SESUNGGUHNYA, untuk jujur itu gampang dan murah. Untuk jujur, anda tak perlu bikin surat pernyataan bahwa Anda jujur. Tak perlu tanda tangan untuk sebuah pakta kejujuran, apalagi sampai harus mendatangkan petugas kepolisian hanya untuk supaya bisa berlaku jujur. Untuk jujur, kuncinya hanya satu, ya jangan berbohong. Tapi di negeri ini, untuk hanya supaya jujur ternyata membutuhkan biaya yang berlipat-lipat.
Anda tentu masih ingat, setiap menjelang pelaksanaan Ujian Nasional, banyak upaya dilakukan agar ujian bisa dilakukan dengan jujur dan transparan. Tengok misalnya pembuatan soal yang terus diperbaharui sistemnya dari tahun ke tahun. Dari dua bentuk model soal hingga sekarang ini yang sedang berlangsung adalah 20 model soal dengan system barcode. Bukankah hal itu dilakukan hanya agar para pelakunya terdorong untuk berlaku jujur. Dan berapakah uang yang harus dikeluarkan untuk kegiatan itu. Belum lagi jika harus ada pertemuan pemangku pendidikan untuk hanya sekedar tanda tangan pakta kejujuran, tanda tangan surat pernyataan melaksanakan ujian dengan jujur, bahkan melibatkan aparat kepolisian hanya agar berlaku jujur.
Dari semua hal yang sudah dilakukan itu. Hasilya yang nampak di permukaan adalah berita seperti ini:
Berita diatas mungkin hanya mungkin secuil dari yang tampak di permukaan. Jika Anda seorang peneliti, cobalah melakukan riset apa sebetulnya yang terjadi di sekolah ketika pelaksanaan Ujian Nasional berlangsung. Pesan saya, jangan kaget ketika hasil yang Anda peroleh, ternyata sama sekali berada di luar yang anda perkirakan.
Untuk jujur itu gampang. Yang tidak gampang adalah, apakah Anda tetap bersedia jujur atau tidak, ketika kehidupan di sekitar Anda memaksa untuk tidak jujur. Ketika lautan kehidupan tempat Anda berenang adalah air comberan yang dipenuhi sampah-sampah.[]
Anda tentu masih ingat, setiap menjelang pelaksanaan Ujian Nasional, banyak upaya dilakukan agar ujian bisa dilakukan dengan jujur dan transparan. Tengok misalnya pembuatan soal yang terus diperbaharui sistemnya dari tahun ke tahun. Dari dua bentuk model soal hingga sekarang ini yang sedang berlangsung adalah 20 model soal dengan system barcode. Bukankah hal itu dilakukan hanya agar para pelakunya terdorong untuk berlaku jujur. Dan berapakah uang yang harus dikeluarkan untuk kegiatan itu. Belum lagi jika harus ada pertemuan pemangku pendidikan untuk hanya sekedar tanda tangan pakta kejujuran, tanda tangan surat pernyataan melaksanakan ujian dengan jujur, bahkan melibatkan aparat kepolisian hanya agar berlaku jujur.
Dari semua hal yang sudah dilakukan itu. Hasilya yang nampak di permukaan adalah berita seperti ini:
Kunci jawaban Ujian Nasional beredar di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Di antaranya, di SMA Negeri 1 Puri. "Kunci jawaban sudah beredar sejak hari pertama ujian," kata sumber Tempo, Rabu, 17 April 2013. Menurut sumber tersebut, modus peredaran kunci jawaban unas di Mojokerto tergolong canggih. Selain ada koordinator yang mengaturnya, juga menggunakan sandi khusus dengan sebutan jendral atau sub jenderal.
Kunci jawaban unas beredar di kelas 12 IPS 3. Koordinatornya adalah Fh dan Dn. Kunci jawaban juga beredar di kelas 12 IPS 4 dengan koordinator Fr. Tiap-tiap kelas ada tiga koordinator yang tugasnya menerima atau mengedarkan kunci jawaban tersebut. Adapun untuk kelas 12 IPS 1 dikoordinatori oleh De.
Tempo berhasil mendapatkan kunci jawaban yang diduga asli. Ada dua bukti kunci jawaban yang diperoleh Tempo, yakni kunci jawaban untuk mata pelajaran Matematika dan IPS. Pada kunci jawaban ada tanda untuk mengecek kebenarannya.
Pada kunci jawaban yang beredar tersebut ada cuplikan soal nomer satu serta nomer 33. Satu kunci jawaban lainnya ada cuplikan nomor 1, 3, dan nomor 6. Dengan cuplikan tersebut, siswa bisa mengetahui kunci yang dia peroleh itu benar atau tidak. Setiap pagi sebelum ujian berlangsung, siswa-siswa sudah berebut untuk mendapatkan kunci jawaban tersebut.
Sumber Tempo tersebut juga menyebutkan bahwa kunci jawaban diperoleh dari SMA Negeri Soko, Mojokerto. Bahkan seminggu sebelum ujian, sudah berembus informasi akan ada kunci jawaban soal unas. Harganya mencapai Rp 15 juta.
Wakil Kepala SMA Negeri 1 Puri Slamet belum bisa dimintai konfirmasi. Teleponnya tidak diangkat meski beberapa kali dihubungi Tempo.
Berita diatas mungkin hanya mungkin secuil dari yang tampak di permukaan. Jika Anda seorang peneliti, cobalah melakukan riset apa sebetulnya yang terjadi di sekolah ketika pelaksanaan Ujian Nasional berlangsung. Pesan saya, jangan kaget ketika hasil yang Anda peroleh, ternyata sama sekali berada di luar yang anda perkirakan.
Untuk jujur itu gampang. Yang tidak gampang adalah, apakah Anda tetap bersedia jujur atau tidak, ketika kehidupan di sekitar Anda memaksa untuk tidak jujur. Ketika lautan kehidupan tempat Anda berenang adalah air comberan yang dipenuhi sampah-sampah.[]
15 Juta untuk Sebuah Kunci Jawaban UN
4/
5
Oleh
Admin
Untuk menyisipkan kode pendek, gunakan <i rel="code"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan kode panjang, gunakan <i rel="pre"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan <i rel="image"> ... URL GAMBAR ... </i>