan Keluarga di minggu pertama bulan Agustus 2017</b>, dan dapat dilihat melalui laman <i>sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id</i>.(*)</div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/04035102490442986057noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4433737891646361769.post-29688131709622601592017-05-27T08:59:00.000+07:002017-05-27T10:00:47.718+07:00Ikuti Lomba Jurnalistik Kemdikbud Berhadiah 226 Juta Rupiah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-Og9j33k7JzI/WSjcsC2c8ZI/AAAAAAAAK9c/H-fpLBezMigDo2OpTR5t0S78VLnApOsXwCLcB/s1600/Poster-Lomba-Jurnalistik-Kemendikbud_2.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Lomba Jurnalistik Kemdikbud 2017" border="0" data-original-height="600" data-original-width="425" height="640" src="https://1.bp.blogspot.com/-Og9j33k7JzI/WSjcsC2c8ZI/AAAAAAAAK9c/H-fpLBezMigDo2OpTR5t0S78VLnApOsXwCLcB/s640/Poster-Lomba-Jurnalistik-Kemendikbud_2.jpeg" title="Poster Lomba " width="451" /></a></div><div style="text-align: justify;"><i>pejalansunyi.id</i> | Tahun 2017, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui <i>Direktorat Jenderal Jenderal PAUD dan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Pendidikan Keluarga</i>, mengadakan <b>Lomba Jurnalistik berhadiah total Rp 226</b> juta. Tema yang dilombakan adalah <b>‘Penguatan Peran Keluarga dalam Pendidikan Anak’</b>. Pelaksanaan Lomba dimaksudkan untuk memberikan ruang keterlibatan masyarakat dalam memberikan gagasan inspiratif tentang penguatan pendidikan keluarga. <br /></div><div style="text-align: justify;">Lomba Jurnalistik ini dibuka untuk masyarakat umum dengan 3 (tiga) kategori, berupa <i><b>feature, opini, dan berita</b></i>. Hanya saja, lomba ini tidak boleh diikuti oleh PNS Kemendikbud. <br /><br />Untuk dapat mengikuti lomba, ada beberapa ketentuan umum yang harus diikuti oleh para peserta, di antaranya adalah <b>tulisan asli (bukan plagiat), aktual, bernilai, inovatif,</b> dan <b>bermanfaat</b>. Yang paling penting, tulisan yang akan dikutsertakan dalam lomba, belum pernah atau sedang diikutsertakan dalam lomba atau kompetisi media jurnalistik lain. <br /><br />Ketentuan selanjutnya, tulisan yang dilombakan harus sudah diterbitkan di media massa, baik media cetak (koran, tabloid, majalah), ataupun media online (portal berita yang direkomendasikan oleh dewan pers) dalam periode 6 Februari sampai dengan 19 Juli 2017. Khusus untuk <i><b>feature</b></i>, panjang tulisan maksimal adalah 1.200 kata.</div><div style="text-align: justify;"><br />Untuk hadiah, panitia telah menyiapkan uang tunai dengan total hadiah 226 juta rupiah untuk tiga kategori yang diperlombakan. Untuk kategori Feature dan Opini, hadiah masing-masing adalah Rp. 15 juta untuk Pemenang I, Rp. 12 Juta untuk pemenang II, serta Rp. 10 juta untuk pemenang II. Untuk 10 pemenang harapan, disediakan Rp. 5 juta untuk 2 kategori itu. <br /><br />Sedangkan untuk kategori Berita, hadiah yang disiapkan adalah Rp 10 juta untuk Pemenang I, Rp 8 juta untuk pemenang II, Rp 6 juta untuk pemenang III, serta 7 pemenang harapan yang masing-masing mendapatkan Rp 4 juta. <br /><br />Yang menarik, setiap peserta dapat mengirimkan tulisan sebanyak-banyaknya tanpa dipungut biaya sepeserpun, sehingga memberikan peluang lebih.<br /><br />Untuk bisa mengikuti lomba, terdapat 5 prosedur penting yang harus diperhatikan bagi peserta. Untuk mengetahui prosedur itu, Silahkan baca <a href="http://www.pejalansunyi.id/2017/05/tata-cara-mengikuti-lomba-jurnalistik.html" target="_blank"><b>PROSEDUR LOMBA JURNALISTIK.</b></a> (*)</div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/04035102490442986057noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4433737891646361769.post-1017500936895434022017-05-25T15:35:00.004+07:002017-05-26T07:47:55.441+07:00Tak Hanya Isi Beha yang Bikin 'Telan Ludah', Omset Jual Beha juga Mampu Membuat Mata Terpana<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-8sa_iOdrNh8/WSaXCY-iHQI/AAAAAAAAK8k/LB2EPF0HZWIB6Y9MOwVcRffgQFIo1xUEgCLcB/s1600/Wali%2BKotang.