• Home
  • About
  • Hubungi Kami
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Menu

Pejalan Sunyi

iklan banner
  • Home
  • Daftar Isi
  • News
  • Inspirasi
  • Seputar Guru
    • Regulasi Pendidikan
    • Perangkat Pembelajaran
    • Media Pembelajaran
    • Guru Menulis
    • Sertifikasi Guru
    • Pendataan Pendidikan
  • Tips & Trik
  • Budaya
    • Opini
    • Esai
    • Resensi Buku
    • Cerpen
    • Puisi
    • Anekdot
  • Maiyah
    • Tentang Maiyah
    • Kolom Mbah Nun
    • Kolom Jamaah Maiyah
    • Reportase Maiyah
  • Literasi
  • Download
  • Kirim Artikel

Artikel Populer

  • Daftar Penerima Tunjangan Khusus Daerah Terpencil (Dikdas SD-SMP) Tahun 2013
  • MENELISIK FUNGSI GADGET DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
  • Aku Pingsan disambar Geledek
  • Mengembalikan Akhirat Sebagai Makanan Utama, Dunia sekedar Lauknya

Inspirasi

  • Pangdam IM Mayjen TNI Moch. Fachrudin Beri Beasiswa Kepada Bocah Penemu Energi Listrik
    Naufal Raziq sedang Berdiskusi dengan Pangdam IM Mayjen...
    Jun 03 2017 | Read more
  • #64TahunCakNun, Imam Bangsa
    “Ndhek dunyo iki alah mek sedhiluk rek, berjuang terus ndak masalah....
    May 27 2017 | Read more
  • Tak Hanya Isi Beha yang Bikin 'Telan Ludah', Omset Jual Beha juga Mampu Membuat Mata Terpana
    NAMA aslinya Agung Prasetyo, lebih dikenal dengan sebutan Agung BH...
    May 25 2017 | Read more
  • Kisah Khamim, Pemuda Asal Pekalongan Yang Naik Haji Dengan Jalan Kaki
    pejalansunyi.id | NAIK haji dengan jalan kaki. Siapapun yang mendengar...
    May 25 2017 | Read more
  • Angkot Pustaka: Upaya Menggiatkan Literasi di sela Mengais Sebutir Nasi
    Pejalansunyi.id | BAGI insan pendidikan, bulan mei tak mungkin...
    May 08 2017 | Read more

Pengunjung

Free counters!
top personal sites
top personal sites
Home / Kolom Cak Nun / Distribusi dan Rezeki

Thursday, January 31, 2013

Distribusi dan Rezeki

Salah satu kalangan yang menjadi sahabat-sahabat hidup saya adalah para sopir taksi. Ada ratusan, atau bahkan mungkin ribuan sopir taksi diberbagai daerah, yang selalu saya sempatkan mengobrol dengan mereka—meskipun otak saya sudah cukup pikun untuk mengingat-ingat siapa saja nama mereka.

Setiap orang akan bahagia kalau kita mengingat dan menyebut namanya. Tapi karena keterbatasan daya ingat saya, maka saya memakai pedoman bahwa yang penting saya menghormati mereka sebagai manusia. Orang-orang itu mengajarkan kepada kita bahwa seseorang tidak menjadi terhormat karena ia seorang direktur atau menteri, serta tidak menjadi rendah karena ia seorang sopir, satpam atau tukang angkut barang. Kehormatan seseorang terletak pada bagaimana ia menyikapi posisinya, bagaimana ia berperilaku pada fungsinya. Di depan pintu sorga tidak ada antrean di mana para kepala negara dan kiai ada di rombongan terdepan sementara tukang cukur dan penjual bakso ada di ekor barisan.

Ukuran kemuliaan dan kehormatan terletak pada "direktur yang bagaimana" dan "satpam atau sopir yang bagaimana". Sopir yang tertib, disiplin, sopan dan jujur lebih terhormat dibanding juragannya kalau ia merendahkan atau tidak nguwongke sopirnya. Wong cilik di pelosok dusun yang jujur kepada alam dan manusia sesamanya, lebih mulia dibanding Raja di singgasana yang korup dan menindas rakyatnya. Manusia yang paling beruntung adalah kalau ia punya jabatan tinggi sekaligus memiliki kesantunan dan kearifan kepada bawah-bawahannya. Dan manusia yang paling sial adalah kalau sebagai seorang kuli ia suka tidak jujur dalam pekerjaannya.

Jadi, ada ukuran dunia, ada ukuran akhirat. Ada mata pandang manusia, ada mripat Allah. Terserah kepada masing-masing manusia apakah akan lebih mempedomani dunia dan penglihatan manusia ataukah berpihak pada penilaian Tuhan. Lebih baik orang memilih jadi orang kecil tapi jujur dan mulia dibanding jadi orang besar namun culas. Akan tetapi lebih baik lagi kalau kita memilih jadi wong pangkat [orang berkedudukan, priyayi] tapi jujur dan santun kepada siapa saja.

