• Home
  • About
  • Hubungi Kami
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Menu

Pejalan Sunyi

iklan banner
  • Home
  • Daftar Isi
  • News
  • Inspirasi
  • Seputar Guru
    • Regulasi Pendidikan
    • Perangkat Pembelajaran
    • Media Pembelajaran
    • Guru Menulis
    • Sertifikasi Guru
    • Pendataan Pendidikan
  • Tips & Trik
  • Budaya
    • Opini
    • Esai
    • Resensi Buku
    • Cerpen
    • Puisi
    • Anekdot
  • Maiyah
    • Tentang Maiyah
    • Kolom Mbah Nun
    • Kolom Jamaah Maiyah
    • Reportase Maiyah
  • Literasi
  • Download
  • Kirim Artikel

Artikel Populer

  • Tak Hanya Isi Beha yang Bikin 'Telan Ludah', Omset Jual Beha juga Mampu Membuat Mata Terpana
  • Maiyahan Harlah NU 2013: Atlas Walisongo
  • DOWNLOAD APLIKASI PENGOLAH NILAI IJAZAH SD
  • Perkiraan Turunnya Lailatul Qadar Berdasar Pengalaman Para Ulama Tashawuf
  • Pendaftaran Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2017 Jalur Prestasi
  • TANTANGAN PENDIDIKAN AGAMA DI SEKOLAH
  • Daftar Penerima Tunjangan Khusus Daerah Terpencil (Dikdas SD-SMP) Tahun 2013

Inspirasi

  • Pangdam IM Mayjen TNI Moch. Fachrudin Beri Beasiswa Kepada Bocah Penemu Energi Listrik
    Naufal Raziq sedang Berdiskusi dengan Pangdam IM Mayjen...
    Jun 03 2017 | Read more
  • #64TahunCakNun, Imam Bangsa
    “Ndhek dunyo iki alah mek sedhiluk rek, berjuang terus ndak masalah....
    May 27 2017 | Read more
  • Tak Hanya Isi Beha yang Bikin 'Telan Ludah', Omset Jual Beha juga Mampu Membuat Mata Terpana
    NAMA aslinya Agung Prasetyo, lebih dikenal dengan sebutan Agung BH...
    May 25 2017 | Read more
  • Kisah Khamim, Pemuda Asal Pekalongan Yang Naik Haji Dengan Jalan Kaki
    pejalansunyi.id | NAIK haji dengan jalan kaki. Siapapun yang mendengar...
    May 25 2017 | Read more
  • Angkot Pustaka: Upaya Menggiatkan Literasi di sela Mengais Sebutir Nasi
    Pejalansunyi.id | BAGI insan pendidikan, bulan mei tak mungkin...
    May 08 2017 | Read more

Pengunjung

Free counters!
top personal sites
top personal sites
Home / Kolom Cak Nun / Jalan Ke-7 Revolusi

Wednesday, February 13, 2013

Jalan Ke-7 Revolusi

Revolusi itu ekspresi transparan ketidaksetujuan total rakyat terhadap penguasa. Diselenggarakan dengan memaksa penguasa berhenti dan prinsip-prinsip manajemen bernegara diganti. Tetapi bangsa Indonesia tidak punya cukup kecenderungan dan "hobi" berevolusi, karena dua sebab. Pertama, kondisi dan posisi kelas menengah dan "perwakilan rakyat" tidak berkecenderungan atau bahkan berlawanan dengan revolusi. Kedua, karena rakyat sendiri sudah sangat revolusioner atas kehidupannya.

Wujud revolusi-diri rakyat Indonesia adalah ketangguhan dan kemandirian hidup. "Tidak patheken" siapa pun presidennya, bagaimanapun kelakuan pemerintahnya. Mereka terus kerja keras tanpa membebankan "nasionalisme" kepada pemerintahnya. Tidak bergantung pada "national plan of development", rakyat Indonesia terus maju bagaikan petinju slugger, tidak peduli berapa parah tikus got dan selebriti politik menggerogoti nasib mereka. Rakyat Indonesia terus melakukan "ground to pound" memukuli dan menaklukkan nasibnya sendiri-sendiri.

15 Januari 2013 lalu, Hariman Siregar tampil di TIM, Jakarta, mempersegar ingatan bangsa atas peran Malari 1974-nya. Bersama dengan Yayasan Kalimasada dan berbagai segmen aktivis mengarahkan acara itu ke "keharusan revolusi" untuk Indonesia menjelang 2014. Hadir Pak Try Sutrisno, Bang Buyung Nasution, Akbar Tandjung, dan banyak tokoh bangsa lain. Karena saya dipaksa ikut bicara, maka saya bikin "kunci": "Kalau 2014 nanti masih ada pilpres, maka pertemuan ini omong kosong."