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Agung BH" border="0" data-original-height="499" data-original-width="750" height="425" src="https://2.bp.blogspot.com/-8sa_iOdrNh8/WSaXCY-iHQI/AAAAAAAAK8k/LB2EPF0HZWIB6Y9MOwVcRffgQFIo1xUEgCLcB/s640/Wali%2BKotang.jpg" title="Wali Kotang" width="640" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><b>NAMA</b> aslinya Agung Prasetyo, lebih dikenal dengan sebutan Agung BH (<i>Buste Houder</i>). Ia adalah seorang pengusaha pakaian dalam wanita yang sukses. Seantero Solo, terutama Pasar Klewer, pasti tak asing dengan namanya. Ia memiliki</span></span><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"> </span></span><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption">16 kios dengan jumlah karyawan lebih dari 130 orang. </span></span><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption">O</span></span>msetnya pernah mencapai angka 7 miliar rupiah. </span></span>Kios Agung saat ini menjadi sasaran utama bagi mereka yang ingin berbelanja BH dan pakaian dalam, skala grosir maupun eceran.</span></span><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"> </span></span> </span></span><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"> </span></span><br /><br /><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption">Siapa menyangka jika Agung BH awalnya adalah seorang kondektur Bis?</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;">Unik memang jika melihat kisahnya. Bapak 3 anak ini awalnya adalah kondektur bus antar kota. Sebelas tahun menjalani profesi menjadi kondektur dengan PO yang berbeda-beda mulai dari <i><b>Mulya Indah, Karya Jaya, Sumber Kencono, Mandala, Langsung Jaya, Panorama Indah, Jaya Utama</b></i>, dan lain sebagainya. Dia bahkan masih hafal nama-nama bus beserta jurusannya.</div><div style="left: -99999px; position: absolute;">gung Prasetyo sudah bertransformasi menjadi Agung BH yang hingga saat ini menjadi brand-nya. 13 kios di pasar Klewer, dan di luar Solo ada 3 toko adalah asset kerja kerasnya saat ini. Dalam sebulan omsetnya pernah mencapai 7 miliar rupiah. 16 kios menjadi asetnya dan menjadi sasaran utama bagi mereka yang hendak berbelanja BH dan pakaian dalam sekala eceran maupun grosir.<br /><br />Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dhave/agung-bh-transformasi-mantan-kondektur-menjadi-wali-kotang_56526b59377b618919bd144f</div><div style="text-align: justify;"><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"><br /> Lantas, bagaimana ceritanya Agung bisa bertransformasi menjadi seorang pengusaha pakaian dalam wanita?</span></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"></span></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"></span></span></span><br /><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Menjadi kondektur sebenarnya bukan pilihan hidup seorang Agung Prasetyo, hanya karena memang tidak ada pilihan lain. Tak jarang ketika menjalankan tugas, dia harus berjejal berdesakan untuk sekedar menarik karcis. Saat itulah dia merasakan betapa sesaknya kehidupan yang membuat jengah hidupnya. </span></span></span><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Menjadi kondektur, istilah Agung "<i><b>Yen Mangan Kaya Ratu, Yen Turu Kaya Asu (jika makan seperti raja, harus enak dan bergizi. Jika tidur dimanapun tempat laksana anjing)</b></i>". </span></span></span>Ia kemudian bertekad mengubah nasib, sampai kemudian beralih tugas menjabat sebagai <b>Wali Kota(ng)</b>.<br /><br />Cerita dimulai ketika pikiran Agung menerawang memikirkan perjalanan hidupnya. Tiba-tiba saja pandangan matanya tertuju pada jemuran pakaian entah milik siapa. Kebanyakan jemuran itu berupa Beha dan Celana Dalam. Dengan begitu saja ia bertanya pada sang istri, berapa banyak wanita ganti pakaian dalam dalam sehari. Sang istri dengan tentu saja mengernyitkan kening menjawab, "dua".