Maka sebagaimana para profesional yang lain, sebagaimana direktur, manager, ulama, dosen atau menteri—sopir taksi juga ada yang baik dan ada yang kurang baik. Ada yang menikmati pekerjaannya dan membanggakan jasa angkutannya karena bermanfaat bagi sesama manusia, ada yang pikirannya selalu ngincim [mengancam] bagaimana dan kapan bisa menjebak penumpangnya.

Baca Juga

  • Puasa, Menuju Makan Sejati
  • Cak Nun: Reformasi 1998 Bukan Hanya Gagal, Tapi Juga Palsu
  • Puasa, Setan, dan Gempa
Ada yang cemas terus menerus sehingga mencari dan menempuh segala macam cara untuk membengkakkan pendapatannya, sementara ada juga yang lugu dan percaya kepada distribusi rejeki yang berada di tangan Tuhan.

Yang pertama mungkin berpikir begini, "Cari uang haram saja susah, apalagi cari uang halal. Rejeki tidak seratus persen ada di tangan Tuhan, melainkan di tangan konglomerat, di tangan para Boss, pemilik modal dan alat produksi. Maka kita harus bersikap konkret dan rasional: segala peluang rejeki harus diambil secepatnya." Mungkin dengan cara memanipulasi argo, merundingkan dengan penumpang agar tarikan ini borongan saja tanpa menghidupkan argometer, atau dengan cara memutar-mutarkan rute perjalanan, serta cara-cara yang lain.

Adapun yang kedua percaya bahwa disamping mekanisme ekonomi struktural, tetap berlangsung juga pembagian rejeki yang datang langsung dari Tuhan. Asalkan kita jujur, maka nanti ada saja rejeki yang datang. Sebagai sopir taksi, kita tidak bisa memperhitungkan pasar dan lapangan seratus persen. Pagi-pagi buta kita bisa nyegat [mencegat] penumpang di sekitar terminal dan stasiun serta jalan-jalan stretegis lainnya—tapi siapakah yang merancang seseorang keluar dari rumahnya pada jam tertentu dan nanti ketemu dengan taksi tertentu? Sebagai sopir taksi kita berkeliling seharian sambil selalu membayangkan akan ada orang berdiri di tepi jalan melambaikan tangannya: tapi siapakah yang menentukan seseorang ada di tepi jalan itu pada detik ketika kita lewat membawa taksi? Jadi hanya do'a dan kepasrahan kepada Tuhan yang bisa membawa kita ke wilayah distribusi yang bersifat sangat spekulatif seperti itu.

Kedua macam pandangan ini punya kebenarannya masing-masing. Dan setiap sopir taksi berhak memilih yang mana.

Di Jakarta berpuluh-puluh kali saya ditipu sopir taksi dengan berbagai cara. Anehnya meskipun akhirnya saya tahu bahwa saya ditipu, saya membiarkannya. Hanya menjelang turun saya katakan sambil saya kasih sedikit bonus, "Pak, ada baiknya Bapak tidak meneruskan cara-cara seperti itu. Sebab kelihatannya Bapak bisa menguras uang saya, tapi jatah Bapak di hari-hari besok akan langsung masuk dompet saya, padahal saya tidak tahu bagaimana cara mencari Bapak untuk memberikan uang itu kembali...."

Biasanya dia tidak bisa langsung paham apa yang saya maksudkan, karena itu saya berdoa semoga ketidak pahaman itu nanti ia perangi menjelang tidur malam atau waktu bangun pagi.

Di atas semua itu, ada yang sering dilupakan manusia: bahwa rejeki itu tidak sama dan sebangun dengan uang. Mendapatkan uang belumtentu rejeki, mungkin itu awal musibah. Dan tidak mendapatkan uang belum tentu bernama tidak dapat rejeki, sebab kalau jiwa kita siap: itu bisa menjadi awal dari datangnya rejeki di saat berikutnya—meskipun tak harus berupa uang.[]

Emha Ainun Nadjib

Tweet

Related Posts

  • Martin Luther King dan Gus Dur PETA berpikir Amerika Serikat meletakkan almarhum Gusdur setataran dan se”wilayah jihad” dengan Martin Luth
  • GENERASI KEMPONG SALAH-SATU jenis kelemahan manusia adalah kecenderungan terlalu gampang percaya atau terlalu mudah tidak percaya. Mas
  • Konspirasi Semesta ANIS Matta Presiden baru PKS menolong bangsa Indonesia dengan menyatakan bahwa ada konspirasi global yang mengancam n
  • Nasionalisme Muhammad SESUNGGUHNYA setiap manusia harus bergerak ke tahap penyikapan dan posisi pasca nasionalisme. Siapapun ia, apapun n
  • Catatan Dari Patangpuluhan PATANGPULUHAN I: Rumah Kontrakan PATANGPULUHAN adalah salah satu kelurahan di Jogjakarta. Dulu dikenal RK Patang
  • NEGERI ORANG TERTAWA Berpengalaman Dijajah Saya berasal dari sebuah negeri yang penuh kehangatan hidup. Bakat utama bangsa saya ada
Distribusi dan Rezeki
4/ 5
Oleh Admin
Admin Pada Thursday, January 31, 2013 Komentar
Pejalan Sunyi