Itu tidak exposed di media, sebab tugas media massa adalah menjaga ketenteraman dan kemuliaan hidup dengan cara memelihara kehidupan ini apa adanya, menghindarkan segala kemungkinan anarkisme dan perubahan yang tidak signifikan menurut posisi kepentingan mereka. Demikian juga, misalnya, tentang hari-hari terpenting reformasi, misalnya tanggal 11-21 Mei 1998, kita jaga bersama jangan sampai rakyat tahu apa saja yang sesungguhnya terjadi, siapa yang bikin lengser Soeharto, bagaimana plan seturunnya dia, berapa jumlah bom dan di mana saja dipasang untuk antisipasi "negara tidak boleh vacum kekuasaan" ketika posisi Soeharto sedang dinegosiasikan.

Kemudian seberapa jarak prinsipilnya dengan yang kemudian berlangsung sampai hari ini. Secara naluriah, rakyat juga tahu dusta reformasi, tapi itu tak membuat mereka bergeming dari ketangguhan dan kemandiriannya. Di tepi-tepi jalan, orang-orang kecil mengerti bahwa 1998 adalah revolusi kecil dari "merampok sendirian" menuju "merampok bareng". Idiom ludruk memelesetkan "kapal keruk taline kenceng, Wak Jan ngantuk pe ne nga***" menjadi "kapal keruk taline kenceng, reformasi dancuk malinge nemen".

***

Dimuliakan Tuhanlah di bumi maupun di surga para patriot bangsa yang siap menghibahkan hidupnya untuk revolusi bangsa menuju keadilan dan kesejahteraan bersama. Bingkai besar di benak kaum revolusioner itu adalah "merajut kembali Nusantara".

Tetapi memang perlu waktu untuk penelitian objektif dan diskusi expert maupun publik untuk memastikan bangsa Indonesia ini: 1. Bangsa garuda ataukah bangsa emprit, 2. Bangsa besar ataukah bangsa kerdil, 3. Bangsa merdeka atau bangsa jajahan, 4. Bangsa anak turun Atlantis, Bahureksa Sunda Land, ataukah hibrida gagal produk, bangsa yang pendekarnya mampu menangkap petir tapi kalah melawan satpam VOC?

Kalau melihat kondisi objektif NKRI: 1. Kinerja pemerintah dan mental pejabatnya, 2. Filosofi kebangsaan dan konstitusi kenegaraannya, 3. Semakin terkikisnya martabat dan harga diri bangsa dan manusia Indonesia, 4. Tidak berlakunya akal sehat dan rendahnya moral pengelolaan negara yg sampai ke tingkat hina, 5. Terlalu banyaknya harta benda rakyat dan negara yg dirampok oleh kekuatan asing dan dimalingi oleh pengurus-pengurusnya sendiri --maka urgensi revolusi adalah 100%.

Baca Juga

  • Puasa, Setan, dan Gempa
  • Puasa, Menuju Makan Sejati
  • Cak Nun: Reformasi 1998 Bukan Hanya Gagal, Tapi Juga Palsu
Kan, gunanya orang bikin negara itu untuk memastikan bahwa tiga hal, yakni harta benda, martabat, dan nyawa, aman pada rakyat. Tapi, kalau melihat, 1. Kualitas dan fakta-fakta politik ketidakberpihakan kelas menengah kepada rakyat, 2. Tingginya tingkat ketanggungan rakyat atas hidupnya, yang sekaligus merupakan tingginya kerapuhan mereka sebagai rakyat suatu negara, 3. Subhat ideologi dan nasionalisme kaum aktivis di berbagai level dan segmen, 4. Mustahilnya lahir kepimimpinan nasional yang sejati melaui pintu sistem dan undang-undang perpolitikan yg ada sekarang --maka kans terjadinya revolusi insya Allah di bawah 10%.

Dan aslinya, semakin merambah dan menguatnya atmosfer psikologi "kedengkian nasional" (yang merupakan dasar dan rujukan utama semua inisiatif pemetaan nasional di bidang apa pun): sesungguhnya takkan ada pemimpin revolusi yang diterima dan diakui, kecuali di sejumlah kantong sosio-politik yang merancap bersama pemimpin revolusi subjektifnya masing-masing.

Tetapi, kalau melihat potensi watak revolusioner-radikal-anarkisnya bangsa Indonesia, sesungguhnya revolusi sangat tinggi kemungkinannya.

Tangguhnya kehidupan rakyat, ngawur-nya para pemimpin, beribu perilaku nekat dalam berbagai bentuk, bidang, dan ranah nilai --menunjukkan bahwa bangsa Indonesia selalu siap tidak hanya untuk menghancurkan kebobrokan, melainkan juga lebih siap lagi untuk membiarkan kebobrokan.