<br /><br />Inspirasi pun muncul. </span></span></span><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Jika seorang perempuan berganti pakaian dalam dua kali sehari berupa <i>kutang</i> dan <i>celana dalam</i>, maka dalam seminggu harus memiliki 14 pasang. Jika dalam satu keluarga ada bapak, ibu dan katakanlah dua anak laki-laki dan perempuan, maka 24 pasang kutang dan celana dalam harus dimiliki. Bagaimana jika satu RT, satu kampung, satu kecamatan, kabupaten.....?<br /> </span></span></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-tNvDofgQ0po/WSaXPHXAUeI/AAAAAAAAK8o/i9IM5BuZXiArtpNdhM_NiwwuFjxFf0tawCLcB/s1600/Agung%2BBH.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Wali Kotang" border="0" data-original-height="346" data-original-width="640" height="345" src="https://1.bp.blogspot.com/-tNvDofgQ0po/WSaXPHXAUeI/AAAAAAAAK8o/i9IM5BuZXiArtpNdhM_NiwwuFjxFf0tawCLcB/s640/Agung%2BBH.jpg" title="Agung BH" width="640" /></a></div><div style="text-align: justify;"><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Pikiran itulah yang mengubah dan membuatnya berhenti menjadi kondektur bus. Pada tahun 2009, genap 11 tahun menjadi kondektur, dia memilih pensiun. Agung kemudian memutuskan menjual seekor sapinya dan laku 1,6 juta. Modal awal itu digunakannya untuk dagangan. </span></span></span><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Dengan tekad membuncah, ia</span></span></span> lantas berbelanja pakaian dalam di Pasar Tanah Abang Jakarta, sebelum kemudian kembali ke solo untuk menjajakan barang dagangannya.</span></span></span><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Awal berjualan BH bukan perkara gampang. Ia harus melalui jalan terjal penuh semak berduri sebelum sukses menjemputnya. Tercatat dia pernah berjualan di pasar Wonogiri, Sukoharjo, Klewer, dan lain-lain. Ujung-ujungnya nyaris sama, tak satu pun dagangannya ada yang laku. Hingga rasa frustasi sempat menghampirinya diam-diam.<br /><br /> Namun untunglah, sebelas tahun hidup di jalanan tentu menempa mental Agung menjadi manusia yang tangguh dan tak gampang putus di tengah jalan. Sembari kembali menjadi penarik bus, dia juga fokus pada jualan BHnya. Lambat namun pasti, Agung menemukan ritme bagaimana bisa mencuri hati para pembelinya, sebelum dia menawarkan dagangannya.</span></span></span><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"></span></span></span><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"></span></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"></span></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"><br /></span></span></span>Alhasil, dalam beberapa tahun Agung sudah merajai pasaran pakaian dalam. Ia tak hanya menjual pakaian dalam, tapi juga memiliki tempat produksi dengan Agung BH sebagai brandnya. Agung kini telah memiliki 13 kios di pasar Klewer, dan di luar Solo ada 3 toko. Semua itu adalah hasil kerja kerasnya. 16 kios itu menjadi asetnya dan menjadi sasaran utama bagi mereka yang hendak berbelanja BH dan pakaian dalam sekala eceran maupun grosir.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dari berjualan BH, Agung BH kini sudah terkenal di seantero Solo Raya dan menjadi ikonnya pasar terbesar di Surakarta yakni pasar Klewer. Pria yang asli Mantingan Kabupaten Magetan ini sudah mengecap manisnya kerja keras. Saat ini hanya ingin menelan kepahitannya agar tidak terlena dengan arti sebuah kesuksesan. 130 karyawannya digembleng agar menjadi Agung-agung BH selanjutnya, tentu saja dengan kerja keras dan tak kenal menyerah. </div><div style="text-align: justify;"><br /><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Agung BH menjadi sosok fenomenal di tanah air karena keunikannya saat membanting stir dari kondektur menjadi ahli pakaian dalam. Sebuah kerja keras yang berbuah kesuksesan. Liku-liku jalan terjal penuh semak berduri berhasil dia lewati. Saat ini, tak hanya isi BH saja yang membikin orang terkadang 'telan ludah', kesuksesan finansial dari bisnis jual BH juga membuat mata orang terpana dengan omset yang dihasilkannya. (*) </span></span></span><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"><br /></span></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"></span></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"><br /><span style="font-size: x-small;"><i>*)dibahasakan kembali dari tulisan dhave di kompasiana.com</i></span></span></span></span></div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/04035102490442986057noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4433737891646361769.post-33474496256676462222017-05-25T07:25:00.002+07:002017-05-25T07:25:37.920+07:00Kisah Khamim, Pemuda Asal Pekalongan Yang Naik Haji Dengan Jalan Kaki<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="https://3.bp.blogspot.com/-DQx6Z8v_5bo/WSYee7wMPoI/AAAAAAAAK8U/wXzWeHcGHXU8uUsMyVL_yv3meqyoYJNswCLcB/s1600/Mochammad-Khamim-Setiawan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Jalan Kaki Naik Haji" border="0" data-original-height="393" data-original-width="700" height="358" src="https://3.bp.blogspot.com/-DQx6Z8v_5bo/WSYee7wMPoI/AAAAAAAAK8U/wXzWeHcGHXU8uUsMyVL_yv3meqyoYJNswCLcB/s640/Mochammad-Khamim-Setiawan.jpg" title="Khamim Setiawan" width="640" /></a></div><div style="text-align: justify;"><i>pejalansunyi.id</i> | <b>NAIK</b> haji dengan jalan kaki. Siapapun yang mendengar berita itu, pasti mengernyitkan kening, tak percaya, atau setidaknya bertanya-tanya apakah berita itu benar-benar terjadi ditengah simpang-siur berita hoax yang kerap menyelimuti dunia pemberitaan kita. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apalagi jika yang berangkat haji itu secara geografis, jaraknya beribu-ribu kilometer. Mungkinkah ditempuh dengan berjalan kaki, apalagi dilakukan dengan kondisi fisik berpuasa?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adalah Khamim. pemuda asal Pekalongan Jawa Tengah dengan nama lengkap <b>Mochammad Khamim Setiawan. </b>Ditengah daftar tunggu haji yang semakin panjang dari tahun ke tahun, anak muda 28 tahun itu memutuskan melakukan perjalanan ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji dengan berjalan kaki. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pekalongan Mekkah bukan jarak yang dekat. Jarak sejauh 9.000 km diperkirakan memakan waktu selama hampir satu tahun. Dengan keyakinan penuh kepada Sang Pencipta, Khamim memulai perjalanan tersebut pada 28 Agustus 2016 dengan hanya membawa beberapa kaos, dua celana dan dua pasang sepatu, kaos kaki, baju dalam, tenda dan <em>sleeping bag</em>, lampu senter, <em>smartphone</em>, dan GPS.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan bekal seadanya, khamim membawa identitas kebangsaan berupa bendera merah putih dan menggunakan kaos bertuliskan, "<i><b>Saya sedang melakukan perjalanan ke Mekkah dengan berjalan kaki</b></i>". Konon, Khamim telah mengorbankan banyak hal demi mewujudkan misinya ini. Lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang ini meninggalkan pekerjaannya dan memulai perjalanan hanya dengan sedikit uang di sakunya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada awal perjalanannya, Mochammad Khamim Setiawan menghabiskan dua minggu di hutan yang terletak di Provinsi Banten untuk melatih fisiknya. Ia juga menjalani beberapa minggu dengan beribadah tanpa henti di masjid.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam melakukan perjalanan ke Mekkah, Khamim melampauinya dengan kondisi fisik berpuasa. Sebab itulah, ia lebih banyak melakukan perjalanan saat malam hari menempuh jarak 50 km tiap harinya ketika dalam kondisi prima. Selebihnya, saat kondisi tubuh sedah lelah dan tidak fit, ia hanya mampu menempuh jarak 10-15 km. Meski demikian, berkat tekad kuatnya, Mochammad Khamim Setiawan hanya mengalami sakit dua kali yaitu saat di India dan Malaysia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Banyak kisah menarik yang ditemui selama dalam perjalanan. Misalnya, meski tak membawa bekal finansial yang memadai, Khamim tak pernah kekurangan bekal untuk sekedar menyambung hidup. Ia kerap bertemu dengan orang yang memberi makanan dan kebutuhan lain secara cuma-cuma. Khamim bahkan diterima di kuil Buddha saat berada di Thailand. Di tempat itu, kebetulan ia bertemu dengan seseorang