Tentang Pejalan Sunyi

Pejalan Sunyi berusaha berbagi apa saja yang bermanfaat. Jika menurut Anda, artikel dalam blog ini bermanfaat, silahkan dibagi, jangan lupa meletakkan link Distribusi dan Rezeki sebagai sumbernya. Tabik!.

Berlanggangan via Surel

Suka dengan artikel di atas? Silahkan berlangganan melalui email untuk mendapatkan artikel terbaru dari Pejalan Sunyi.

Untuk menyisipkan kode pendek, gunakan <i rel="code"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan kode panjang, gunakan <i rel="pre"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan <i rel="image"> ... URL GAMBAR ... </i>

Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)
  • Artikel Terbaru
  • Arsip Blog

Artikel Terbaru

  • MENELISIK FUNGSI GADGET DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
  • PERKEMBANGAN teknologi informasi dan komunikasi adalah ... read more
    Oct 12 2017
  • Kualitas Manusia Pasca Ramadan
  • SUASANA masih cenderung sepi ketika saya tiba di Menturo. ... read more
    Jun 25 2017
  • Tata Cara Pendaftaran Sertifikasi Guru Jalur Prestasi 2017
  • A. Persyaratan Peserta Sertifikasi Guru Guru di bawah ... read more
    Jun 18 2017
  • Pendaftaran Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2017 Jalur Prestasi
  • pejalasunyi.id - SERTIFIKASI adalah proses pemberian ... read more
    Jun 18 2017
  • Download PP No. 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 Tentang Guru
  • Peraturan Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2008 tentang Guru ... read more
    Jun 12 2017
  • TANYA JAWAB PKB - GURU PEMBELAJAR TAHUN 2017
  • 1. APA YANG DIMAKSUD DENGAN PENGEMBANGAN ... read more
    Jun 08 2017

    Arsip Blog

    • October (1)
    • June (14)
    • May (18)
    • April (2)
    • February (1)
    • January (1)
    • January (1)
    • November (1)
    • August (2)
    • July (2)
    • June (3)
    • May (13)
    • April (26)
    • March (30)
    • February (43)
    • January (50)
    • December (4)

    Resensi Buku

    BH, Emha Yang Gelisah, Emha Yang Bercerita
    Kiai Arief Hasan, Cermin Pengilon Dari Beratkulon
    Menyongsong Era Kecerdasan Baru: Totalitas Inteligensi
    Reformasi PT. Dengkulmu Mlicet
    Sisi Lain Sosok Muhammad SAW
    Tidak, Jibril Tidak Pensiun
    Merenungi Piwulang Kehidupan
    Change Your Soul, Change Your Life!
    MENGOPTIMALKAN KECERDASAN ANAK
    Hidup Sehat ala Saridin, Mati Serius ala Madura
    Guru Profesional Pembina Moral
    Kesadaran Mengambil Jarak

    Kategori

    Anekdot Berita Pendidikan Cerpen Download Esai Guru Menulis Inspirasi Kolom Kolom Cak Nun Kolom Jamaah Maiyah Literasi News Opini Pendataan Pendidikan Puisi Regulasi Reportase Maiyah Resensi Buku Sertifikasi Guru Tentang Maiyah Tips & Trik

    Followers

    Pejalansunyi.id berusaha berbagi informasi yang bermanfaat. Jika ada ide, kritik, atau saran, silahkan hubungi kami dengan kontak berikut. Salam!

    Name Email Address important Content important

    Reportase Maiyah

  • Kualitas Manusia Pasca Ramadan
  • SUASANA masih cenderung sepi ketika saya tiba di Menturo. ... read more
    Jun 25 2017
  • Sastra dan Tiga Gelombang
  • BISAKAH kitab suci disampaikan tanpa sastra? Adakah kalimat ... read more
    Aug 03 2013
  • Ngaji, Bershalawat, dan Bersyukur Bersama
  • TANGGAL 27 Mei 2013 malam Kiaikanjeng, Progress, dan Jamaah ... read more
    Jun 04 2013
  • Mukadimah Kenduri Cinta Mei 2013: “Sumpah Berbisik"
  • Atas nama kemakmuran para penguasa mengklaim keabsahan ... read more
    May 07 2013

    Contact Form

    Name

    Email *

    Message *

    Artikel Random

    Memuat...
    Copyright © 2025 Pejalan Sunyi
    Template by Arlina Design