Saking hebatnya bangsa kita, insya Allah mereka juga siap bahkan untuk kehilangan negara atau untuk terpecah menjadi sekian belas negara bagian. Bangsa Indonesia sudah belasan abad makan asam garam sejarah, sehingga mereka bisa tenang-tenang saja kalau suatu saat benar-benar menjadi bangsa dan negara setan. Sebaliknya, mereka tidak kagum, tidak kaget, bahkan memiliki kefasihan, serban, jilbab, tasbih, warna hitam-hitam di jidat --untuk menjadi negara malaikat. Atau negara hibrida baru komposisi harmonis antara setan dan malaikat.

***

Terserah mau revolusi karena alasan harta benda dicuri habis-habisan atau makin sirnanya martabat dan harga diri bangsa serta manusia Indonesia hingga terpuruk sampai ke kerendahan dan kehinaan yg amat memalukan di mata dunia, atau murni karena alasan perjuangan moral.

Kalau "iseng-iseng" mau revolusi, ada sekurang-kurangnya tujuh (7) jalan. Pertama, Mahkamah Konstitusi bisa nyicil revolusi dengan menganulir sejumlah pasal konstitusi dan undang-undang yang antirakyat dan mengkhianati prinsip nasionalisme serta membatalkan keabsahan presiden dan pemerintahnya.

Kedua, Presiden SBY melakukan tindakan revolusioner mengacu pada Hayam Wuruk yang membatasi diri sebagai kepala kerajaan/negara dan menyerahkan sepenuhnya urusan pemerintahan kepada Perdana Menteri Gadjah Mada. SBY bisa bikin Dewan Negara sebelum 2014 untuk merevolusi kekeliruan mendasar kehidupan NKRI.

Ketiga, sesungguhnya alat produksi sejarah yang primer berada di genggaman tangan media massa, karena merekalah yang punya kemampuan primer untuk menentukan "nasib" setiap langkah pelaku dan peristiwa sejarah. Di langit ada "Lauhul Mahfud", di bumi ada media massa. Maka, rakyat Indonesia bisa memasrahkan nasib mereka pada tokoh-tokoh pers nasional untuk direvolusi seradikal mungkin menuju Indonesia baru yang adil makmur dan disukai Tuhan.

Keempat, pengumpulan tanda tangan dan ragam gerakan di berbagai lapisan dan wilayah untuk mosi tidak percaya kepada pemerintah dan sejumlah hal lain NKRI. Boikot total atas Pemilu 2014. Kelima, santet massal, "no love qishas" di "leher" NKRI atau bunuh diri nasional. Keenam, sehubungan dengan gerakan 15 Januari 2013 "Revolusi yang kita perlukan", kenapa tidak kita daulat Hariman Siregar untuk tampil kembali. Di acara itu, sampai serak saya berteriak: "Hariman is back to the street of revolution. Turun ke jalan dan tidak akan beranjak dari tanah pijakan di jalan itu sebelum cita-cita revolusi tercapai."

Atau jalan ke-7: ya, sudah, gini-gini aja, Gangnam Style, Tukang Bubur Naik Haji, menteri ngepel bandara, Thariqat ar-Ruhuth Batughaniyah, mengulum arang panas mulut mengeluh "Anaaas, anaas". No, ah!... Gini-gini ajalah. Gitu saja kok repot. Toh, kita sudah terlatih untuk tidak jujur satu sama lain.

Oleh: Emha Ainun Nadjib, Budayawan
Majalah Gatra Edisi 13 / XIX 6 Peb 2013

Tweet

Related Posts

  • MADUBRONTO Siapa Madubronto? Adalah R Wedana Madubronto, seorang kerabat Kraton Jogjakarta yang menjadi guru Nyi Tjondrolukito,
  • Surat Kepada Kanjeng Nabi UMAT Islam di muka bumi, dari abad ke abad, dari era ke era, serta dari periode kehidupannya, telah ribuan kali atau b
  • Di Zawiyyah Sebuah Masjid SESUDAH shalat malam bersama, beberapa santri yang besok pagi diperkenankan pulang kembali ke tengah masyarakatnya, d
  • TUHAN TIDAK MURKA SEANDAINYA skala waktu kehidupan ini hanya dunia, seandainya hidup kita ini sekedar sepanjang jatah usia kita, maka y
  • "Valentine Day" Islami JUDUL ini harus dikasih tanda petik di awal dan akhir, karena sesungguhnya itu istilah ngawur dari sudut apapun ke
  • KIAI KOCAR KACIR SEORANG berbadan hitam dan berkumis dari Bangkalan, Madura menemui saya di Jakarta, hanya untuk membawa sat
Jalan Ke-7 Revolusi
4/ 5
Oleh Admin
Admin Pada Wednesday, February 13, 2013 Komentar
Pejalan Sunyi

Tentang Pejalan Sunyi

Pejalan Sunyi berusaha berbagi apa saja yang bermanfaat. Jika menurut Anda, artikel dalam blog ini bermanfaat, silahkan dibagi, jangan lupa meletakkan link Jalan Ke-7 Revolusi sebagai sumbernya. Tabik!.