berkebangsaan Irlandia beragama Kristen yang sedang bersepeda di Yangon, Myanmar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kisah menarik lain adalah ketika melewati hutan di Malaysia. Ada tiga ular berbisa yang ditemuinya sepanjang perjalanan. Ia bersyukur perlindungan Tuhan masih menaunginya. Ular-ular tersebut tak mampu mengganggunya, justru jatuh dan mati secara tiba-tiba. Selain itu, meski berjalan kaki seorang diri menerobos rimba raya yang masih asing, Khamim mengaku tak pernah bertemu perampok atau penjahat sepanjang perjalanannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selama melakukan perjalanan, Mochammad Khamim Setiawan tak pernah mengkonsumsi asupan suplemen untuk energinya. Ia hanya menyantap makanan halal, serta meminum air yang telah dicampur dengan madu untuk menjaga daya tahan tubuh dalam melawan cuaca ekstrim.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saat ini, Mochammad Khamim Setiawan masih dalam perjalanan. Jika sesuai rencana, Mochammad Khamim Setiawan akan tiba di Kota Suci Mekkah sebelum 30 Agustus tahun ini. Semoga niatnya terlaksana dan Tuhan selalu melindunginya.(ES)</div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/04035102490442986057noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4433737891646361769.post-52868095611760024142017-05-21T19:59:00.000+07:002017-05-21T20:08:13.316+07:00Selamat Datang Ramadan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-ichO7bKTc5k/WSGOIGMLopI/AAAAAAAAK74/beLrRfyMyOEvufww6UA5dgDzH3nKxYGKACLcB/s1600/marhaban_ya_ramadhan_by_phiaeuphoria16.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Selamat Datang Ramadhan" border="0" height="296" src="https://2.bp.blogspot.com/-ichO7bKTc5k/WSGOIGMLopI/AAAAAAAAK74/beLrRfyMyOEvufww6UA5dgDzH3nKxYGKACLcB/s640/marhaban_ya_ramadhan_by_phiaeuphoria16.jpg" title="Marhaban Ramadhan" width="640" /></a></div><div style="text-align: justify;"><b>TERSEBUTLAH</b> seorang lelaki bernama Muhammad. Dia menghabiskan sebagian hidupnya dengan meninggalkan perintah Tuhan berupa shalat lima waktu. Ketika Ramadhan tiba, si Muhammad ini melakukan penghormatan dengan berpakaian dan mengenakan wewangian, sebelum kemudian melaksanakan shalat dan menebus semua shalat yang pernah ditinggalkan. Ketika ditanya tentang aktifitas itu, dengan mantap si Muhammad menjawab, “Ini adalah bulan taubat, rahmat, dan barakah. Barangkali Tuhan berkenan merelakanku dengan keutamaan Ramadhan”. </div><div style="text-align: justify;"><br />Alhasil, ketika Muhammad wafat, seseorang menjumpainya dalam mimpi. Muhammad pun ditanya, ”Apa yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu, wahai Muhammad?” Si Muhammad dengan hati riang menjawab, ”Tuhan telah berkenan mengampuni segala dosa-dosaku, tersebab penghormatanku dalam menyambut Ramadhan.”<br /><br />***<br /><div style="text-align: justify;">Sepenggal kisah diatas saya ceritakan untuk menyambut datangnya Ramadhan. Saya nukilkan dari kitab klasik, yang hampir seluruh pesantren pernah membacanya. Seperti biasa, menjelang Ramadhan tiba, beragam aktifitas dilakukan manusia untuk menyambut datangnya bulan mulia itu. Ramadhan adalah bulan penuh rahmat dan berkah. Sungguh sayang jika dibiarkan berlalu tanpa aktifitas bermakna bagi kesejahteraan jiwa. Apalagi tanpa upaya menyambut kedatangannya sepenuh makna. Rasul Mulia itu pernah berkata, “Tuhan mengharamkan tubuh seseorang dijilat api neraka, ketika riang hatinya menjelang Ramadhan tiba.”<br /><br /><div style="text-align: justify;">Barangkali, diilhami ucapan kanjeng nabi itulah, orang-orang begitu antusias menerjemahkan “keriangan” itu dengan caranya masing-masing. Aparat keamanan begitu agresif melakukan razia di tempat-tempat yang ditengarai sebagai pusat maksiat. Ada himbauan khusus agar selama Ramadhan, warung-warung tidak buka siang hari, klub-klub malam dibatasi jam kerjanya, lokalisasi diliburkan, dan sebagainya. Bagi aparat keamanan, menjelang Ramadhan penyakit masyarakat harus dibersihkan, agar noda-noda hitam yang melekat tidak mengotori baju Ramadhan yang putih mengkilat.<br /><br /><div style="text-align: justify;">Sementara keriangan itu diterjemahkan lain lagi oleh pedagang, stasiun televisi, dan pelaku industri hiburan lainnya. Acara-acara televisi tiba-tiba saja menjadi hanya “milik” orang islam. Sementara pedagang sibuk menyiapkan modal tambahan untuk memperbanyak stok dagangan. Bukankah anggaran belanja rumah tangga naik dua kali lipat selama Ramadhan. Belum lagi jika hari raya menjelang, pedagang adalah orang yang paling menuai “berkah” dari datangnya bulan penuh berkah itu.<br /><br /><div style="text-align: justify;">Atas nama Ramadhan, spanduk bertebaran di mana-mana. Spanduk itu hampir rata-rata menganjurkan untuk menghormati Ramadhan dan orang berpuasa. Seolah-olah Ramadhan adalah bulan yang gila hormat. Seolah-olah orang berpuasa adalah anak kemarin sore yang merengek-rengek minta dikondisikan agar puasanya nyaman dan steril dari gangguan. Itulah barangkali yang menyebabkan Gus Mus begitu suntuk dua tahun silam. Dalam artikelnya menyambut Ramadhan 1429 H, Gus Mus pernah menulis dalam sepenggal kalimatnya, ”Tanpa dihormati, Ramadhan sudah sangat terhormat. Dan ia, tak butuh penghormatan dari siapapun.” (Jawa Pos, 1/9/2008)<br /><br /><div style="text-align: justify;">Padahal jika mau berpikir jernih, mental orang beriman tidaklah ‘cengeng’. Orang beriman adalah pejuang yang memiliki mental baja sehingga tak gampang merengek dan meminta-minta. Justru ketika berpuasa, dengan lantang seorang mukmin berkata, ”Saya puasa. Kalau ente mau berjualan, berjualanlah sesukamu dengan membuka warungmu lebar-lebar. Bahkan kalau perlu, wahai engkau para pekerja malam! Datanglah padaku lima kali sehari. Tapi jangan kecewa jika keberadaanmu itu sama sekali tak menggangguku, karena aku sedang menjalankan ibadah kepada Tuhanku.”<br /><br />Begitulah cara orang-orang dalam menyambut Ramadhan. Dan Muhammad dalam sepenggal kisah di atas, adalah “pendosa” yang menyambut datangnya Ramadhan tidak dengan melakukan hal-hal yang berada di luar dirinya. Muhammad melihat ke dalam dirinya sendiri sebelum kemudian melakukan perubahan total sebagai seorang manusia. Ia tanggalkan baju kesalahan untuk digantikan dengan pakaian taubat. Justru ketika ia menghidupkan segala sesuatu yang pernah mati dalam hatinya, keadaan itulah yang menyeretnya pada situasi mendapatkan pengampunan dari Tuhan semesta alam, sebagai pemangku dari seluruh kehidupan.<br /><br />***<br />Kehadiran Ramadhan tahun ini masih diwarnai kondisi bangsa yang carut marut oleh tragedi kemanusiaan yang tragis. Berbagai ketimpangan sosial terjadi di mana-mana. Krisis berkepanjangan telah menyeret bangsa ini pada titik nadir. Dari hari ke hari, negara ini semakin terseok dalam lubang hitam yang entah kapan berakhir. Dalam konteks inilah, Ramadhan adalah momentum yang tepat bagi seluruh elemen bangsa untuk melakukan reinstropeksi terhadap pola keberagamaannya dalam konteks yang lebih manusiawi.<br /><br />Salah satu keutamaan Ramadhan adalah diwajibkannya puasa sebagai upaya agar manusia menjadi bertaqwa (QS. 2:183). Sebagai sebuah ibadah, puasa memang memiliki kelebihan tersendiri jika dibandingkan dengan ibadah lainnya. Disamping mengajarkan kepada pelakunya untuk mampu mengendalikan diri dan memiliki empati terhadap sesama, puasa adalah ibadah rahasia yang hanya diketahui oleh Tuhan dan pelaku puasa. Saking eksklusifnya puasa, Tuhan berfirman dalam sebuah Hadits Qudsi, “Semua amal perbuatan anak adam adalah untuk dirinya sendiri, kecuali puasa. Puasa adalah untukKu, dan Aku sendiri yang akan membalasNya.” Lihatlah betapa romantisnya Tuhan dalam memperlakukan puasa. Dia, yang segala hamparan kehidupan langit dan bumi tergenggam di tanganNya seolah-olah membutuhkan puasa hambanya, sehingga Dia sendiri berjanji yang akan membalasnya.