Berlanggangan via Surel

Suka dengan artikel di atas? Silahkan berlangganan melalui email untuk mendapatkan artikel terbaru dari Pejalan Sunyi.

Untuk menyisipkan kode pendek, gunakan <i rel="code"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan kode panjang, gunakan <i rel="pre"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan <i rel="image"> ... URL GAMBAR ... </i>

Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)
  • Artikel Terbaru
  • Arsip Blog

Artikel Terbaru

  • MENELISIK FUNGSI GADGET DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
  • PERKEMBANGAN teknologi informasi dan komunikasi adalah ... read more
    Oct 12 2017
  • Kualitas Manusia Pasca Ramadan
  • SUASANA masih cenderung sepi ketika saya tiba di Menturo. ... read more
    Jun 25 2017
  • Tata Cara Pendaftaran Sertifikasi Guru Jalur Prestasi 2017
  • A. Persyaratan Peserta Sertifikasi Guru Guru di bawah ... read more
    Jun 18 2017
  • Pendaftaran Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2017 Jalur Prestasi
  • pejalasunyi.id - SERTIFIKASI adalah proses pemberian ... read more
    Jun 18 2017
  • Download PP No. 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 Tentang Guru
  • Peraturan Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2008 tentang Guru ... read more
    Jun 12 2017
  • TANYA JAWAB PKB - GURU PEMBELAJAR TAHUN 2017
  • 1. APA YANG DIMAKSUD DENGAN PENGEMBANGAN ... read more
    Jun 08 2017

    Arsip Blog

    • October (1)
    • June (14)
    • May (18)
    • April (2)
    • February (1)
    • January (1)
    • January (1)
    • November (1)
    • August (2)
    • July (2)
    • June (3)
    • May (13)
    • April (26)
    • March (30)
    • February (43)
    • January (50)
    • December (4)

    Resensi Buku

    BH, Emha Yang Gelisah, Emha Yang Bercerita
    Kiai Arief Hasan, Cermin Pengilon Dari Beratkulon
    Menyongsong Era Kecerdasan Baru: Totalitas Inteligensi
    Reformasi PT. Dengkulmu Mlicet
    Sisi Lain Sosok Muhammad SAW
    Tidak, Jibril Tidak Pensiun
    Merenungi Piwulang Kehidupan
    Change Your Soul, Change Your Life!
    MENGOPTIMALKAN KECERDASAN ANAK
    Hidup Sehat ala Saridin, Mati Serius ala Madura
    Guru Profesional Pembina Moral
    Kesadaran Mengambil Jarak

    Kategori

    Anekdot Berita Pendidikan Cerpen Download Esai Guru Menulis Inspirasi Kolom Kolom Cak Nun Kolom Jamaah Maiyah Literasi News Opini Pendataan Pendidikan Puisi Regulasi Reportase Maiyah Resensi Buku Sertifikasi Guru Tentang Maiyah Tips & Trik

    Followers

    Pejalansunyi.id berusaha berbagi informasi yang bermanfaat. Jika ada ide, kritik, atau saran, silahkan hubungi kami dengan kontak berikut. Salam!

    Name Email Address important Content important

    Reportase Maiyah

  • Kualitas Manusia Pasca Ramadan
  • SUASANA masih cenderung sepi ketika saya tiba di Menturo. ... read more
    Jun 25 2017
  • Sastra dan Tiga Gelombang
  • BISAKAH kitab suci disampaikan tanpa sastra? Adakah kalimat ... read more
    Aug 03 2013
  • Ngaji, Bershalawat, dan Bersyukur Bersama
  • TANGGAL 27 Mei 2013 malam Kiaikanjeng, Progress, dan Jamaah ... read more
    Jun 04 2013
  • Mukadimah Kenduri Cinta Mei 2013: “Sumpah Berbisik"
  • Atas nama kemakmuran para penguasa mengklaim keabsahan ... read more
    May 07 2013

    Contact Form

    Name

    Email *

    Message *

    Artikel Random

    Memuat...
    Copyright © 2025 Pejalan Sunyi
    Template by Arlina Design