<br /><br />Puasa memang memiliki fungsi sosial yang jelas dalam kehidupan. Namun dalam prakteknya, dibutuhkan pemahaman yang konkrit agar manusia tidak terjebak pada kesalahan berpikir dengan meletakkan puasa sebagai tujuan. Tak dimungkiri, selama ini dalam memahami keberagamaan, banyak manusia gampang terjebak dengan meletakkan wasilah (alat, sarana) sebagai ghayah (tujuan). Ketika puasa dipahami sebagai ghayah, maka puasa akan berhenti sebagai hanya kegiatan menahan makan dan minum tanpa memiliki efek nyata dalam kehidupan.<br /><br />Padahal, puasa hanyalah alat. Ia adalah input dari hardware yang bernama manusia. Outputnya adalah pribadi yang bertaqwa. Predikat taqwa bukanlah sesuatu yang digapai dengan menjalankan ibadah puasa sebulan penuh, dengan amalan-amalan sunnah secara formal tanpa ada kaitannya dengan kehidupan. Justru aktualisasi Idul Fitri adalah manusia pasca Ramadhan yang sanggup menjalani kehidupan ini dengan mengaktualisasikan nilai-nilai Ramadhan setahun sesudahnya.<br /><br />Disinilah, harus ada pemaknaan serius dalam menjalankan ibadah puasa, agar manusia tidak terjebak pada rutinitas budaya setiap kali Ramadhan tiba. Bagaimanapun, puasa itu –sebagaimana arti katanya- adalah kesanggupan untuk menahan diri. Tak hanya dari sesuatu yang membatalkan puasa, tapi juga dari sesuatu yang membuat manusia kehilangan diri dan sisi kemanusiaan. Menahan diri untuk tidak menyakiti orang lain, menahan diri untuk tidak mengambil dan mengurangi hak orang lain, menahan diri untuk tidak merasa benar sendiri, dan lain sebagainya. Bagaimanan dengan puasa yang sudah kita lakukan?<br /><br />Selamat Menjalankan Ibadah Puasa. (*) </div></div></div></div></div></div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/04035102490442986057noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4433737891646361769.post-20422441954284448052017-05-21T19:50:00.003+07:002017-05-21T20:28:17.353+07:00Puasa, Setan, dan Gempa<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://3.bp.blogspot.com/-2ADFbUVTkV0/WSGM8wd9LgI/AAAAAAAAK7s/IqDvxYcxAjY0bOeOp26RDOgMUuLXqCwxgCLcB/s1600/10390450_702079929854090_362494099768589328_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="Puasa, Setan, Gempa" border="0" height="466" src="https://3.bp.blogspot.com/-2ADFbUVTkV0/WSGM8wd9LgI/AAAAAAAAK7s/IqDvxYcxAjY0bOeOp26RDOgMUuLXqCwxgCLcB/s640/10390450_702079929854090_362494099768589328_n.jpg" title="Cak Nun" width="640" /></a></div><div style="text-align: justify;">PUASA itu melatih "tidak" karena kehidupan sehari-hari kita adalah melampiaskan "ya". Sekurang- kurangnya mengendalikan "ya". Mental manusia lebih berpihak pada pelampiaskan" dibanding "mengendalikan". Padahal, keselamatan peradaban, keindahan kebudayaan,tata kelola manajemen, kepengurusan negara dan kemasyarakatan lebih mengacu pada pengendalian daripada pelampiasan. Bahkan idiom "kemerdekaan" kita selama ini sedemikian tidak terkontrol sehingga identik dengan "pelampiasan".<br /><br />Maka Ramadan menjadi sangat penting untuk melatih "tidak" itu. Bukan hanya tak makan tak minum tak banyak omong dan lain sebagainya, tapi juga berbagai macam "tidak" yang lain coba dilatihkan selama bulan Ramadan. Termasuk "tidak" ribut, riuh rendah, gebyar-gemebyar, melonjak-lonjak, berjoget-joget. Puasa mungkin juga merupakan perjalanan memasuki kesunyian, menghayatinya, merenunginya, kemudian menemukan nikmatnya.<br /><br />Dunia dan Indonesia sudah selalu ribut, dan begitu memasuki Ramadan: semakin ribut keadaan. Modal keuangan dan alat perniagaan yang membuat apa saja menjadi komoditas semakin jadi pengeras suara dari keributan itu. Penderitaan diributkan bukan oleh orang-orang yang menderita, tetapi oleh saudagar-saudagar penderitaan yang menjualnya sana sini dengan keributan statement, opini, dan asumsi, sambil menempuh strategi jangan sampai ada solusi. Jakarta ribut ingin menyulap dirinya menjadi Singapura yang metropolitan.<br /><br />Bagi yang memasuki Ramadan dengan mencoba menyelinap memasuki bilik "swaraning asepi" atau dunia "kasyful hijab",mungkin mereka mulai belajar membuka telinga batin sehingga terdengar suara-suara setan dan Iblis.Kalau suara Allah, para rasul dan nabi, atau auliya-anggaplah kita kurang cukup bersih untuk bersentuhan dengan frekuensi itu. Mendengar suara setan saja alhamdulillah rasanya.<br /><br />Suara setan beberapa waktu yang lalu yang saya dengar adalah ketika ada pentas monolog teater yang berjudul "Mencari Tuhan". Setan itu dengan beberapa rekannya tertawa terkekeh-kekeh terguncang- guncang bahkan sampai badannya terguling-guling.<br /><br />Salah satu setan bilang: "Kasihaaan deh lu Tuhan... Ratusan abad Kau ciptakan mereka, memasuki abad ke 21 sejak lahirnya Isa Nabi-Mu, dan entah berapa ratus abad yang lalu kau angkat manusia sebagai khalifah-Mu, mandataris- Mu di bumi sejak Adam yang ilmu ekogenetika manusia sudah membuktikannya bahwa ia manusia pertama: Tiba-tiba hari ini mereka memberi pernyataan bahwa mereka sedang mencari-Mu... Lha selama ini Tuhan ke mana kok sampai dicari-cari oleh mandatarisnya sendiri?<br /><br />Lha para mandataris yang hebat-hebat itu selama ini ngeloyor ke mana saja kok baru sekarang mencari Tuhan? Lho setelah 100 abad menjadi mandataris kok baru mencari siapa dan di mana Sang Pemberi Mandatnya?..." Komunitas setan belang bangsat itu tertawa terkekeh-kekeh terguncang- guncang sampai basah seluruh badannya oleh lelehan air mata.<br /><br />Menjelang hari pertama Ramadan ini saya mendengar rombongan setan itu sengaja lewat-lewat di sekitar saya dan ngomong aneh-aneh seperti itu. "Puasa kok suasananya lebih ribut dibanding tidak puasa. Puasa cap apa itu. Wong namanya saja puasa kok ribut. Anggaran belanja makanan minuman keluarga-keluarga kaum pelaku puasa malah lebih meningkat dibanding hari-hari tak puasa. Puasa kok meningkat cengengesannya, ribut jualan kue puasa, jajan puasa, kado puasa, lawakan puasa, ustadz puasa, album puasa, mebel puasa, soto rawon puasa, kolak getuk puasa..."<br /><br />Dan ketika gempa mengguncang Bengkulu, Jambi, Padang, punggung bawah Pulau Sumatera -kejadian yang dulu diramalkan sudah seharusnya terjadi sekitar setahun lalu- Setan itu langsung nyerocos lagi: "Gempa datang untuk mencoba melawan ributnya suara Ramadan, komoditas Ramadan, industri Ramadan, eksistensi dan vokalisme taushiyah Ramadhan...<br /><br />Tapi berani taruhan bahwa gempa yang diizinkan Tuhan untuk terjadi di malam pertama memasuki Ramadan itu tak akan mampu mengalahkan riuh rendahnya budaya industri Ramadan!" Setan lain bereaksi: "Bukankah itu mencerminkan suksesnya misi-visi kita kaum setan atas kehidupan manusia?" Setan yang pertama menjawab: "Untuk melakukan keributan-keributan perusak kekhusyukan Ramadan, bulan privatnya Allah itu, umat manusia tidak memerlukan pengaruh atau provokasi kita para setan. Mohon kita akui dengan kebesaran jiwa bahwa kecerdasan manusia untuk mengotori hidupnya sendiri sudah jauh melebihi target maksimal nenek moyang kita para setan dahulu kala untuk merusak hidup manusia."<br /><br />Setan yang ketiga menimpali: "Manusia itu tolol. Untuk tidak mencuri dan mabuk mereka butuh kitab suci Allah, tak bisa mereka temukan sendiri dengan nurani dan akal sehatnya. Untuk tidak korupsi dan menindas rakyat mereka butuh konstitusi dan hukum formal. Itu pun belum tentu mereka patuhi. Jadi untuk menghancurkan peradaban manusia, sama sekali tidak diperlukan setan dan Iblis. Mereka sudah matang dan dewasa dan canggih menjalankan sistem dan budaya penghancur kehidupan anak cucu mereka sendiri.<br /><br />Meski Tuhan mengizinkan ada tsunami terjadi dan sepadan dengan tsunami di zaman Nabi Nuh dan Firaun, meskipun gunung-gunung diledakkan, meskipun gempa disebar, meskipun tanah bumi diretak-retakkan: manusia sudah telanjur tidak memiliki alat di dalam diri dan sistem kebersamaannya untuk belajar dari bencana-bencana itu. Setiap bencana hanya melahirkan tiga bersaudara: politisasi bencana, komodifikasi bencana, dan wisata bencana... Mereka sesungguhnya tidak mengerti Ramadan..."<br /><br />Saya termangu-mangu dan menjadi ragu sendiri: Itu semua kata-kata setan atau malaikat atau isyarat dari Tuhan sendiri?<br /><br />EMHA AINUN NADJIB<br />(Puasa, Setan, dan Gempa. Jumat, 14 September 2007)</div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/04035102490442986057noreply@blogger.com0